Mengulik 6 Manfaat Pingitan dalam Adat Pernikahan Jawa. Sarat Makna, tapi Sudah Jarang Dilakukan

Tradisi Pingitan

Pada umumnya, menjelang hari pernikahan pasangan pasti akan sering bertemu untuk mengurus segala keperluan acara. Mulai dari tempat, penyebaran undangan, katering, hingga setelan pakaian yang akan dikenakan. Kondisi seperti ini lumrah karena pernikahan memang membutuhkan banyak persiapan.

Advertisement

Namun di sisi lain ada kondisi yang mengharuskan kedua mempelai nggak bisa bertemu satu sama lain menjelang hari bahagia mereka. Mempelai wanita nggak boleh keluar rumah dan bertemu dengan mempelai laki-laki. Nggak asing dengan situasi tersebut?

Gambaran tadi merupakan tradisi pingitan yang terkenal berasal dari pernikahan adat Jawa. Tradisi ini sudah jarang dilakukan pada masa kini. Alasannya beragam. Mulai dari nggak relevan lagi dengan zaman modern hingga kurangnya informasi mengenai manfaat pingitan. Meskipun sudah hidup di zaman modern, nggak seharusnya kita meninggalkan tradisi yang memiliki tujuan baik. Yuk, simak nilai-nilai positif dari tradisi yang sarat makna ini!

1. Nggak boleh keluar rumah bisa menghindarkan calon pengantin dari marabahaya

pengantin baru/ Credit: Popbela via popbela.com

Dilansir dari Seputar Pernikahan , calon pengantin memiliki ‘darah manis’ yang membuat mereka rentan terhadap gangguan yang nggak terlihat. Dalam kepercayaan Jawa kuno, hal yang nggak terlihat ini terkenal dengan istilah sarap, sawan, dan sambekala. Agar terhindar dari hal-hal mencemaskan tersebut, calon pengantin pun ‘dipingit’ di tempat masing-masing.

Advertisement

2. Banyak calon pengantin yang malah bertambah stres menjelang hari pernikahannya. Masa pingitan adalah waktu yang tepat untuk menenangkan diri

menenangkan diri dan pikiran/ Credit: Weddingku via weddingku.com

Di tengah banyaknya persiapan printilan pernikahan, terkadang pikiran terbawa stres. Nggak mau dong di hari bahagia nanti masih harus berurusan dengan pikiran yang berat~ Oleh karena itu, momen pingitan ini pas untuk kembali menenangkan sekaligus menyegarkan pikiran. Nanti-nanti dulu deh mikirin katering yang belum beres atau jumlah undangan yang masih kurang. Itu bisa diurus pelan-pelan dengan pikiran yang sudah tenang.

3. Kalau pikiran sudah tenang, fisik pun ikut sehat dan bugar. Siap untuk berdiri berjam-jam menyalami para tamu undangan~

seharian menyalami para tamu undangan/ Credit: Suara via suara.com

Pikiran dan tubuh itu sebenarnya terkoneksi. Makanya, sering terjadi ketika pikiran stres, tubuh pun ikut jatuh sakit. Jika sudah menenangkan pikiran di masa pingitan ini, jangan lupa untuk mempersiapkan kebugaran fisik ya. Calon pengantin wanita bisa melakukan perawatan diri ke salon atau di rumah. Sedangkan calon pria meluangkan waktunya untuk berolahraga.

Selain itu, mencoba puasa mutih atau puasa terhadap berbagai jenis makanan juga sangat berguna. Dalam puasa ini, calon pengantin tetap bisa makan dan minum tapi berupa nasi dan air putih saja.

Advertisement

4. Puasa mutih nggak sekadar mengatur jenis makanan. Ada manfaat unik yang menunggu seperti membuat penampilan fisik calon pengantin yang manglingi di hari H

tampil paripurna di hari h/ Credit: Beautynesia via beautynesia.id

Puasa mutih dalam adat Jawa punya manfaat lain disamping membuat tubuh bugar. Selain bermakna memutihkan diri bagai kertas putih untuk menyambut kehidupan baru, terkhusus bagi calon mempelai wanita, puasa ini dapat membuat penampilan menjadi berbeda akibat penekanan nafsu makan dan pola makan yang berubah. Tubuh semakin langsing, aura kecantikan yang semakin terpancar dipercaya sebagai bagian dari manfaat yang akan didapatkan.

Mempelai pria pun akan tampil prima dan mempesona di hari H. Inilah yang disebut dengan tampil manglingi dalam bahasa Jawa.

5. Dipingit membuat rasa rindu kepada calon pasangan. Makin nggak sabar menunggu hari H tiba untuk ketemu si dia

bisa saling merindukan/ Credit: Popbela via popbela.com

Selama masa pendekatan sampai persiapan pernikahan, calon pengantin sudah sering bertemu. Oleh karena itu, rasa rindu satu sama lain cocok dijadikan bumbu untuk membuat momen hari pernikahan menjadi semakin ditunggu-tunggu. Sehingga ketika tiba saatnya, rasa deg-degan dan rindu itu pun bisa terbayarkan.

6. Lika-liku rumah tangga akan segera dihadapi seketika setelah pesta pernikahan usai. Sangat perlu untuk meminta wejangan pada mereka yang sudah lebih berpengalaman

sungkem kepada orangtua/ Credit: Bride Story via Bridestory.com

Nggak sekadar berdiam diri di rumah, selama masa pingitan calon pengantin juga harus mendekatkan diri dengan Yang Maha Kuasa untuk memohon kelancaran acara pernikahan yang sudah dipersiapkan. Selain itu, pingitan juga momen yang pas untuk meminta nasihat kepada orangtua, teman, dan sanak saudara yang sudah dahulu menikah guna memperkuat mental dalam mengarungi hidup berumah tangga nanti.

Meskipun pingitan ini terkesan tradisional, namun ternyata di dalamnya tersimpan banyak manfaat positif untuk calon pengantin. Untuk yang akan menikah, kamu bisa mendiskusikan dengan pasangan atau keluarga apakah akan menjalankan tradisi ini atau nggak. Pertimbangkan waktu dan segala persiapan yang ada. Jika memungkinkan, mungkin lebih baik dilakukan sebagai penghormatan terhadap budaya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Editor

An avid reader and bookshop lover.

CLOSE