Suka Duka Merantau

Mengingat ini tahun pertama saya memasuki perkuliahan, ada banyak pengalaman suka duka saya selama berkuliah, apalagi saya berkuliah yang bisa dibilang cukup jauh dari rumah sehingga mengharuskan saya untuk nge kost. Saya berkuliah di Universitas Sebelas Maret, tepatnya di kota Solo, Surakarta, Jawa Tengah. Merantau bisa dikatakan sebagai jalan keluar bagi individu untuk meningkatkan kualitas diri begitu pula menjadi keputusan banyak pelajar yang ingin melanjutkan pendidikan di universitas terbaik pilihan.

Advertisement

Pada tahun pertama saya kuliah ada macam-macam permasalahan yang terjadi, salah satunya masalah adaptasi terhadap lingkungan baru. Perbedaan bahasa, nilai, dan kebiasaan menjadi sebuah hambatan utama. Ketika proses adaptasi ini tidak berhasil, hal ini menimbulkan respon negative seperti rasa sedih, kesepian, hilangnya kepercyaan diri dan perilaku menyimpang lainnya. Respon negative ini yang kemudian muncul dan menjadi penyebab terjadinya kegagalan di perantauan.

Sejauh ini dari yang saya rasakan selama kurang lebih 2 bulan, ternyata merantau tidak seenak yang di bayangkan, rasanya sedih jauh dari orang tua dan kota yang sudah lama kita tinggali, disini juga saya merasa asing dengan tempat dan lingkungannya. Awal-awal saya ngekost disini rasanya berat, setiap bangun tidur, berangkat kuliah, dan ketika sedang mencari makan rasanya ingin menangis terus- menerus, tapi setelah saya selesai menangis, saya ingat kembali perjuangan orang tua dan tujuan saya disini untuk mencari ilmu agar orang tua saya bisa bangga nanti nya.

Duka yang kedua yaitu lingkungan nya, selain sedih dari orang tua saya juga merasa masih belum nyaman dengan lingkungan di kota ini, mungkin karena masih asing. Disini saya juga bertemu dengan karakter orang dari berbagai daerah, ternyata karakter setiap orang memang berbeda-beda. Saya jadi belajar banyak hal, salah satunya menghargai dan menerima setiap perbedaan orang lain.

Advertisement

Suka nya di perantauan saya belajar banyak hal positif, seperti menjadi lebih mandiri, menambah wawasan pengalaman, luasnya pertemanan, mengetahui banyak tempat yang sebelumnya belum saya ketahui, dan memecahkan sedikit demi sedikit masalah yang datang.

Salah satu hal selama di kost ini saya merasa kesulitan mengatur keuangan, ternyata tidak mudah untuk mengatur keuangan, orang tua saya selalu menjatah uang bulanan, tetapi belum sampai akhir bulan uang saya sudah habis, kalua dipikir-pikir saya pun juga tidak membeli barang yang tidak penting, apalagi makanan di kota Solo ini terkenal murah nya.

Advertisement

Bahkan makanan ayam dengan nasi ada yang seharga 5000 rupiah, sangat terjangkau sekali, jajananan nya pun seharga pelajar pada umumnya, ada banyak berbagai macam jenis jajanan disini, contohnya seperti crepes, batagor, kue pancong, cimol kentang, dan masih banyak lagi. Tetapi seringkali saya mengelilingi kuliner Solo bersama teman saya, banyak tempat kuliner di Solo yang terbilang cukup worth it, mungkin karena itu uang saya jadi cepat habis.

Setelah ini saya akan mulai belajar bagaimana cara mengatur keuangan saya, saya harus bisa belajar hemat, dan mengatasi keborosan ini dengan mencoba suatu kegiatan yang baru, seperti memasak. Hal yang akan saya pelajari selanjutnya adalah menjadi produktif dan hemat.

Ada beberapa faktor pendorong dari kegiatan merantau, beberapa hal sebagai berikut :

Di perantauan kita belajar komunikasi, komunikasi merupakan alat yang berperan dalam membantu perantauan untuk beradaptasi, perantau juga akan mempunyai keahlian dalam belajar memecahkan masalah untuk beradaptasi dan belajar dari pengalaman hidup, perantau juga bisa belajar menjadi diri sendiri, perantau juga pasti akan bisa sekuat tenaga kerja keras untuk mencapai tujuan awal yaitu menuntut ilmu. Mereka juga akan selalu ingat jerih payah orang tua memberangkatkan kita ke kota dan membiayai sekolah kita.

Memang tantangan menjadi seorang mahasiswa perantauan yang jauh dari keluarga cukup sulit dan membutuhkan sikap resiliensi yang baik. Perubahan lingkungan sekitar dan membiasakan diri untuk mandiri adalah hal yang harus disiapkan agar mampu untuk bertahan dalam kondisi apapun. Berbagai kondisi sulit seperti ketika sedang sakit dan jauh dari keluarga, masalah dengan temannya,menghadapi tuntutan akademik dengan mandiri, dan membiasakan diri dengan lingkungan baru.

Namun, semua masalah itu pasti akan terlewati, dan satu hal yang bikin mereka bertahan sejauh ini, yaitunmereka memiliki motivasi dan keinginan yang tinggi untuk membahagiakan orang tua dan Kembali ke daerah asalnya dengan membawa ilmu dan nama baik serta gelar sebagai salah satu jalan mencapai cita-cita. Semua yang sedang kita jalani ini memang butuh perjuangan yang berat, karena apapun yang kita usahakan hari ini pasti akan membuahkan hasil yang memuaskan. Dan pada akhirnya semua yang kita jalani dengan suka duka selama di perantauan ini akan terbayarkan oleh keberhasilan yang kita harapkan. Seberat apapun masalah yang kamu hadapi, jangan pernah putus asa. Jangan khawatir jika kamu mampu melewatinya dengan ikhlas maka keberhasilan akan menjadi milik kamu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE