Untukmu, Teman Tersayangku. Terima Kasih untuk Semuanya

Hai, teman tersayangku…

Advertisement

Mungkin kamu tak mengenalku. Menyapamu saja aku tak pernah. Aneh ya? Namun, ketahuilah kalau kamu adalah orang yang selalu kuperhatikan sewaktu kita masih sekolah dulu. Mungkin aku hanya berani memperhatikanmu dari jauh. Karena kita tidak satu kelas dulu. Ceriamu, senyum, tawa, dan kenakalanmu yang membuatku lebih semangat berangkat ke sekolah lebih awal.

Hai, teman tersayangku…

Ketahuilah kalau aku adalah salah satu orang yang selalu terpesona denganmu jika kamu lewat di depanku. Seperti biasa, aku hanya bisa mencuri-curi pandang ke arahmu dan takut jika aku ketahuan olehmu.

Advertisement

Hai, teman tersayangku…

Mungkin aku hanyalah orang asing bagimu. Jika saja kamu tahu semua perasaanku padamu, mungkin kamu akan menjauhiku.

Advertisement

Hai, teman tersayangku…

Aku rindu suasana di sekolah dulu, di saat aku masih bisa memperhatikanmu. Namun sekarang melihatmu saja, aku tak pernah lagi. Apa kabarmu di sana? Kuharap kamu baik-baik saja. Aku tahu waktu takkan bisa diputar kembali. Aku tahu, aku hanyalah seorang pengecut yang hanya berani memperhatikanmu dari jauh tanpa sepatah kata sapaan terucap untukmu.

Hai, teman tersayangku…

Seiring berjalannya waktu, seiring itulah rasa rinduku untuk mengulang masa. Sedang apa kamu di sana? Mungkin kamu sedang bersenang-senang dengannya. Tertawa, canda, atau mungkin hanya sekedar mencurahkan isi hatimu kepadanya.

Aku rela kok, kamu seperti itu. Karena aku tahu, aku hanyalah orang asing bagimu.

Tapi asal kamu tahu, sesungguhnya aku di sini berharap dapat bisa bertemu denganmu lagi. Walaupun hanya beberapa detik untuk melirikmu. Melihat semua rasa kagumku terhadapmu.

Hai, teman tersayangku…

Mungkin suatu saat kita bertemu, kamu telah berubah. Kamu tidak selucu waktu sekolah dulu, mungkin.

Hai, teman tersayangku…

Entah kapan kamu akan mengenalku. Nanti? Atau malah kita akan tetap tidak saling mengenal? Mungkin kamu tidak kenal namaku. Namun aku tahu semua tentang dirimu dari seluruh akun jejaring sosialmu yang selalu aku ikuti perkembangannya. Jangankan nomor telepon atau pin BBM, mengikutimu di jejaring sosial saja aku sudah cukup senang.

Namun seperti yang kamu tahu, aku hanyalah seorang pengecut yang hanya bisa memperhatikan dan melihat perkembanganmu secara diam diam. Tanpa ada komentar atau jejak apapun.

Hai, teman tersayangku…

Maukah kamu mengenalku? Bercanda dan saling bercerita. Cukup jadi temanmu saja, aku sudah bahagia. Walaupun aku punya rasa sayang yang lebih dari sekedar teman.

Hai, teman tersayangku…

Aku sudah lelah menyimpan semuanya. Aku tak ingin kehilangan lagi. Sekolah kita telah menjadi saksinya.

Hai, teman tersayangku…

Perkenalkan namaku. Salam kenal dari anak kelas sebelah. Yuk, kita mulai kisah kita dari nol lagi. Salam Rindu!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE