Misteri Suku Bajo Terkuak. Suku yang Disebut Penyelam Terbaik di Dunia Ini Ternyata Alami Mutasi Gen

Mutasi gen Suku Bajo

Bisa menahan napas selama 13 menit dan menyelam sedalam 70 meter tanpa bantuan alat modern

Bukan kekuatan super dari tokoh komik Marvel atau superhero lain, itu adalah kekuatan misterius yang dimiliki oleh orang-orang Suku Bajo – dalam beberapa sumber lain juga disebut ‘Bajau’. Sejak dahulu kala, Suku Bajo yang tersebar di berbagai wilayah Asia Tenggara dikenal sebagai penyelam paling hebat sedunia. Mereka dengan mudahnya dapat menyelam sedalam 70 meter di bawah permukaan laut hanya dengan satu tarikan napas, tanpa alat bantu oksigen atau pakaian selam profesional. Paling hanya ditemani kacamata renang sederhana yang terbuat dari kayu untuk mencegah air masuk ke mata.

Meskipun banyak yang penasaran, selama ini keahlian menyelam Suku Bajo baru dipahami sebagai salah satu keajaiban dunia yang misterius. Ya paling tidak hingga saat ini. Sebagaimana dilansir dari The Washington Post , sekelompok ilmuwan dari University of Copenhagen dan University of California di Berkeley yakin mereka akhirnya bisa menguak misteri itu. Dari hasil penelitian dan pengamatan Suku Bajo yang bermukim di Indonesia, para ilmuwan ini mencoba menjelaskan kenapa suku ini seakan-akan terlahir sebagai penyelam ulung. Penasaran?! Yuk kulik faktanya bareng Hipwee News & Feature!

Suku pelaut yang dulu selalu berpindah-pindah dengan rumah kapalnya, kini memang sudah banyak yang bermukim di satu tempat. Tapi mereka tetap lahir dan besar di laut

Kini banyak yang hidup di rumah-rumah panggung seperti ini via www.boredpanda.com

Hingga kini misteri asal-usul Suku Bajo masih belum jelas. Suku bajo juga disebut sebagai “Orang Laut”, “Sama Bajau”, atau “Gipsy Sea” itu sebagian kecil tersebar di Filipina dan Malaysia dan sebagian besar ada di perairan Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku, Nusa Tenggara (Lombok, Flores, Sumba, Sumbawa), Jambi, dan Riau. Dari banyaknya tempat yang pernah mereka tinggali, dapat disimpulkan bahwa Suku Bajo memang dulunya hidup dengan cara nomaden.

Meskipun kini banyak yang sudah menetap di satu tempat, kehidupan Suku Bajo tetap tidak bisa dilepaskan dari laut. Bahkan bisa dibilang mereka masih jauh lebih nyaman berada di air daripada daratan. Suku Bajo juga sudah mengajarkan anak-anaknya untuk bisa bertahan hidup di lautan sejak usia balita.

Disebut sebagai ‘Manusia Laut’, orang-orang Suku Bajo ternyata memiliki limpa yang 50% lebih besar dibanding manusia umumnya. Dengan ukuran limpa yang lebih besar, produksi oksigen dalam darah lebih banyak

Semakin besar limpa seseorang, teorinya semakin lama mereka bisa menahan napas via www.nytimes.com

Disamping lifestyle Suku Bajo yang hidup di perairan sejak ribuan tahun lalu, para peneliti ingin lebih jauh melihat apakah ada juga mutasi genetik yang menyebabkan mereka memiliki kekuatan super untuk menyelam. Seorang kandidat doktor di Pusat GeoGenetika dari University of Copenhagen, Melissa Llardo, mengungkapkan sebuah hasil yang mengejutkan. Sebagaimana dilansir dari Kompas , setelah berkeliling mengumpulkan contoh ludah dan pencitraan limpa orang-orang Bajo, Llardo menemukan bahwa ukuran limpa Suku Bajo 50% lebih besar dibanding suku tetangganya yang mirip tapi tidak hidup di laut, Suku Saluan.

Limpa adalah organ tubuh manusia yang melepaskan oksigen dalam darah ketika tubuh dalam kondisi tertekan atau sedang menahan napas. Jika limpa-mu jauh lebih besar dari manusia pada umumnya seperti Suku Bajo, kamu bakal bisa lebih lama menahan napas di dalam air. Nah para peneliti menyimpulkan bahwa hasil mutasi gen yang diidentifikasi sebagai PDE10A ini terjadi karena seleksi alam. Alhasil, hampir semua orang Suku Bajo kini memang terlahir dengan ‘kelebihan’ gen ini.

Jadi manusia itu memang terus berevolusi ya. Beda dengan Suku Bajo yang beradaptasi dengan lingkungannya yang sulit, kita mungkin banget jadi manusia kayak di film Wall-E ini kalau terus tenggelam dalam kenyamanan modern

Saking nyamannya dengan kehidupan modern, kita makin jarang gerak dan kelebihan berat badan via jonnegroni.com

Berkaca dari Suku Bajo, manusia ternyata masih bisa berevolusi secara genetik ketika sesuai dengan kebutuhan lingkungannya. Nah terus bagaimana ya dengan sebagian besar manusia lain yang semakin tenggelam dalam kehidupan di kota-kota besar yang penuh dengan kenyamanan modern. Dari kendaraan bermotor, eskalator atau lift di tempat kerja, hingga berbagai layanan pesan makanan online, semua inovasi untuk mempermudah kehidupan manusia ini juga tidak bisa disangkal membuat kita jadi lebih malas bergerak.

Bahkan penggambaran manusia masa depan di film “Wall-E” yang overweight dan tidak lagi dapat berjalan, bisa jadi kenyataan lho! Makanya penting banget lho guys untuk punya hidup yang seimbang. Meski sibuk, jangan sampai lupa makan, olah raga, atau bergerak. Kalau nggak, pelan-pelan manusia bisa berubah kayak yang di “Wall-E” itu…

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini