Mengenal Lateral Career, Berkembang di Pekerjaan Tanpa Naik Jabatan

Tak sulit menemukan tips cara meningkatkan jenjang karier dari A sampai Z di mesin pencarian internet. Nggak bisa dimungkiri, seseorang yang bekerja pasti punya harapan kariernya bisa melesat naik. Selain pertimbangan kenaikan gaji, peluang mengasah potensi dan skill juga terbuka lebar seiring kenaikan karier seseorang.

Selama ini, kebanyakan orang hanya tahu bahwa jenjang karier bergerak naik seperti itu. Berawal dari staf biasa, seorang karyawan bisa naik jabatan menjadi team leader, manajer, atau manajer umum. Namun, tahukah kamu kalau jenjang karier sebenarnya nggak harus naik terus? Konon, jenjang karier yang arah geraknya ke atas (vertikal) disebut-sebut kurang powerful lagi. Sebagai gantinya, ada lateral career yang dianggap lebih baik dan realistis.

Apa itu lateral career?

Apa bedanya lateral career dan jenjang karier naik (vertical career)?

Bagaimana caranya memulai lateral career?

Tenang, SoHip. Ini dia ulasan lengkap tentang lateral career. Kenalan, yuk, dengan jenis jenjang karier yang baru ini!

Menilik lateral career dan vertical career. Apa sih bedanya?

Lateral career sebenarnya masih asing bagi sebagian besar orang, bahkan kita sendiri lebih familier dengan vertical career. Jenis jenjang karier ini memang lebih akrab di telinga. Sementara itu, lateral career mulai mencuri perhatian karena dinilai lebih baik diterapkan dan paling memungkinkan dilakukan.

Vertical career menonjolkan kenaikan karier dengan pergerakan mirip seperti orang menaiki tangga. Jadi, seseorang harus berusaha naik jabatan dan posisi untuk meningkatkan kariernya. Dengan kata lain, ia tentunya dibebani tanggung jawab manajerial yang baru. Beda halnya dengan lateral career.  Jika vertical career ditandai dengan memimpin orang lain, lateral career berlandaskan pertumbuhan karier dengan fokus memimpin diri sendiri.

Apa maksudnya?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini