Untuk Apa Sih Kita Belajar Sejarah?

Apa perlunya mengingat masa yang telah berlalu, yang hangus terbakar dan telah hilang terkubur waktu?

Kita semua tahu bahwa pelajaran sejarah adalah mata pelajaran yang wajib diikuti di SD, SMP dan SMA. Pelajaran sejarah mempelajari banyak hal yang terjadi di masa lalu, termasuk asal usul terbentuknya kehidupan yang sekarang kita jalani. Pelajaran sejarah Indonesia mengungkap sejarah Indonesia sebelum meraih kemerdekaannya pada tahun 1945, serta mempelajari perjuangan para pahlawan bangsa. Saya sendiri telah banyak belajar mengenai berbagai kisah mengharukan, betapa bangsa kita telah berjuang hingga kita bisa menikmati kehidupan Indonesia seperti sekarang ini. 

Advertisement

Namun, sejujurnya saya masih menyimpan tanda tanya besar sejak saya duduk di Sekolah Dasar; sesungguhnya, untuk apa sih belajar sejarah itu? Dan saya sempat membenci pelajaran sejarah karena saya benci hafalan. Untuk apa kita menghafal semua nama, semua tanggal, semua tempat yang menjadi saksi terjadinya peristiwa yang sudah berlalu? Bukankah sebenarnya yang terpenting adalah masa kini dan prosesnya dalam membangun masa depan? Apa perlunya mengingat masa yang telah berlalu, yang hangus terbakar dan telah hilang terkubur waktu?

Setelah lama saya mencoba memahami apa maksud di balik pelajaran yang dulunya paling saya benci ini, saya akhirnya menemukan mengapa kita sangat memerlukan pelajaran sejarah. Ada yang salah dengan cara pengajaran sejarah di sekolah. Setidaknya, itu pendapat saya. Setelah menghafalkan kejadian-kejadian, kita melupakan tujuan utama mempelajari sejarah. Mudahnya adalah, pengalaman adalah guru terbaik. Ya, guru terbaik berasal dari pengalaman. Maksudnya apa? Sejarah memaparkan kejadian-kejadian yang mengerikan, mengharukan, menyenangkan, dan membawa banyak pengaruh dan perubahan. Yang saya ketahui hanyalah waktu, tanggal, tempat, dan tokoh dari sebuah peristiwa. Tidak kurang, tidak lebih.

Sedangkan yang seharusnya ditekankan dalam sebuah peristiwa adalah mengapa, bagaimana, dan apa. Mengapa sebuah peristiwa bisa terjadi, bagaimana peristiwa itu terjadi, dan apa akibat dari peristiwa itu. Menurut saya sejarah seharusnya bukan menjadi pelajaran tentang menghafalkan, melainkan tentang mengerti. Mengerti apa yang salah dengan tindakan kita dulu yang bisa membuat Indonesia begitu lamanya dijajah Belanda. Mengerti bagaimana bisa kita tertipu dan tertindas di bawah kekuasaan Jepang. Dan memahami apa yang seharusnya kita lakukan sekarang setelah kemerdekaan sudah berhasil berada di genggaman tangan kita.

Advertisement

Selama ini saya mengikuti ujian sejarah yang memuat pertanyaan mengenai: siapa yang menjanjikan kemerdekaan? Sebutkan tokoh yang terlibat dalam G30S PKI! Di mana proklamasi kemerdekaan Indonesia diadakan? Dan banyak sekali pertanyaan yang menuntut keahlian saya dalam menghafal dan sekedar menghafal.

Menghafal adalah bentuk menghormati. Tapi apa dengan sekedar menghafal pelajaran itu menjadi berguna? Apakah tujuan dari pelajaran sejarah adalah menciptakan generasi baru yang pandai menghafal nama, tempat, kejadian, dan peristiwa? Dan apakah hanya sampai di situ sajakah sejarah akan terus dianggap? Hanya sebatas sebagai pelajaran yang menuntut hafalan dan setelah itu dilupakan bila sudah lulus sekolah?

Advertisement

Yang harus kita pahami tentang sejarah adalah pelajaran yang bisa diambil dari suatu peristiwa. Untuk apa kita menghafal runtutan peristiwa proklamasi kemerdekaan jika kita tidak sepenuhnya paham apa itu kemerdekaan? Mengapa para pahlawan kemerdekaan kita sangat keras memperjuangkan kemerdekaan? Jika tidak kita bisa saja tetap menjadi Hindia Belanda sampai saat ini? Itu yang seharusnya dipaparkan dalam Pelajaran Sejarah.

Perubahan adalah hal yang akan terus terjadi, tidak bisa dihindari. Dan generasi penerus bangsa seharusnya bukan saja siap dalam menghadapi perubahan, melainkan harus siap dalam membuat perubahan. Dan bagaimana kita bisa membuat perubahan? Melalui mengetahui keadaan yang harus diubah. Dan itu dapat kita ketahui melalui Pelajaran Sejarah. Pelajaran Sejarah seharusnya tidak hanya menjadi soal cerita yang harus dikenang dan disayangi, melainkan harus menjadi contoh bagaimana seharusnya kita bertindak. Apa yang akan kita lakukan apabila Indonesia menghadapi konflik yang sama seperti yang dulu pernah kita alami? Apa kita akan membuka lagi buku sejarah dan mencontoh yang telah pahlawan kita lakukan?

Lantas jika kita hanya mengulang sejarah, apa perubahan yang kita buat nanti? Kapan negara ini maju apabila kita hanya belajar menghafal dan mengukurnya dengan nilai ujian? Sejarah bukan hanya sekedar hafalan yang dikeluarkan dalam pertanyaan di secarik lembar ujian di Sekolah Dasar. Sejarah seharusnya menjadi penggerak kita dalam membuat perubahan untuk tidak mengulangi kesalahan leluhur dan pendahulu kita, mempertahankan semangat dan warisan yang telah diberikan, dan terus mengembangkan usaha dan tindakan yang benar.

Saya mencintai sejarah bukan karena kehebatannya, bukan karena kelengkapan informasi yang tercatat dan bukan karena peninggalan-peninggalan yang tersimpan. Melainkan karena pesan-pesan yang terkandung di dalamnya. Bagaimana pahlawan kita menitipkan Negara Indonesia ini untuk kita majukan, bukan hanya kita jaga dan banggakan karena sejarahnya yang luar biasa. Generasi muda memiliki tanggung jawab yang lebih berat daripada sekedar mengenang sejarah.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE