Gagal Gelar Nikahan Mewah karena Corona, Pasangan Sri Lanka Akhirnya Bagikan Makanan ke Warga

sri lanka wedding corona

Perdebatan tentang pernikahan sepertinya kini bukan lagi tentang menikah mewah atau sederhana, namun menikah sederhana sekarang atau menikah mewah nanti saja. Pasalnya, kita belum tahu kapan ‘nanti saja’ tersebut karena belum tahu pula kapan pandemi ini akan berakhir atau paling tidak ditemukan vaksinnya. Meskipun demikian sebenarnya ada berbagai pilihan alternatif jika ingin segera membagikan kebahagiaan dalam bentuk pernikahan, mulai dari drive thru, virtual wedding, hingga charity wedding.

Seperti yang baru-baru ini dilakukan manten asal Sri Lanka, yang menggelar pernikahan dengan konsep charity yaitu dengan membagikan makanan ke rakyat miskin yang membutuhkan. Selain lega dan bahagia, konsep ini juga bisa sedikit membantu di masa ekonomi yang sulit ini. Kita simak yuk cerita selengkapnya!

Layaknya pengantin lainnya, pasangan asal Sri Lanka ini sudah menyiapkan pernikahan dari jauh-jauh hari dengan detail

Harusnya digelar mewah/ Credit: mynbc15 via mynbc15.com

Dilansir dari VOA , pasangan ini bernama Darshana Kumara Wijenarayana dan Pawani Rasanga. Setelah bertunangan mereka ingin menggelar pernikahan yang harusnya terlaksana tanggal 27 April 2020 lalu. Namun karena pandemi semua rencana harus diubah padahal mereka sudah merencanakan segalanya. Rencananya bahkan pernikahan ini akan digelar mewah.

Pasangan ini sudah memesan mulai dari pakaian, cincin, kue, hingga venue untuk menggelar resepsi. Mereka juga berencana untuk mengundang tamu sebanyak 250 undangan. Namun segalanya harus terhenti karena adanya kebijakan lockdown yang belum tahu sampai kapan akan diterapkan.

Kasus yang muncul di sana membuat warga merasa panik. Walau akhirnya diperbolehkan menggelar pernikahan namun mereka punya rencana lain

Berbagi dengan tetangga/ Credit: Loop Jamaica via www.loopjamaica.com

Kasus pertama di Sri Lanka adalah turis dari Tiongkok yang merasa sakit pada Januari lalu dibebaskan pada Februari. Namun pada 11 Maret, seorang pemandu wisata dinyatakan positif yang membuat ketakutan sampai sekolah, kuliah, serta bisnis banyak yang ditutup. Akhirnya jam jaga diterapkan namun justru memmengaruhi mereka yang penghasilannya harian.

Akhirnya jam tersebut dilonggarkan, pasangan Darshana dan Pawani pun sebenarnya diperbolehkan menggelar pernikahan di siang hari. Tetapi pasangan ini memilih mengubah rencana menjadi menggelar acara inti dengan keluarga dekat lalu membagikan bingkisan untuk warga yang membutuhkan berupa makanan hingga mainan untuk anak-anak. Keren~

Yang membuat hal ini makin unik adalah mereka membagikannya langsung masih mengenakan pakaian pengantin

Dengan baju nikah/ Credit: Loop Jamaica via www.loopjamaica.com

Pengantin pria mengenakan setelan lapis 3 berwarna biru tua lengkap dengan dasinya sedangkan pengantin wanita memakai sari putih dan hiasan kepala dengan bunga berwarna merah muda dan ungu di atas sanggul saat membagikan berbagai kebutuhan tersebut. Tak lupa mereka juga tetap mengikuti protokol dengan mengenakan masker serta membungkus barangnya dengan plastik. Sebelum pindah ke rumah yang lain mereka juga menggunakan hand sanitizer.

Berbagai doa baik dari para penerima untuk kehidupan pernikahan hingga pujian dari orang asing mereka terima setelah kejadian ini

Dapat doa baik/ Credit: semissourian via www.semissourian.com

Sambil menerima bingkisan tersebut, para tetangga mendoakan agar pernikahan mereka dilimpahi kebahagiaan. Kabar ini lalu terdengar oleh banyak orang hingga nomor toko dan ponsel mereka sendiri ramai dengan ucapan pujian akan kebijaksanaan mereka. Pasangan ini merasa lega karena dapat membagi kebahagiaan dan melihat anak-anak sangat senang menerima mainan.

Alternatif yang satu ini tak harus kamu tiru tapi semoga bisa menjadikan inspirasi untuk berbagi kebaikan di saat seperti ini. Walaupun mereka harus kecewa karena pernikahan yang harus ditunda namun ternyata tetap bisa juga membuat orang lain bahagia 🙂

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Editor

An avid reader and bookshop lover.