Perubahan Hidup Dari Kuliah Ke Dunia Kerja yang Dialami Anak Muda Umur 20-an

Transisi hidup dari kuliah ke dunia kerja biasanya dialami di usia 20-an. Selepas lulus kuliah dan menuntaskan pendidikan, seseorang akan memulai hidup yang sesungguhnya. Bekerja dan belajar berdikari. Perubahan pola hidup pasti dialami di titik ini.

Apa saja sih yang akan dialami oleh anak muda usia 20-an yang berpindah dari dunia kampus ke dunia kerja? Perubahan macam apa yang akan dihadapi? Kalau kamu anak muda yang akan segera meninggalkan bangku kuliah dan memulai kerja, artikel ini layak kamu baca.

1. Pada Awalnya, Kamu Akan Getol Mencari Kerja

Job fair jadi hal yang dekat dengan hidupmu

Job fair jadi hal yang dekat dengan hidupmu via jobsupportosaka.blogspot.com

Mencari pekerjaan adalah langkah pertama yang harus kamu hadapi. Di titik ini kamu akan sadar bahwa pintar saja tidak cukup. IPK tinggi menjulang yang telah susah payah kamu kumpulkan sejak masih jadi mahasiswa tidak menjamin kemudahan dalam mendapatkan pekerjaan.

Job-faircareer centre dari universitas hingga iklan lowongan pekerjaan di koran dan internet jadi hal yang familiar buatmu. Kamu akan belajar banyak di masa-masa mencari kerja ini. Bukan hanya soal “menjual diri” agar terlihat lebih menarik di depan perusahaan, tapi juga tentang pekerjaan macam apa yang ingin kamu lakukan.

Dalam masa mencari pekerjaan ini juga kamu akan belajar menghadapi kegagalan dan penolakan.

2. Antusiasme Tinggi Saat Mendapatkan Pekerjaan Pertama

Akhirnya dapat juga pekerjaan pertama

Akhirnya dapat juga pekerjaan pertama via hiroshi-okamoto.com

Horay! Akhirnya perjuanganmu mencari kerja terbayar lunas. Pekerjaan pertama bisa kamu dapatkan. Memulai pekerjaan pertama biasanya memberimu semangat dan antusiasme tinggi. Ada rasa bangga saat memsang dasi dan memakai baju resmi di hari pertama kerja. Kamu akan bertanya-tanya:

“Duuh susah gak ya kerjaannya? Bos-nya galak gak ya? Teman-teman kerjanya gimana ya?”

Beberapa orang beruntung dan bertahan di pekerjaan pertamanya yang memang sesuai dengan panggilan hati. Beberapa orang lain harus berganti pekerjaan beberapa kali samai mereka menemukan yang sesuai. Masing-masing orang sudah punya jalannya masing-masing.

Yang jelas di pekerjaan pertama kamu akan banyak belajar tentang konsistensi dan performa prima. Kamu akan tahu bahwa bukan hanya kemampuan dan otak cemerlang yang akan membuatmu lebih baik dibanding rekan kerja lain. Mempertahankan performa dan tetap profesional ternyata lebih sulit dari sekedar duduk mendengarkan kuliah.

3. Ucapkan Selamat Tinggal Pada Begadang Sampai Subuh

Begadang sepanjang malam sudah bukan pilihan

Begadang sepanjang malam sudah bukan pilihan via as.wwu.edu

Semasa kuliah badanmu seakan punya kekuatan super. Bangun sepanjang malam untuk berjibaku mengerjakan tugas jadi hal yang tidak asing. Kamu bisa dan kuat begadang sampai subuh kemudian membayar jam tidur di siang atau sore keesokan harinya.

Setelah bekerja, kebiasaan ini perlahan akan hilang. Membayar jam tidur di waktu produktif sudah tidak bisa lagi kamu lakukan. Ada kewajiban kerja yang harus kamu selesaikan. Kamu jadi lebih bijak mengatur waktu agar punya jam tidur yang memadai. Ucapkan selamat tinggal pada kebiasaan begadang yang jadi sahabat semasa kuliah.

Kini kamu bukan lagi makhluk nokturnal yang membalik siang jadi malam, malam jadi siang. Pekerjaanmu membuat bertransformasi jadi manusia yang lebih bertanggung jawab.

4. Tubuhmu Jadi Punya Jam Weker Natural Sesuai Waktu Masuk Kerja

Tubuhmu jadi punya jam bangun natural

Tubuhmu jadi punya jam bangun natural via i.huffpost.com

Disadari atau tidak, punya pekerjaan membuatmu jadi orang yang lebih teratur. Kini kamu tidak lagi bisa seenaknya bangun siang dan terlambat masuk kelas. Selalu ada konsekuensi dari semua tindakan yang kamu lakukan. Berubah menjadi lebih teratur juga terjadi pada jam bangun tidurmu.

Kalau selama ini kamu susah sekali bangun hingga harus bergantung pada alarm, setelah bekerja tubuhmu pun akan menyesuaikan diri. Kamu akan bisa bangun sendiri sesuai waktu yang kamu butuhkan untuk bersiap dan berangkat ke kantor. Terbiasa dengan keteraturan membuatmu punya jam weker alami yang membangunkanmu di waktu yang sama setiap hari.

Yang ngeselin dari hal ini adalah ketika akhir pekan tiba dan kamu ingin bangun siang, eeh badanmu berkhianat dan membangunkanmu di waktu yang sama seperti di hari kerja. Grrrr…gak bisa tidur lagi, deh.

5. Harimu Terbagi Jadi: Jam 9 – Makan Siang – Jam Tidak Produktif – Khawatir Mepet Deadline – Pulaaang!

Makan siang adalah waktunya mengistirahatkan otak

Makan siang adalah waktunya mengistirahatkan otak via lembaran-novinya.blogspot.com

Punya pekerjaan berarti memiliki target yang harus kamu capai setiap hari. Kamu akan belajar dan berusaha untuk memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Males banget ‘kan kalau pulang masih harus bawa tanggungan pekerjaan?

Hari-harimu kini seperti punya pola yang unik:

  • Mulai kerja jam 9, bikin minum dan pemanasan otak dulu sampai jam 09.30
  • Mulai fokus kerja
  • Makan siang
  • Jam 2 atau jam 3 kamu mulai stres karena sudah mepet deadline tapi kamu belum selesai
  • Mengerjakan tugas sebaik mungkin di momen-momen terakhir
  • Lega, akhirnya pekerjaan berhasil kamu selesaikan. Waktunya pulaaaangg!

6. Jam 9 Pagi dan Jam 5 Sore Jadi Waktu Yang Sakral

Macet dan transportasi sesak di jam 5 sore sudah tidak asing lagi untukmu

Macet dan transportasi sesak di jam 5 sore sudah tidak asing lagi untukmu via measiamagazine.net

Buat para pekerja kantoran, dua waktu di atas tentu sudah sangat akrab di hidupmu. Yup, jam 9 pagi adalah waktunya kamu masuk kerja dan jam 5 sore adalah saat pekerjaanmu (seharusnya) sudah selesai. Meskipun ada beberapa pekerjaan, seperti di Hipwee contohnya, yang kerap membuatmu harus bekerja sampai lebih larut. Eh, tapi walau sering lembur kami bahagia kok menulis untuk kamu 🙂

Baiklah, kembali ke topik.

Jam 9 dan jam 5 bukan cuma menandai kedatanganmu ke kantor dan kepulangan ke rumah. Waktu tersebut juga jadi pertanda saatnya kamu harus berjuang untuk mengalahkan kemacetan jalanan. Tidak jarang kamu akan memilih berangkat jauh lebih awal dan mampir di suatu tempat dulu setelah pulang kerja hingga kemacetan jalan bisa lebih terurai.

7. Hari Jumat Selalu Membuatmu Bersemangat

Jadi jatuh cinta pada hari Jumat

Jadi jatuh cinta pada hari Jumat via 8tracks.com

Thank God It’s Friday dan tagar #TGIF  jadi kata-kata yang mudah dikaitkan dengan hidupmu. Setiap hari Jumat datang, kamu merasa senang karena itu tandanya sebentar lagi akhir pekan akan bisa kamu jelang. Jumat juga sering kamu manfaatkan jadi waktu untuk bersenang-senang dengan rekan kerja untuk merayakan hasil kerja selama seminggu.

Kamu jadi akrab dengan restoran dan tempat-tempat yang menawarkan hiburan di malam Jumat. Pokoknya Jumat adalah hari yang sah deh, untukmu pulang malam dan bersenang-senang. Toh kamu sudah  bekerja keras 5 hari ini dan kamu layak menyenangkan diri sendiri.

8. Sabtu Dan Minggu Terasa Lewat Dengan Cepat

Waktu bermalasan di Sabtu dan Minggu berlalu dengan cepat

Waktu bermalasan di Sabtu dan Minggu berlalu dengan cepat via mixingblonde.blogspot.com

Kalau hari Jumat jadi waktu bersenang-senang, hari Sabtu dan Minggu kamu manfaatkan jadi momen untuk bermalas-malasan dan melakukan hobi. Yup, kini kamu tidak lagi punya waktu sebebas waktu masih kuliah dulu untuk melakukan hal-hal yang kamu sukai setiap hari. Kewajiban kerja sudah menyita waktumu.

Dua hari libur saat kamu bebas dari tuntutan pekerjaan kerap terasa sangat cepat dilewati. Rasanya sering nggak percaya kalau ini udah hari Sabtu, besok sudah Minggu dan itu artinya kamu harus bekerja kembali keesokan harinya. Kalau bisa nangis, kamu akan bilang, “Huhuhu jangan ambil Minggu-ku!

9. “Weekend Aja Dong”, Jadi Jawabanmu Ketika Ada Ajakan Main Dari Teman

Walau sudah pasang muka imut, kamu juga gak bisa ikutan gaul

Walau sudah pasang muka imut, kamu juga gak bisa ikutan gaul via kumpulan-gambar-foto.blogspot.com

Waktu masih kuliah kamu adalah orang yang tidak akan mungkin melewatkan ajakan bersosialisasi dari teman. Mau hari apa dan jam berapa aja bakal dijabanin, deh. Tapi semua berubah ketika kamu mulai bekerja. Ajakan main harus disesuaikan dengan waktu dan jam kerja. Jangan sampai kegiatan bersenang-senang mengganggu kewajiban.

Saat ada ajakan main dari teman di tengah hari kerja, kamu akan menjawab sedih dengan: “Duuuh weekend aja dong. Aku masih ada kerjaan nih…” Seringnya sih acara itu akan tetap berjalan meski kamu tidak bisa bergabung. Kamu bukan lagi orang yang selalu available setiap saat untuk diajak bersenang-senang. Kini kamu harus lebih pintar memilih ajakan.

10. Kamu Mulai Membuat Kamar Kos-mu Terasa Seperti “Rumah”

Kamar berantakan sudah tidak jadi pilihan

Kamar berantakan sudah tidak jadi pilihan via commons.wikimedia.org

Kamar kosmu yang hanya jadi tempat tidur semasa mahasiswa kini mulai kamu rombak sehingga lebih terasa seperti rumah. Tidak ada lagi lantai berantakan dengan pakaian kotor dan barang-barang yang kamu lempar seenaknya. Kamu sudah tidak lagi bisa pulang, capek bekerja seharian, dan menemukan kamar yang kotor nan berantakan.

Bekerja membuatmu jadi orang yang menginginkan kenyamanan dan keteraturan dalam ruang pribadi. Kamu membutuhkan ruang privat yang nyaman dan stabil. Kini di kamar kosmu mulai ada pewangi ruangan, piring dan sendok untuk makan hingga alat-alat masak sederhana yang bisa kamu gunakan sewaktu-waktu.

11. Kamu Tidak Lagi Keberatan Mengeluarkan Uang Untuk Menyenangkan Diri Sendiri

Selama bisa menyenangkan diri sendiri, membeli barang mahal bukan masalah

Selama bisa menyenangkan diri sendiri, membeli barang mahal bukan masalah via www.vogue.com

Beli palette make-up harga 700 ribu barangkali bisa bikin kamu gila kalau dilakukan semasa kuliah. Ya iyalah, uang sebesar itu bisa membuatmu bertahan sampai tengah bulan. Setelah bekerja barulah kamu sadar bahwa terkadang mengeluarkan uang untuk menyenangkan diri sendiri itu sah-sah saja.

Sesekali kamu akan merogoh kocek dalam-dalam dan membeli barang yang sudah kamu impikan selama ini. Mulai dari yang kelihatan penting seperti perabotan rumah tangga sampai yang remeh macam komik dan gundam. Selama bisa membuatmu senang dan puas, tidak masalah bagimu mengeluarkan uang yang didapat dari keringatmu sendiri.

12. Ada Rasa Insecure Waktu Kamu Tidak Punya Tabungan Atau Investasi

Menabung mulai jadi kebiasaan barumu

Menabung mulai jadi kebiasaan barumu via funcheaporfree.com

Waktu masih kuliah dan jadi mahasiswa punya tabungan bukanlah hal yang penting untukmu. Toh kalau butuh uang mendadak kamu tinggal minta ke orang tua kan? Habis perkara. Tapi hal ini sudah tidak lagi bisa kamu lakukan ketika sudah bekerja. Kamu bertanggung jawab atas dirimu sendiri.

Akan ada rasa tidak aman ketika uang di rekening tinggal beberapa ratus ribu. Kamu mulai berhati-hati mengatur pengeluaran agar tetap punya dana cadangan untuk kebutuhan mendadak. Setelah beberapa saat bekerja kamu juga menilik instrumen investasi yang bisa kamu ikuti untuk makin menunjang keamanan finansialmu.

13. Kemandirian Finansial Menimbulkan Rasa Tanggung Jawab Untuk Mulai Membantu Keluarga

Kamu mulai ingin membantu orang tua

Kamu mulai ingin membantu orang tua via insinyurpenulis.wordpress.com

Kemandirian secara finansial ternyata mengubah banyak hal dalam hidupmu. Mulai muncul keinginan dan rasa tanggung jawab untuk membantu keluargamu. Kamu akan menawarkan membantu membayar tagihan listrik rumah, atau memberi uang saku bulanan ke adikmu agar beban orang tua sedikit berkurang.

Mulai bekerja dan merasakan susahnya mencari uang membuka matamu tentang betapa besar pengorbanan orang tua demi kesuksesanmu. Kini saatnya kamu sedikit meringankan beban mereka. Peranmu di keluarga mulai makin besar, kamu jadi garda depan yang akan menyelesaikan urusan rumah. Sudah bukan saatnya orang tuamu bekerja dan berpikir keras.

Kini, giliranmu berjuang demi mereka.

14. Kamu Merasa Lebih Mandiri Dalam Membuat Keputusan

Merasa lebih bebas dalam mengambil keputusan

Merasa lebih bebas dalam mengambil keputusan via aminnesotalife.wordpress.com

Kini kamu sudah bisa hidup di atas kaki sendiri. Dampaknya, kamu sudah makin mandiri dalam membuat berbagai keputusan dalam hidup. Kamu makin merasa ini hidupmu, kamulah yang menjalani dan berhak melakukan apapun dengannya. Orang lain tidak berhak ikut campur dalam keputusanmu.

Tidak jarang di titik ini kamu akan jadi orang egois dan keras kepala karena merasa punya otoritas penuh terhadap hidupmu. Tenang, memang itu prosesnya kok. Seiring waktu kamu akan sadar kalau kamu tidak hidup sendiri. Kamu tetap perlu mendengarkan dan mempertimbangkan pendapat orang lain dalam keputusan hidupmu.

Dunia ternayta bukan hanya soal kamu. Keputusan hidup yang kamu ambil bisa memperngaruhi orang-orang terkasih di sekitarmu. Maka dari itu, tidak sepantasnya kamu egois.

15. Pamungkasnya, Kamu Masih Harus Terus Belajar Jadi Manusia Dewasa

Kamu akan terus belajar jadi orang dewasa

Kamu akan terus belajar jadi orang dewasa via www.gaijinjapan.org

Terkadang kamu akan melihat hidupmu dan terkekeh sendiri.

“Hehehe, yakin nih aku udah jadi orang dewasa?”

Perilakumu kadang masih kekanak-kanakan, hobi dan kegemaranmu juga tidak jauh berbeda dari saat masih kuliah dulu. Bedanya kini kamu sudah mulai tinggal sendiri, membayar tagihan-tagihanmu sendiri, dan menyumbangkan sedikit kemampuanmu untuk membantu finansial keluarga.

Transisi dari kuliah ke bekerja membuatmu sadar bahwa hidup sudah berubah. Kamu bukan lagi anak kecil yang selalu punya orang lain untuk diandalkan. Belajar jadi manusia dewasa memang tidak mudah, tapi kamu tidak punya pilihan lain selain terus mencoba. Toh kamu punya waktu hampir sepanjang hidup untuk melakukannya.

Apakah kamu juga merasakan hal-hal di atas? Perubahan dari masa kuliah ke dunia kerja memang membawa dampak besar ke hidup kita. Hipwee doakan semoga hanya kebaikan yang selalu datang ke hidupmu!

Baca sepuasnya konten-konten pembelajaran Masterclass Hipwee, bebas dari iklan, dengan berlangganan Hipwee Premium.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat puisi dan penggemar bakwan kawi yang rasanya cuma kanji.