Surat Cinta Terbuka untuk Lelaki yang Tak Mungkin Tergapai. Apa Kabarmu?

Lelaki yang tak tergapai

Mungkin ini akan jadi karyaku yang paling aneh dan terdengar sedikit aneh. Namun entah harus dengan bagaimana lagi caranya agar aku bisa mengenalmu. Lelaki yang kala itu berdiri di terik panas matahari dengan jam tangan hitamnya dan tas merahnya. Ia tersengat matahari mengamati kami dari pinggir lapangan yang kala itu tengah disiksa oleh orientasi sialan. Namun, rasanya panas menjadi sejuk kala melirik ke pinggir lapangan.

Advertisement

Menemukan wajah teduh itu mengobati mahasiswa baru yang berjatuhan di lapangan. Aku juga ingin pingsan dan ditolong pangeran dengan tas P3K nya. Sayangnya, Tuhan menciptakan aku sebagai wanita yang tahan banting. Tidak tumbang walau di siksa berdiri di tengah matahari bolong dan merayap diantara hamparan lapangan bola yang luas sekali rasanya. Aku rasanya mengingat setiap hal kecil, hal kecil ketika semesta seakan membuatku bertemu denganmu namun sebenarnya hanya suatu kebetulan saja.

Teman-temanku mengatakan padaku, untuk tahu diri. Mengetahui batasanku. Bahwa kamu terlalu sempurna untuk ku kagumi. Aku mengubur perasaan itu, pasrah pada ketidakmungkinan. Aku memulai hidupku, mengubur rasa kagumku. Tidak bergabung di UKM yang kamu ikuti, tidak mencari hidupmu lebih detail. Walau sempat aku temukan social mediamu di Facebook.

Waktu berjalan, kehidupan datang silih berganti. Dan semesta seakan tidak mempertemukan kita lagi. Terakhir aku bertemu denganmu di perpustakaan, kamu duduk disana mempelajari tugas akhir yang menanti di ujung matamu. Yah setelah itu, aku tidak bertemu denganmu sama sekali dan tidak mengetahui kabar apapun.

Advertisement

Aku terus hidup dengan berpacu pada cita dan mimpi yang ingin ku gapai, hingga pada suatu hari aku membaca  namamu kembali di media sosialmu aku perlahan mulai mencari tahu kabarmu. Dan aku justru menemukan banyak hal, aku menemukan bahwa kamu adalah lelaki yang sangat baik dimatamu teman temanmu. Aku kini makin mengangumimu dan entah pada keajaiban mana kita bisa saling bicara, bertukar pikiran tentang kehidupan yang telah kita lewati. Entah kapan, aku tidak berani memulai karena kepercayaan diri ini sangat lemah rasanya.

Rasanya tidak mungkin kamu tertarik mengenalku dan pada akhirnya aku menyadari, ini bukan dongeng dimana sebuah labu bisa menjadi kereta kuda ini kenyataan dan aku hanya ingin mengungkapkan kekagumanku padamu dari 6 tahun yang lalu hingga detik yang ada.

Semoga selalu sehat dan selalu bahagia, ingatlah ketika kamu ingin menyerah ada pengagum rahasiamu yang selalu berdoa untuk kebahagiaanmu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Saya berusia 26 tahun, anak kelima dari 5 bersaudara. Menulis adalah cara saya menginteprestasikan apa yang ada dipikiran saya dan tidak semua yang saya tulis adalah tentang saya.

Editor

Not that millennial in digital era.

CLOSE