Walisongo dan Multiple Intelegences

Nah ternyata, nenek moyang kita memiliki kecerdasan yang luar biasa ya...

Nama wali songo sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat Jawa pada khususnya. Sembilan orang yang dipercaya sebagai wali Tuhan yang diberikan tugas untuk menuntun manusia sejalan dengan perintah-perintah yang telah diwahyukan-Nya. Jalan dakwah yang dilakukan oleh para wali dalam menyebarkan ajaran slam di Nusantara-pun dilakukan dengan berbagai pendekatan-pendekatan tradisionalis agar selaras dengan kebudayaan di Nusantara yang notabene masih menganut ajaran selain Islam.

Advertisement

Pada khususnya masyarakat di pulau Jawa yang menganut agama Hindu, Budha dan aliran kepercayaan lain didekati dengan cara-cara tertentu dengan mengakulturasikan budaya di dalamnya. Sebut saja Sunan Kalijaga yang menggunakan kesenian wayang sebagai media dakwah menyebarkan ajaran Islam. Tentu saja cerita yang dibawakan tidak sepenuhnya tentang ajaran Islam namun dikolaborasikan dengan mengadaptasi cerita Ramayana (Hindu) agar dapat diterima oleh masyarakat pada saat itu.

Dibalik metode-metode yang digunakan para Wali tentu saja dapat kita lihat bahwa kemampuan yang mereka miliki sangat beragam. Kemampuan dalam menentukan cara yang tepat bahkan masih bertahan sampai sekarang dan tetap menjadi primadona bagi sebagian masyarakat yang memeluk agama Islam pada khususnya. Dari sini dapat diasumsikan bahwa kemampuan multiple intelegence para wali songo sangat efektif dalam mengarahkan orientasi masyarakat dari keraton dan raja menjadi masjid dan ulama sebagai bentuk manifestasi ilahi.

Pada penjelasan yang lebih lanjut, multiple intelegences dari para wali dapat diklasifikasikan ke dalam delapan kecerdasan yang dikemukanan oleh Gardner.

Advertisement

Kecerdasan verbal linguistik

Kemampuan dalam menggunakan bahasa termasuk bahasa ibu dan asing untuk mengekspresikan apa yang ada dalam pikiran dan memahami orang lain. Menggunakan kata merupakan cara utama para wali untuk berpikir dan menyelesaikan masalah. Tentunya jalan dakwah yang dipakai pun termasuk dalam kecerdasan verbal karena mencakup kemampuan untuk mengekspresikan diri secara lisan dan tertulis serta kemampuan untuk menguasai bahasa asing. Kemampuan inilah yang digunakan para wali dalam membujuk, mengajak, membantah, menghibur atau membelajarkan orang lain.

Advertisement

Kecerdasan logis matematik

Kecerdasan matematik merupakan kemampuan yang fokus pada rangkaian alasan, mengenal pola-pola dan aturan. Kecerdasan ini menunjuk pada kemampuan untuk mengeksplorasi pola-pola, kategori-kategori dan hubungan dengan memanipulasi objek atau simbol untuk melakukan percobaan dengan cara yang sistematis. Kecerdasan matematika disebut juga kecerdasan logis dan penalaran karena merupakan dasar dalam memecahkan masalah dengan memahami prinsip-prinsip yang mendasari sistem kausal atau dapat memanipulasi bilangan, kuantitas, dan operasi. Para wali menggunakan kemampuan ini dalam membangun masjid-masjid dengan mengkombinasikan struktur kebudayaan Jawa dan simbol-simbol bangunan seperti jumlah tiang, jumlah pintu dan struktur unik lainnya.

Kecerdasan visual spasial

Kemampuan untuk merupakan kemampuan dalam memahami gambar-gambar dan bentuk. Orang yang memiliki kecerdasan ini cenderung berpikir dengan gambar dan sangat baik ketika belajar melalui presentasi visual seperti film, gambar, video, dan demonstrasi yang menggunakan alat peraga. Mereka juga sangat menyukai aktivitas menggambar, mengecat, mengukir, dan biasa mengungkapkan diri mereka melalui aktivitas seni. Mereka juga sangat baik untuk membaca peta, diagram, dan menyelesaikan teka-teki jigsaw.

Kecerdasan visual disebut juga kecerdasan spasial karena mencakup kemampuan untuk menggambar bentuk dan ruang suatu objek, kemampuan memikirkan bentuk sehingga memungkinkan seseorang untuk mengetahui di mana dia berada, dan kemampuan untuk memotret dunia. Sebut saja wayang yang digunakan oleh Sunan Kalijaga dalam memberikan dakwahnya. Para wali barangkali sudah tau bahwa dengan pendekatan budaya inilah dakwah mereka bisa diterima.

Kecerdasan musikal

Kecerdasan musikal merupakan kemampuan berpikir tentang musik seperti mampu mendengar, mengenal, mengingat, dan bahkan memanipulasi pola-pola musik. Kecerdasan musik juga meliputi kemampuan memersepsi dan memahami, mencipta dan menyanyikan bentuk-bentuk musikal dan para ahli mengakui bahwa musik merangsang aktivitas kognitif dalam otak dan mendorong kecerdasan. Tembang, kidung dan macapat merupakan salah satu bentuk kecerdasan musikal yang dipelopori oleh para wali agar dakwahnya lebih menarik minat masyarakat.

Kecerdasan kinestetik

Kecerdasan kinestetik merupakan kemampuan untuk menggunakan seluruh tubuh dalam mengekspresikan ide, perasaan dan menggunakan tangan untuk menghasilkan atau mentransformasi sesuatu. Orang yang memiliki kelebihan dalam kecerdasan kinestetik cenderung mempunyai perasaan yang kuat dan kesadaran mendalam tentang geraka-gerakan fisik. Mereka mampu berkomunikasi dengan baik melalui bahasa tubuh dan sikap dalam bentuk fisik lainnya. Mereka juga mampu melakukan tugas dengan baik setelah melihat orang lain melakukannya terlebih dahulu, kemudian meniru dan mengikuti tindakannya. Tari topeng Cirebon merupakan salah satu menifestassi yang digunakan oleh Sunan Gunung Jati kala itu dalam menyebarkan dakwahnya di tanah pasundan.

Kecerdasan interpersonal dan intrapersonal

Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk membaca tanda dan isyarat sosial, komunikasi verbal dan non-verbal, dan mampu menyesuaikan gaya komunikasi secara tepat. Sedangkan kecerdasan intrapersonal merupakan kecerdasan yang bersumber pada pemahaman diri secara menyeluruh guna menghadapi, merencanakan, dan memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi. Kecerdasan ini dapat kita lihat dari semua wali yang menyatu dengan masyarakat Nusantara kala itu.

Kecerdasan naturalitik

Kecerdasan naturalistik merupakan kemampuan dalam mengenal dan mengklasifikasi berbagai spesies termasuk flora dan fauna dalam suatu lingkungan. Para wali menggunakan kemampuan ini dalam mengakulturasikan budaya Jawa Hindu dengan ajaran Islam seperti penggunaan kemenyan dan sesaji.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pejalan kaki yang sukses!

CLOSE