Kalian Tahu Apa yang Ia Rasakan Saat Itu? Apakah Kalian Tahu?

Apakah kalian pernah menasihati seseorang terkait kekurangan yang ia miliki?

Advertisement

Saya yakin mayoritas dari kalian pasti pernah. Bahkan mungkin sering..

Tapi.. bagaimana cara kalian menasihatinya?

Apakah nasihat itu kalian sampaikan secara diam-diam?

Advertisement

Apakah nasihat itu kalian sampaikan hanya empat mata dengan seseorang yang ingin kalian nasihati?

Ataukah ada banyak mata dan telinga yang turut menyaksikan serta merekam kejadian tersebut?

Advertisement

Mudah-mudahan kalian menasihatinya secara diam-diam dan bukan dihadapan banyak orang, guys..

Karena..

Tahu kah kalian, apa yang seseorang rasakan ketika ia kalian nasihati terkait kekurangan yang ia miliki di depan banyak orang?

It’s OK, niat kalian mungkin memang baik, ingin saling mengingatkan satu sama lain. Tapi, tahu kah kalian apa yang ia rasakan saat itu?

Kalian pasti tidak sempat berpikir tentang bagaimana perasaannya begitu mendengar celotehan kalian tentang kekurangan yang bisa jadi itu adalah aib baginya.

Kalian mungkin tidak sempat mempertimbangkan hal itu.

I’m pretty sure that you ain’t even think about it before.

Bukankah begitu?

Sekali lagi, saya akan lontarkan beberapa pertanyaan penting.

Pernah kah kalian memperhatikan respon dari setiap orang yang kalian nasihati? Pernah kah kalian mencoba menerka bagaimana perasaan mereka sesaat setelah mendengar “untaian kata” yang kalian sebut sebagai nasihat baginya itu?


Pernahkah???


Jika pernah, bagaimana ekspresi yang ia tunjukkan? Bagaimana responnya? Apakah ia kelihatan baik-baik saja? Apakah ia malah tersenyum manis dan kemudian berterima kasih kepada kalian?


Wahai kalian sang penasihat, kalian sungguh beruntung jika satu atau kedua feedback itu yang kalian terima darinya. Congratulation! *applause


Feedback seperti itu, bisa saja kalian terima dengan syarat bahwa ia yang kalian beri nasihat benar-benar memiliki hati selembut sutera dan memiliki pemikiran positif yang benar-benar telah mengakar kuat nan kokoh dalam benaknya.

Namun, kemungkinannya pun masih kecil ketika kalian tidak menyampaikan sederetan kata yang kalian yakini sebagai suatu hal yang baik dan benar itu dengan cara yang baik dan benar pula.

Mengapa begitu?


Orang sebaik apa pun itu, ketika kalian nasihati terkait kekurangan yang ia miliki di depan banyak mata dan telinga, biasanya ia akan merasa tidak nyaman kan? Sebab bagaimana pun yang kalian singgung ini adalah kekurangan orang lain yang mungkin saja adalah aib baginya.


That's why, tak jarang orang malah mendapatkan satu dua bait "puisi yang luar biasa indahnya" alias sederatan kata makian, sesaat setelah memberikan nasehat kepada orang lain. *lol

Seringkali hal itu justru memicu terjadinya perselisihan. Sungguh sangat disayangkan ketika input yang baik nan mulia justru menghasilkan output yang tidak tepat sasaran, hanya karena process yang kurang benar.

I'm gonna guess. Satu hal yang kalian tahu adalah bahwa celotehan kalian, yang kalian sebut sebagai nasihat itu dapat tersampaikan. Am I wrong?

No, I am not get it wrong for sure!

My beloved friends, ketika kalian benar-benar ingin mengingatkan seseorang agar ia dapat berbenah diri, agar ia dapat menjadi pribadi yang jauh lebih baik, mulai sekarang lakukanlah dengan cara yang lebih pantas.

Supaya niat baik kalian dapat terintepretasikan dengan baik.

Supaya niat baik kalian tidak disalahartikan oleh ia yang ingin kalian nasihati.

Supaya niat baik kalian tidak melukai perasaan ia yang ingin kalian nasihati.

Coba simak perkataan salah satu sahabat Rasulullah SAW satu ini!

Al Hafizh Ibnu Rajab berkata : “Apabila para salaf hendak memberikan nasehat kepada seseorang, maka mereka menasehatinya secara rahasia… Barangsiapa yang menasehati saudaranya berduaan saja maka itulah nasehat. Dan barangsiapa yang menasehatinya di depan orang banyak maka sebenarnya dia mempermalukannya.” (Jami’ Al ‘Ulum wa Al Hikam, halaman 77)

Selain itu coba perhatikan juga yang satu ini ya..

Jika seseorang ternyata tak bisa menasehati dengan baik maka dianjurkan untuk diam dan hal itu lebih baik karena akan lebih menjaga dari perkataan-perkataan yang akan memperburuk keadaan. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW,

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا، أَوْ لِيَصْمُتْ

Artinya, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir hendaklah berkata yang baik atau diam…”(HR. Bukhari dan Muslim)

That's it!

Jangan sampai niat baik kalian malah akan melukai perasaannya!

Jangan sampai niat baik kalian malah akan mempermalukannya di depan umum!

Jangan sampai niat baik kalian justru memancing banyak orang untuk mencemoohnya!

Jangan sampai seperti itu, kawan..

Got it?


Sure, I know exactly that ya’ll could easily understand those statements :)


Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Hi, Friends.. Lemme introduce my self. Just call me Lanang, anyway. Simple, right? Without explaining about my gender, ya'll guys definitely could guess it right *lol. I was born in Surakarta, January 10th 1995. Talking about what I'm gonna write over here, basically I wanna write every single thing I 'm thinking about wkwk. Really wish that It'll give a lotta benefits to ya'll guys :)

CLOSE