Surat Terbuka untuk Istri Masa Depan, Terima Kasih Sudah Bersedia Bertahan #HariPerempuanInternasional

Surat Terbuka untuk Istri Masa Depan

Jika dulu sebelum tidur sampai bangun tidur aku seringe membayangkan akan hadirnya sosok disebelahku & mendengarkan ceritaku tentang apa saja ya aku lewati seharian ini. Sekarang aku bangun dan telah melihat separuh jiwaku di depan mata untuk menemani sisa hidup ini.

Advertisement

Maafkan pula jika aku telah banyak singgah ke beberapa hati, karena memang saat itu aku tak tau keberadaanmu. Meski sudah seringkali kuharapkan hadirmu dalam setiap doa-doa dan pada akhirnya Tuhan masih membuatku untuk menunggu dulu.

Mungkin saat itu kita dalam kondisi yang sama, sama-sama saling merindukan, sama-sama berharap untuk segera dipertemukan, dan penasaran akan jalan ceritnya nanti. Meski pada dasarnya masih merasa khawatir 'apakah sudah siap bersanding dengan kualitas diri yang dimiliki?'. Karena aku yakin masing-masing dari kita memiliki harapan dan keinginan bagaimana pasangan kita nantinya. Harus cantik/tampan,  pintar/mandiri, pandai merawat diri/rendah hati, menerima apa adanya/bijaksana, atau ingin punya yang punya sikap keibuan/mampu jadi pembimbing.

Sebagian dari bayangan akan dugaan bagaimana kita dipertemukan pada akhirnya salah, karena ternyata Tuhan punya rencana yang lebih indah dan sesuai yang kita harapkan. Bahkan pada pertemuan itu, aku sendiri tak tau apakah kamu juga seyakin aku, bahwa kamulah yang aku butuhkan untuk menemani serta melengkapi sisa hidupku.

Advertisement

Aku yang saat itu tak memiliki banyak dari apa yang kamu inginkan atau harapkan selama ini. Harapan besarku saat itu adalah mendapat kepercayaanmu bahwa kita bisa menjalaninya bersama, berjuang untuk meraih apa-apa yang kita impikan dengan segala keterbatasan. Jika katanya kekurangan dan kelebihan pasangan menjadikan hubungan jadi sempurna karena saling melengkapi, itu memang benar adanya.  Kita bisa saling menguatkan, meyakinkan saat dilanda ragu, menenangkan saat merasa khawatir dan saling mendukung untuk segala rencana yang kita susun.

Rencana  pergi ke tempat-tempat yang belum pernah kita kunjungi, melakukan apa-apa yang dulu belum sempat dilakukan, atau mungkin menceritakan beberapa topik yang masih dirahasiakan karena belum dapat orang yang tepat untuk mendengarkannya. Beberapa hal tersebut bisa kita lakukan saat setelah kita menjalani hidup berdua, saling percaya, dan merasa nyaman.

Advertisement

Jika setiap pagi kamu disibukkan dengan pekerjaan rumah, seperti membuat sarapan, cuci piring kotor, atau sekedar menyetrika pakaianku. Aku pun demikian, harus mengurangi sikap mengeluh karena capek bekerja seharian, harus memberikan uang belanja, memenuhi kebutuhan rumah, atau kebutuhan tak terduga lainnya meski masih dirasa tak cukup. Hal tersebut akan terasa sedikit berat karena memang jadi kewajiban baru yang harus dibiasakan. karena kita paham saat kita memutuskan bersama, kita akan punya kewajiban dan hak yang harus dipenuhi. 

Selalu ada hal-hal yang menyenangkan dan menyedihkan saat kita menjalani kehidupan. Seringkali merasa kurang, kemudian mengeluh dan bertengkar. Tapi, kita sepakat bahwa tak boleh satupun dari kita yang boleh merasa menyesal atau menyerah akan hubungan ini. Karena apa yang sudah kita miliki saat ini adalah Amanah dari Tuhan. Apa-apa yang kita khawatirkan, Tuhan telah memberikan jaminan agar tetap tercukupi dan baik-baik saja, dan apa-apa yang belum kita miliki atau capai masih bisa diusahakan selama kita percaya akan pertolongan Tuhan.

Prinsipnya adalah bersama, bahagia, sampai tua.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Sebuah Karya Akan Membuatku Lebih Berharga.

CLOSE