Mengenal Trauma Cleaner, Jasa Pembersih Barang Orang Meninggal. Beneran Ada di Korea!

profesi trauma cleaner

Serial original dari salah satu layanan streaming, “Move to Heaven” kini tengah ramai dibicarakan. Ceritanya yang penuh dengan pesan hidup dan kisah haru membuat mereka yang ingin menontonnya harus menyiapkan tisu. Serial ini menceritakan tentang kisah di balik kematian dengan sudut pandang dua orang yang bekerja sebagai trauma cleaner yaitu orang yang membersihkan barang peninggalan mereka yang sudah meninggal.

Advertisement

Banyak yang mengira bahwa pekerjaan yang satu ini cuma ada di cerita tersebut saja alias fiksi, terutama orang-orang di Indonesia karena merasa tak pernah menjumpainya di sini. Namun, ternyata di Korea Selatan bisnis ini memang benar-benar ada lo. Kalau kamu penasaran, simak yuk penjelasan selengkapnya!

Trauma cleaner adalah jasa panggilan untuk membersihkan barang-barang orang yang meninggal, biasanya yang meninggal sendirian

Fenomena lonely death atau meninggal sendirian ternyata marak terjadi di Korea Selatan. Dilansir dari Reuters , ada banyak orang tua di sana yang merasa sangat depresi karena tak memiliki tempat untuk dirinya ketika meninggal. Akhirnya mereka akan mengumpulkan uang untuk dan mendatangi federasi direksi yang mengurusi bagian upacara pemakaman.

Advertisement

Selain federasi tersebut ada juga jasa untuk membereskan berbagai sisa-sisa peninggalan mereka layaknya yang dilakukan oleh Geu-ru dan Sang-gu sebagai trauma cleaner di “Move to Heaven.” Mereka akan membersihkan tempat kejadian perkara (TKP) atau kamar yang ditinggalkan termasuk jika mayat yang ditemukan baru diketahui selama berhari-hari atau berminggu-minggu setelahnya karena meninggal sendirian dan tak punya keluarga yang berhubungan.

Pekerjaan ini mungkin dijauhi banyak orang tapi justru karena itu saingannya sedikit dan pasarnya lumayan banyak

Membersihkan darah, mencium aroma yang tak menyenangkan, dan membersihkan barang-barang mereka yang meninggal, melihat salah satu adegannya saja mungkin membuat banyak orang bergidik apalagi jika harus melakukannya. Meskipun begitu, justru hal ini dimanfaatkan oleh beberapa orang untuk mendirikan bisnis trauma cleaner, salah satunya adalah Kil Hae-yong yang merupakan CEO Sweepers yang sudah berdiri sejak tahun 2011. Dilansir dari Korea Times, Hae-yong adalah bekas pemilik restoran barbeque. Namun, menurutnya supaya bisa sukses maka ia harus melakukan sesuatu yang tak mau dilakukan oleh orang lain.

Advertisement

Ia melihat prospek bisnis ini karena saat itu ada paling tidak 700 kematian sehari dan ia yakin bahwa paling tidak ada 1 kematian yang tak dihadiri siapapun. Ia juga melihat akan adanya 5,2 juta keluarga tunggal dan akan meningkat menjadi 10 juta yang artinya akan ada jumlah yang serupa yang akan menjadi pengguna jasa potensial bagi bisnisnya.

Pekerjaan yang dilakukan oleh trauma cleaner tak jauh berbeda dengan yang diperlihatkan di “Move to Heaven”, tapi apakah kamu tahu pendapatan mereka?

Pekerjaan ini akan dimulai ketika mayat sudah diambil oleh orang-orang dari rumah duka. Trauma cleaner ini akan membersihkan area yang terkontaminasi yang seringkali menyebabkan munculnya binatang-binatang seperti yang diperlihatkan di serialnya. Setelahnya, barang-barang yang ditinggalkan akan disortir. Seringnya tak ada keluarga yang diketahui, maka kebanyakan barang akan diberikan ke pengangkut sampah. Kegiatan ini akan berlangsung selama kurang lebih 4 hari untuk proses normal, diakhiri dengan sterilisasi ruangan menggunakan mesin laser ozone.

Nah, kira-kira dengan pekerjaan yang sedemikian rupa itu berapa ya pendapatan yang diperoleh dalam sekali pesanan? Ternyata, masih dilansir dari Korea Times, Sweepers akan memperoleh sebanyak 3 sampai 4 juta won atau sekitar Rp39 juta sampai Rp51 juta untuk sekali kasus. Sebagai pemain lama, mereka akan mendapatkan 6 sampai 7 kasus setiap bulannya. Makanya, banyak yang meninggal sendiri dan sengaja menyiapkan uang untuk mengurus kematian mereka seperti ini.

Walaupun kelihatannya trauma cleaner cuma ada di cerita saja tapi nyatanya bisnis ini benar-benar ada di dunia nyata. Pasalnya lonely death marak terjadi di Korea Selatan dengan banyaknya orang yang tinggal sendirian hingga memilih untuk tak lagi berhubungan dengan keluarga mereka yang akhirnya menjadi pasar bagi bisnis ini.

Baca sepuasnya konten-konten pembelajaran Masterclass Hipwee, bebas dari iklan, dengan berlangganan Hipwee Premium.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Editor

An avid reader and bookshop lover.

CLOSE