Terima Kasih untuk Kisah Ini, Perihal Patah Hati Biarkan Waktu yang Mengobati

waktu mengobati patah hati

Aku merindukan saat aku menjadi seseorang yang paling kamu rindukan. Aku kehilangan, kamu yang dulu begitu takut kehilanganku, dan setelah kamu pergi segalanya menjadi tidak mudah untuk dijalani seperti dahulu. Barangkali aku yang terlalu cepat mengambil keputusan, mencintaimu terlalu dalam. Nyatanya kamu kini hanya bayangan lambat laun akan memudar, hingga membuat hatiku terluka begitu dalam. Terima kasih untuk semua waktu yang sempat kau berikan untukku.

Advertisement

Ditinggal memang menyakitkan, terlebih sudah banyak mimpi serta angan-angan yang tercatat sebagai keinginan. Sakitnya ketika aku yang berjuang mempertahankan, mempercayaimu, memaafkanmu dan kamu yang menyudahinya. Aku telah usai dengamu dan semua tentangmu. Untukmu terima kasih telah memberi perih dan sudilah segera keluar dari pikiran. Aku berharap perpisahan yang tidak baik-baik ini akan selalu membawamu menjadi orang yang lebih baik.

Dikecewakan berkali-kali, tetapi tetap memaafkan lalu terulang lagi. Tidak ada sedikitpun ingin untuk pergi, namun nyatanya kamu yang pergi. Meninggalkan cerita yang belum usai. Setelah kamu pergipun aku tetap disini, bukan menantimu kembali, tetapi untuk menghapus jejak kenangan yang telah kita lewati.

Bagimu mudah membuatku jatuh hati, apalagi mematahkannya. Kamu memang ahlinya perihal menyakiti hati seseorang. Ketika sedang sayang-sayangnya dengan seseorang, orang itu pergi begitu saja meninggalkan, lalu ketika sudah berusaha susah payah untuk melupakan dan menyembuhkan hati, jangan datang lagi menawarkan hati. Aku pikir kita bisa sama-sama dalam kalkulasi yang lama, tapi semesta cuma mengizinkan kamu untuk singgah sebentar saja. Patah memang menyakitkan, namun bukankah lara ada untuk dirasa. Terima kasih pernah singgah dan berbagi kisah.

Advertisement

Aku tidak ingin menghakimi yang pergi, karena pergi ataupun ditinggal pergi, semuanya memiliki luka. Perpisahan memang menyakitkan, namun menahan ego dan mampu merelakan adalah bagian dari pilihan untuk menyegerakan datangnya kebahagiaan.

Di antara air mata dan luka yang menemani di setiap terbukanya kedua mata, perlahan waktu menyadarkan, bahwa di dunia yang luas ini tidak ada yang perlu dikejar ataupun ditolak dengan mati-matian.  Berusaha tetap tersenyum, karena hal itu yang mampu meringankan sedikit luka. Yakin hati akan sembuh oleh rasa yang baru. Menangis sebab air mata adalah pelega rasa sesak yang ada. Kelak kan ada di sana yang menanti untuk merawat rasa dan membawa bahagia. 

Memang tidak mudah meyakini bahwa setelah perpisahan akan ada pertemuan, tapi Tuhan pasti mengirimkan seseorang yang lebih baik nanti. Dunia tidak pernah kehilangan orang baik. Tuhan selalu punya cara membuat sesuatu yang terasa mustahil menjadi mungkin. Jalani saja, nanti saatnya aku kan tersenyum melihat akhir cerita indah yang dipersiapkan Tuhan sebagai balasan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Luruskan Niat

Editor

Not that millennial in digital era.

CLOSE