Tolak Ukur Hidup yang Sempurna Itu Berasal dari Komentar Netijen, Setuju?

Kita lupa apa yang kita miliki saat ini, kita lupa untuk bersyukur, kita lupa menyayangi, menghargai apa yang kita miliki. Kita lupa.

Advertisement

Media sosial, seperti instagram tampaknya sangat membantu banget dalam mendekatkan orang-orang yang terpisahkan secara jarak menjadi lebih dekat atau kemudian tak jarang netizen juga mengunggah foto selfie dirinya pada instagram agar mendapat perhatian dari orang lain. Beragam motivasi dalam memanfaatkan instagram berujung pada usaha individu untuk menampilkan hal-hal yang dianggap ideal oleh kebanyakan orang.

Di beberapa kesempatan, ditemukan bahwa rentetan usaha tersebut membuat orang-orang berusaha ekstra untuk mencapai kehidupan idealnya. Misalnya dengan memiliki tubuh atletis, pinggang kecil bak boneka barbie, bola mata besar, hidung mancung, bibir tebal dan alis cetar, disebut-sebut sebagai body goals. Maka tidak heran, para entrepereur kecantikan melirik bisnis ini untuk membantu wanita-wanita yang memiliki kekurangan di beberapa area tubuh, agar dapat menampilkan sisi terbaik yang ia punya. Entah itu melebatkan bulu mata, memutihkan badan, bahkan melakukan operasi di bagian tertentu.

Advertisement

Hal lain yang ditemukan, misalnya pasangan yang sama-sama memiliki paras cantik dan ganteng, mengunggah aktivitas liburan bareng ke suatu daerah romantis plus caption romantis, kemudian dibanjiri oleh komentar "Wah relationships goals nih". Ada rasa bangga, senang, puas yang dirasakan. Benar tidak? Maka akan menjadi viral jika ada pasangan tambun menikah, atau salah satu pasangan seorang yang tambun menikah karena dianggap komposisi pasangan yang tidak ideal bagi kebanyakan orang, "Sayang banget tuh suaminya, mending sama aku aja.." atau "Gendut banget sih mas, istrinya, ga cocok sama mas yang gantengnya melted banget daah".

Advertisement

Fenomena ini cukup disayangkan dan begitu tidak menguntungkan bagi wanita yang memiliki tubuh tambun, kumisan, jenggotan, dada besar, jerawatan, bibir tipis, mata sipit, warna kulit begitu putih, too skinny, rambut keriting dan mengembang, tidak seberuntung dari kita yang memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi, self esteem yang tinggi, sehingga mampu menepis dan menangkis ocehan netijen karena ia memiliki penghargaan diri yang tinggi, sehingga cenderung akan puas dengan kemampuan diri, lebih menerima dan menghargai diri secara positif, lebih bahagia dan lebih kuat dalam menghadapai tuntutan lingkungan lebih asertif, tegas, mandiri, dan kreatif.

Lalu, bagaimana pandangan-pandangan tersebut harus dihadapi wanita dengan tingkat rendah diri yang rendah, memiliki rasa malu yang cukup tinggi, dan rasa ketidakpercayaan diri yang rendah untuk memberanikan diri dalam mengeksplorasi apa yang disenangi?

Bisa saja kan, orang yang kita hakimi, memiliki keinginan mencoba hal baru, misalnya menjadi beauty influencer, vlogger, model, namun harus mengubur keinginan-keinginan itu dan menunda untuk membahagiakan dirinya. Menunjukkan pada dirinya sendiri, kalau ia bangga dengan apa dimiliki, bahwa ia juga mampu memiliki kesempatan menjadi wanita yang menyumbang berkontribusi pada masyarakat. Maka tak jarang, wanita dengan tubuh tambun, Hidung pesek, tubuh pendek, jerawatan, bibir tipis, mata sipit, too skinny, rambut keriting dan mengembang butuh banget sosial support yang kuat dari dalam diri, orangtua, keluarga, sahabat, dan kolega.

Dearest women,

Sekarang waktunya, untuk menutup mata, fokus akan satu hal yang ingin dicapai, ketika kamu fokus akan satu hal, kamu tidak akan punya waktu untuk mendengar orang-orang bercerita tentang kekurangan yang kamu miliki, tidak akan punya waktu untuk melihat seberapa orangg yang menyukai mu, karena kamu hanya butuh seberapa kamu benar-benar mencintai dirimu.

"Its not my responsibility, to be beautiful. Iā€™m not alive for that purpose. My existence is not about how desirable you find me".- Warshan Shire

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

ā€œ

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

ā€

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Halo, aku mahasiswa psikologi yang begitu menyukai udara pagi, petrichor, wangi buku serta suara lembar buku ketika akan ke halaman berikutnya.

CLOSE