Laga Pencak Silat dalam 4 Pernikahan Adat Indonesia Ini Seru, Belum Banyak yang Tahu!

budaya pencak silat palang pintu dalam pernikahan adat Indonesia

Selalu ada saja hal seru dan unik untuk dikulik dari pernikahan adat di Indonesia. Bukan cuma soal panjangnya prosesi yang dijalankan atau besar mahar yang harus diberikan, terkadang tahapan unik seperti laga pencak silat yang kerap hadir dalam sejumlah pernikahan adat di sejumlah daerah di Indonesia juga selalu asyik dibicarakan.

Tradisi pencak silat dalam pernikahan memang cukup lekat dalam sejumlah pernikahan adat di Indonesia, misalnya seperti di kebudayaan masyarakat Betawi atau Melayu. Padahal nih, nggak cuma di dua suku itu saja lo ada kebiasaan laga pencak silat dalam pernikahan adatnya karena ternyata dalam tradisi pernikahan adat Dayak Ngaju dan Minang, juga ada aksi  semacam ini. Nah, bagaimana dan apa saja sih sebenarnya makna di balik aksi yang seringnya jadi terlihat jenaka dan penuh kemeriahan ini? Simak ulasannya berikut ini ya~

1. Kamu pasti sudah nggak asing kan dengan tradisi ‘Palang Pintu’ ajang seru berbalas pantun dan guyonan kocak dalam mengawali rangkaian pernikahan adat Betawi?

Pencak silat Betawi via www.seputarpernikahan.com

Tradisi pencak silat sebagai bagian dalam pernikahan adat Betawi sudah cukup tersohor di Indonesia. Tradisi pencak silat yang disebut ‘Palang Pintu’ ini memang unik, karena dibuat dengan alur cerita sedemikian rupa seperti sedang bersandiwara sehingga menghibur karena dilakukan dengan berbagai serangkaian yang mengundang gelak tawa bagi yang melihatnya. Keunikan prosesi palang pintu ini ada pada dialog yang digunakan berupa pantun yang saling berbalas. Dilansir dari laman seputarpernikahan.com , prosesi ‘Palang Pintu’  dilakukan sebelum akad nikah dimulai, yaitu ketika keluarga mempelai pria datang menuju tempat sang mempelai wanita. Nah, kemudian masing-masing penjaga pintu dari kedua keluarga akan mengadu pantun dan juga silat, sebagai syarat untuk bisa masuk ke kediaman mempelai wanita serta sebagai simbol usaha keras membangun pernikahan.

Pada prosesi palang pintu ini sang penjaga pintu menjadi orang yang berperan selama prosesi ini dimulai. Prosesi Palang Pintu pernikahan adat Betawi dilakukan bukan tanpa makna, akan tetapi memiliki tujuan sebagai cara untuk kedua keluarga dapat saling mengenal satu sama lain.

2. Dalam adat pernikahan adat Dayak Ngaju dan Dayak Ma’anyan, juga ada tradisi Lawang Sekepeng yang melibatkan laga pencak silat saat menyambut kedatangan mempelai pria ke rumah mempelai perempuan

Lawang Sekepeng, Kalimantan Tengah via infopublik.id

Dalam pernikahan adat Dayak Ngaju dikenal istilah ‘Lawang Sekepeng’, yang sekilas mirip dengan tradisi ‘Palang Pintu’ dalam pernikahan adat Betawi. Prosesi ini biasanya dilakukan sebelum melangsungkan rangkaian pernikahan adat, yaitu saat calon mempelai pria dan keluarga besarnya bertandang ke rumah calon mempelai perempuan.

Prosesi ini biasanya diawali dengan percakapan menanyakan tujuan dan maksud kedatangan si pria (yang tentu hanya sandiwara dengan gaya jenaka) antara perwakilan keluarga mempelai perempuan dan pria yang terpisahkan semacam gerbang yang harus diputuskan oleh masing-masing ‘pendekar’ dari mempelai pengantin. Setelah laga pencak silat atau ‘bekuntau’  usai dan tali temali di gerbang telah putus semua, maka rombongan mempelai pengantin pria diizinkan masuk untuk melanjutkan seluruh rangkaian prosesi adat pernikahan Dayak Ngaju.

3. Dalam adat pernikahan adat Minang, juga dikenal Tari Pasembahan, yang di dalamnya selain ada tarian pencak silat untuk menyambut para tamu

Tari Pasembahan via minangkamek.wordpress.com

Tari Pasembahan merupakan tarian selamat datang untuk menyambut tamu kehormatan sebagai wujud rasa hormat mereka terhadap tamu tersebut. Nah, Tari Pasambahan tidak hanya ditujukan pada tamu penting seperti pejabat saja, tapi juga diterapkan dalam pesta pernikahan adat, terutama dalam menyambut rombongan pengantin pria di rumah pengantin wanita.

Di dalam Tari Pasambahan ada beberapa sesi dalam pertunjukan menarinya. Pada sesi pertama atau tarian pembuka biasanya dimulai dengan penari pria yang menari dengan gerakan pencak silat khas Minang. Kemudian setelah tarian pembuka para penari wanita bergabung dan kemudian menari bersama dengan penari pria. Para penari wanita menari dengan gerakan yang anggun dan penari pria menari dengan gerakan pencak silatnya.

4. Di Provinsi Kepulauan Riau, tepatnya dalam adat pernikahan Melayu Lingga juga dikenal konsep pencak silat yang mirip dengan Betawi dan Dayak Ngaju lo yang disebut ‘Silat Pengantin’

Dilansir dari laman disbud.kepriprov.go.id , ‘Silat Pengantin’ dilakukan pada saat perhelatan acara nikah sebagai rangkaian tata cara adat perkawinan Melayu di Daik lingga. Tak cuma di momen pernikahan, ‘Silat Pengantin’ ini juga dilakukan pada saat menyambut tamu-tamu besar.

Dalam rangkaian tata cara adat perkawinan Melayu Lingga, ‘Silat Pengantin’ ini biasanya dilakukan saat mengantar pengantin pria ke rumah pengantin perempuan. Begitu tiba di rumah mempelai perempuan, rombongan pengantin laki-laki disambut dengan kegiatan bersilat dari kedua belah pihak selama beberapa menit oleh 1 atau lebih orang yang diiringi musik pengiring yaitu gendang panjang, 2 buah gong dan serune atau nafiri. Ini melambangkan suatu simbol bahwa pengantin datang ke tempat yang aman dari segala musuh.

Selain menambah estetika dan keseruan dalam pernikahan adat, tentu tradisi pencak silat ini memiliki makna yang indah bagi masing-masing daerah, yang kurang lebih punya benang merah yang sama yaitu bagian dari penyambutan tamu istimewa yang harus ‘menghancurkan’ dulu tali atau gerbang pemisah antara keluarga mempelai pria yang datang dengan keluarga mempelai perempuan yang menyambut. Kalau di daerahmu sendiri, ada juga nggak sih tradisi pencak silat dalam pernikahan adat seperti ini?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

An avid reader and bookshop lover.