Sleep Paralysis: Gangguan Tidur yang Mengakibatkan Tidak Dapat Bergerak

Adakah dari kalian merasakan tidak bisa bergerak saat tidur? Atau merasa sedang ada yang menahan untuk tidak bergerak? Jika pernah mengalaminya berarti kamu sedang mengalami sleep paralysis atau yang sering disebut masyarakat kita sebagai ketindihan. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai sleep paralysis, mari simak penjelasan berikut ini.

Advertisement

Apa itu sleep paralysis?

Sleep paralysis merupakan salah satu gangguan tidur, kondisi di mana seseorang memiliki kesadaran saat tidur tetapi tidak dapat menggerakkan tubuhnya selama beberapa detik bahkan menit. Pada beberapa kejadian, ada individu yang mengalaminya hingga sulit bernafas serta merasakan sesak pada dada. Sleep paralysis biasanya rentan terjadi, kepada individu yang berusia 14-17 tahun. Namun, tidak menutup kemungkinan dapat terjadi, kepada individu usia di bawah atau bahkan di atas 14-17 tahun.

Mengapa pada usia tersebut rentan mengalami sleep paralysis? Pada usia 14-17 individu mulai memiliki banyak permasalahan mulai dari internal maupun eksternal. Karena banyaknya permasalahan inilah yang menyebabkan timbulnya stres atau saat ini sering anak muda menyebutnya dengan overthingking. Kebiasaan overthingking hingga malam hari sebelum tidur ini dapat menjadi, salah satu penyebab timbulnya sleep paralysis.

Advertisement

Bagaimana proses terjadinya sleep paralysis?

Sleep paralysis dapat terjadi karena adanya malafungsi tidur di tahap Rapid Eye Movement (REM). Terdapat dua sistem pada otak yang memiliki kontribusi dalam proses terjadinya sleep paralysis. Sistem otak pertama yang paling memengaruhi terjadinya sleep paralysis adalah struktur inner brain/bagian dalam otak yang mengatur ancaman dan tanggapan terhadap bahaya di sekitarnya. Dalam hal ini yang dapat memicu seseorang melihat sosok yang mengintai dalam kegelapan didekatnya. Sistem otak yang kedua, meliputi bagian sensoris dan motorik dari lapisan luar otak, yang membedakan tubuh seseorang dengan orang lain serta makhluk lainnya. Ketika aktivitas REM memicu sistem ini, seseorang akan mengalami sensasi mengambang, terbang, jatuh, dan jenis-jenis gerakan lainnya.

Advertisement

Lokasi area saraf lainnya yang berkontribusi terhadap penggambaran mimpi REM, tervisualisasi pada pengetahuan seseorang dan budaya yang ada terhadap kehadiran sosok menyeramkan yang muncul. Seperti salah satu kepercayaan budaya yang ada di Indonesia yang menyebut bahwa sleep paralysis sebagai ketindihan sosok gaib, dan tidak jarang pula mereka seakan memang melihat adanya sosok lain yang berada di samping atau di atasnya. Selain itu, ada pula yang menyebutkan bahwa sleep paralysis diakibatkan oleh kurangnya kegiatan spiritual sebelum tidur seperti lupa berdoa.

Tetapi apa saja sebenarnya faktor penyebab terjadinya sleep paralysis ini, berikut faktor penyebab terjadinya sleep paralysis.

1. Adanya gangguan psikologis

Gangguan psikologis yang berhubungan dengan sleep paralysis antara lain gangguan kecemasan, depresi, dan gangguan Post Traumatic Stress Disorder.

2. Gangguan REM (Rapid Eye Movement)

Pada saat tidur dan memasuki fase REM tubuh akan mengalami paralysis, di mana otot mengalami relaksasi yang dinamakan atonia. Atonia inilah yang menyebabkan seseorang tidak bisa bergerak. Atonia tidak hanya terjadi, saat tidak sadar, oleh karena itu terkadang meski seseorang memiliki kesadaran namun tetap tidak bisa menggerakkan badannya.

3. Penyalahgunaan obat dan alkohol

Seseorang yang menggunakan obat tidak sesuai dengan anjuran dan ketergantungan alkohol dapat rentan mengalami sleep paralysis.

4. Posisi tidur yang salah

Seseorang dengan posisi tidur yang telentang biasanya paling sering mengalami sleep paralysis. Namun, tidak menutup kemungkinan seseorang yang tidur pada posisi miring atau tengkurap juga mengalami hal ini.

5. Jam tidur yang berantakan

Lama waktu tidur dapat memengaruhi terjadinya sleep paralysis, apalagi jika jam tidur berubah-ubah dan berantakan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE