Ini Penjelasan Ilmiah Kenapa Makin Dewasa, Bayimu Akan Lupa Masa Kecilnya. Sudah Tahu, Ma?

early childhood memory

Kalau ditanya bagaimana dulu rasanya saat di rahim atau bagaimana perjuangan bisa lahir ke dunia, kamu mungkin nggak bisa menjawab karena sudah lupa bagaimana rasanya. Jangankan saat lahir, ketika kamu diberi tahu pernah terjatuh dari stroller ketika berumur 2 tahun saja, kamu mungkin cuma tahu karena mendengar cerita dari orang lain saja dan nggak ingat bagaimana rasanya. Begitu pun saat kamu bertanya kepada adik yang sudah mulai tumbuh besar tentang kehidupannya sebelum usia 3 tahun, seolah adikmu menjadi amnesia hingga lupa segalanya.

Advertisement

Hal ini ternyata memiliki istilah yang disebut dengan childhood amnesia. Ternyata ada lo penjelasan secara ilmiah mengenai hal ini. Kita simak yuk selengkapnya!

Biasanya anak akan melupakan memorinya yang dibuat saat ia masih berumur di bawah 3 tahun, hal ini karena perkembangan otaknya

Nantinya lupa/ Credit: Freepik via www.freepik.com

Dilansir dari Parents , para psikologis percaya bahwa childhood amnesia ini merupakan hal yang normal dengan adanya perkembangan yang terjadi pada otak. Memori identik dengan kemampuan untuk mengingat kembali pegalaman hidup. Jadi memori yang jarang diceritakan kembali dan diperkuat akan menjadi hilang seiring berjalannya waktu.  Memori ini termasuk dalam hippocampus yaitu bagian otak yang ditemukan di temporal lobe yang nggak berkembang saat lahir. Hippocampus ini baru akan siap di usia empat tahun dan anak baru akan mengingat sesuatu dengan konsisten.

Alasan lain kita nggak ingat dengan memori-memori di masa kecil, ternyata berkaitan pula dengan kemampuan berbahasa

Kemampuan berbahasa/ Credit: Freepik via www.freepik.com

Masih dari sumber yang sama, menurut seorang direktur Institute for Neuro-Physiological Psychology bernama  Sally Goddard Blythe mengatakan bahwa kita nggak memiliki kemampuan untuk membicarakan sesuatu yang terjadi pada diri kita sebelum kita fasih dalam menggunakan bahasa. Nah, sejalan dengan teori yang sebelumnya, ternyata anak-anak baru akan fasih dalam menggunakan bahasa verbal saat sudah berumur 3 tahun. Namun, mereka sebenarnya mengingat hal-hal tersebut hanya saja melupakannya dengan cepat pula.

Advertisement

Seperti disebutkan sebelumnya, anak-anak akan lupa memori yang dibuat dalam usia kurang dari 3 tahun. Namun memori ini baru dilupakan saat anak berusia 7 tahun

7 tahun sudah lupa/ Credit: Freepik via www.freepik.com

Sebuah penelitian dari Patricia Bauer dan Marina Larkina yang melibatkan anak-anak umur 3 tahun ditanyai tentang 6 hal yang dilakukan ibunya selama hidup di 3 tahun pertama tersebut, kemudian mereka diminta untuk mengingatnya saat dewasa. Hasilnya saat umur 5 sampai 7 tahun, anak-anak akan lebih mengingat kejadian-kejadian tersebut sebanyak 60% dan saat anak di usia 8 sampai 9 tahun, kemampuan ini akan berkurang hingga kurang dari 40%.

Meskipun demikian, orang tua tetap perlu membuat memori dengan anak-anak walaupun usianya masih sangat muda

Harus tetap bonding/ Credit: Freepik via www.freepik.com

Meski mungkin si kecil nggak akan ingat hal-hal seperti detail perayaan ulang tahun pertamanya atau perjalanan ke luar kota saat mereka berumur dua tahun, namun menciptakan memori bersama harus tetap dilakukan. Berbagi pengalaman sangat penting untuk bonding dan akan membantu si kecil untuk mengenalkan dunia di sekitar mereka. Anak-anak juga membuat memori yang bukan hanya berkembang di hippocampus. Memori yang melibatkan kemampuan mempelajari hal seperti bagaimana cara duduk dan memegang sendok merupakan hal yang akan diingat dan sangat penting.

Jadi ada dua hal yang menyebabkan anak yang sudah tumbuh dewasa akan melupakan memori saat masa kecil. Hal ini disebabkan karena perkembangan otaknya dan kemampuan dalam berbahasa. Memori yang dilupakan biasanya saat usianya masih di bawah 3 tahun. Namun sebisa mungkin menyempatkan untuk membuat memori yang membahagiakan dengan si kecil juga tetap perlu dilakukan ya, Mama Papa!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Editor

An avid reader and bookshop lover.

CLOSE