Tontonan Cabul, Racun yang Mengotori Pikiran

Saat sedang menggunakan internet, apakah tanpa sengaja kamu pernah melihat gambar-gambar tidak senonoh? Memang, itulah yang terjadi sekarang ini. Artinya, hal-hal cabul sedang mencari-cari kamu. Tontonan cabul didefenisikan sebagai materi erotis yang melanggar norma dan aturan dalam masyarakat. Tontonan cabul memunculkan hasrat untuk mementingkan kepuasan semata, bahkan dengan hal-hal yang tidak wajar. Tontonan cabul bisa berupa gambar, tulisan, atau rekaman visual yang berubungan dengan seks, homoseksual, dan hal-hal tidak senonoh lainnya.

Namun, batasan tentang hal-hal cabul kini lambat laun terkikis. Sebelumnya gambar atau foto yang menampilkan seseorang dengan busana minim, atau bikini, dianggap sudah termasuk cabul. Perilaku ini juga masih dianggap tabu dan murahan. Tetapi sekarang, gambar-gambar seperti itu sudah biasa, dan banyak disebarluaskan di media elektronik. Busana minim telah dianggap sebagai model fashion masa kini, dan digunakan oleh banyak figure publik.

Maka, sekarang istilah cabul lebih sering digunakan untuk hal-hal yang lebih berat. Tontonan cabul bukan lagi hanya mempertontonkan mahluk-mahluk tanpa busana yang bercinta, namun juga pemerkosaan pada anak-anak, pemerkosaan massal, hubungan tidak senonoh antara sesama jenis atau LGBT, dan bahkan kekerasan seksual. 

Saat ini, tontonan cabul ada dimana-mana. Ini bisa muncul saat seseorang menggunakan media sosial, membuka situs web, menonton film atau drama, membaca buku, mendengarkan musik, atau saat bermain game. Bahkan hiburan yang berbau cabul, menjadi tontonan yang sangat disukai. Karena hal ini, banyak orang berpendapat bahwa perilaku cabul itu adalah sesuatu yang lumrah dan tidak perlu dipermasalahkan. Hal yang tadinya amoral, kini sudah menjadi gaya hidup dunia modren, diterima oleh masyarakat luas, dan dianggap sebagai pelajaran sebelum memasuki dunia pernikahan.

Apakah tontonan cabul memang mengedukasi?

Kenyataannya jelas bertentangan. Sejak awal, kata cabul memiliki makna konotasi yang buruk. Tontonan cabul tidak pernah dikaitkan dengan hal-hal yang positif dan bermanfaat. Jelaslah karena pada dasarnya, menonton hal-hal cabul sama dengan merendahkan nilai diri seseorang, dan umumnya menjadi awal dari pelecehan seksual.

Tontonan cabul sama dengan racun pikiran. Gambar, suara, atau video tidak senonoh yang kita tonton akan tersimpan permanen dalam otak. Kita akan terus mengingatnya, memikir-mikirkannya, dan ujungnya kecanduan. Akibatnya bisa berakhir fatal. Karena semakin ketagihan menonton, si pecandu akan mencari cara untuk melampiaskan hasrat yang salah tersebut. Tidak cukup hanya menonton, dia akhirnya melakukan perbuatan cabul. Akhirnya adalah kasus pelecehan anak-anak, hamil diluar nikah, sampai pemerkosaan. Tontonan cabul juga mendorong perilaku seks bebas semakin marak, sehingga mempercepat penularan penyakit HIV AIDS. 

Dampak buruk lainnya adalah pandangan yang salah tentang kaum wanita. Tontonan cabul membentuk pemikiran, bahwa wanita hanyalah alat pemuas nafsu semata. Wanita dianggap sebagai objek seksual tanpa busana yang hanya dibutuhkan untuk memenuhi kesenangan pria. Pandangan ini tentu sangat merendahkan kaum wanita. Padahal, nyatanya wanita punya hak yang sama dengan pria. Mereka bukan hanya alat atau barang yang gunanya terbatas, tapi juga manusia yang memiliki hak dan martabat. Wanita memiliki potensi yang besar untuk ikut serta dalam segala aspek kehidupan. Para wanita harus dihormati dan dihargai oleh sesama manusia.

Sayangnya, pemikiran salah yang dibentuk oleh tontonan cabul membuat banyak wanita sulit mengekspresikan dirinya. Isu terkait kekerasan pada wanita beredar dimana-mana. 

Awalnya tontonan cabul tampak seperti hiburan, dan tidak ada konsekuensi yang buruk bagi si pecandu, namun sebenarnya tontonan cabul sangat membahayakan kinerja otak manusia.

Dampak buruk tontonan cabul juga terlihat dari sikap dan perilaku seseorang. Hal hal cabul ini biasanya ditonton secara sembunyi-sembunyi. Jadi saat merasa bahwa rahasianya bisa saja terbongkar, pecandu akan membuat kebohongan-kebohongan untuk menutupi kebiasaan buruk tersebut. Ini dapat merusak rasa saling percaya dalam hubungan seseorang dengan sekitarnya. Karena pikirannya terus menerus diisi dengan hal-hal cabul, dia bisa saja memandang orang-orang terdekatnya dengan cara yang salah.

Tontonan cabul jelas berbahaya. Maka, apa yang harus dilakukan untuk terhindar dan terlepas dari racun tontonan cabul ini? Siapapun bisa terlepas jika memikirkan akibatnya. Dengan menggunakan cara berpikir dan logika dengan baik, seseorang bisa mempertimbangkan betapa banyaknya dampak buruk akibat melihat hal-hal cabul. Jika ingin memiliki pikiran yang bersih, dan terhindar dari segala dampak buruk tontonan cabul, seseorang akan tergerak untuk membuat pilihan yang benar. 

Namun, bagaimana jika tontonan cabul muncul tiba-tiba tanpa kita cari? 

Sekali lagi gunakan otak dengan baik, jangan klik iklan, gambar, atau tulisan yang berbau cabul. Kita bisa langsung menutupnya. Ini mungkin sulit dilakukan, karena pada kenyataannya manusia sangat penasaran pada hal-hal dilarang. Jadi, kita bisa mengusahakan untuk menggunakan internet saat ada banyak orang disekitar kita. Jika sendiri sulit dilakukan, kita juga bisa meminta bantuan orang lain untuk berhenti dari kebiasaan menonton hal-hal cabul.

Hasilnya, dengan terus berusaha untuk menghindari tontonan cabul, kita bisa terbebas dari racun yang merusak pikiran. Sebaliknya, otak kita bisa diisi dengan hal-hal yang bersih dan bermanfaat. 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini