Aku Sang Penjaga Toko, yang Tak Luput Dari Kesalahan Diri

Jika pembeli adalah raja, lantas sebutan untuk penjual itu apa?

Ini kisah ku dimulai ketika aku lulus dari SMA, yang menjadi seorang penjaga toko. Sudah 2,5 tahun lamanya aku bekerja, dan akhirnya resign karena keputusanku untuk kuliah. Tapi, karena suatu hal rencana itupun gagal. Setelah seminggu di rumah akupun kembali bekerja di sebuah toko.

Advertisement

Tak berlangsung lama, tidak ada satu minggu malah, akupun memutuskan untuk resign lagi. Setelah beberapa hari di rumah, ada tawaran kerja lagi. Di sebuah toko lagi. Tanpa berpikir lama, namun sudah berembuk dengan orangtua, akhirnya aku memutuskan menerima pekerjaan itu. Meskipun dengan gaji yang mungkin bagi kebanyakan orang sangatlah tidak mencukupi. Yang terpenting cukup untuk sehari-hari.

Beberapa orang bahkan menawarkan padaku pekerjaan yang memang dengan gaji sesuai dengan UMR. Tapi, aku punya prinsip sendiri yang bagiku sendiri sangat kupegang kuat. Dulu saat masih sekolah, jika sudah bekerja aku punya keinginan, bisa bekerja juga melakukan segala hobiku. Tidak bisa kalau hanya bekerja saja. Bisa gambar, bisa nge-band dan aktivitas lainnya yang tidak terikat pada kontrak kerja.

Namun di sini bukan membahas soal uang atau gaji, melainkan tentang pengalamanku bekerja sebagai seorang penjaga toko.

Advertisement

Menjadi seorang penjaga toko, yang bukan hanya sekali ini, dipercaya mengelola uang sendiri, bagiku bukan hal yang main-main. Harus bisa menghitung dengan teliti baik uang keluar maupun uang masuk.

Setiap harinya pula bertemu dengan orang yang berbeda karakternya. Ada yang santai, kadang sampai bergurau. Cuek, ketus bahkan sensitif juga ada. Bagiku ini memang melatih kesabaranku. Karena pekerjaan ini memang menuntutku untuk tetap melayani para pembeli meskipun kadang kala membuatku tak enak hati.

Advertisement

Menjadi seorang penjaga toko, yang selalu sendiri, membuatku harus bekerja lebih ekstra dan hati-hati. Baik menyangkut uang, barang jual, serta keamanan toko. Bahkan kasarannya, untuk kebelakangpun harus cepat-cepat. Jangan sampai ada orang yang datang, apalagi yang mencurigakan.

Tidak jarang akupun pernah menangis, karena saking baper-nya menghadapi para pembeli yang tak mengenakkan dihati.

Mungkin karena salah kataku? Atau sikapku? Atau mungkin karena mereka yang beberapa sifatnya seperti itu. Dalam benakku; "Padahal ndak ada masalah kok tanggapannya kayak gitu ya?'' Juga ada hal lain yang mungkin ada kesalah-pahaman antara barang yang sudah dibeli ditukar, tapi sudah terlewat beberapa hari.

Dengan alasan yang bagiku tidak terlampau berat. Kecuali kalau barangnya rusak, atau pas waktu hari itu tidak sesuai, segera ditukarkan.

Pernah suatu kali juga, ada yang bilang kalau aku keliru dalam memberikan kembalian. Tapi, kita semua pasti tahu kalau setiap orang yang sudah keluar dari toko, kita tidak tahu entah uangnya jatuh atau dipergunakan apa tapi lupa. Atau jatuh terus hilang.

Tidak ada yang tahu kan? Kecuali pada saat itu aku keliru, langsung segera bisa komplain kalau aku salah. Tapi, ini sudah sore harinya pula.

Ada lagi ini malah aneh lagi. Ada seorang laki-laki, memakai helm masuk ke toko dan bilang kalau kemarin hari Minggu dia ke tokoku dan aku salah dalam memberikan uang kembalian. Sedangkan hari Minggu toko tempat bekerjakupun tutup.

Dengan alasan berbelit-belit hampir saja dia menipuku. Pernah lihat saja baru sekali itu. Syukurlah.

Itu sebagian kecil dari cerita pengalaman, suka dukaku menjadi seorang penjaga toko. Belajar menghadapi berbagai karakter orang yang berbeda-beda setiap harinya.

Yang terpenting di sini, membuatku intropeksi diri. Doaku supaya jangan sampai bosku rugi. Belajar mengenal sifat para pembeli, sabar dan tetap bermurah hati apapun yang terjadi. Meskipun ada hal yang pastinya tidak pas dihati.

Bukan bermaksud menghakimi siapa yang salah atau benar di sini. Ini hanya curahan hati. Semoga untuk para pembeli mau melihat kondisi saat transaksi jual beli. Bukan hanya mencaci tanpa alasan pasti. Maafkan diri ini yang mungkin mewakili para penjaga toko dipelosok ini.

Maafkan segala pelayanan yang kurang berkenan dihati. Semoga tak ada kesalah-pahaman yang berbuntut menjauhi toko ini. Terimakasih sudah berkenan datang untuk membeli.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Bukan sekedar hobi melainkan memberi arti.

CLOSE