Alone – [2] Terdampar

Alone Arumi E

Ernest terbangun di tengah hutan dengan tubuh tidak bisa digerakkan. Banyak mayat bergelimpangan di sekitarnya, sebenarnya apa yang terjadi?
***

Angin dingin dan basah bertiup perlahan menyapu sekujur badanku. Menciptakan rasa berdesir dan merangsang saraf sakit di beberapa bagian tubuhku. Perihnya menusuk tulang. 

Aku mengernyit, dapat kurasakan rasa paling nyeri ada di bagian kakiku sebelah kanan. Tapi aku tak bisa melihat di bagian mana tepatnya. Tubuhku sulit digerakkan. Bahkan aku masih kesulitan membuka mataku. 

Entah sudah berapa lama aku tak sadarkan diri. 

“Aagh!” desisku menahan nyeri saat aku mencoba menggerakkan kepala. 

Perlahan mataku mulai membuka. Aku mengerjap beberapa kali. Pandanganku masih belum jelas. Semuanya hanya terlihat buram dan samar-samar.

Kembali angin dingin dan basah berembus pelan. Kali ini bukan hanya mengantarkan rasa perih, tapi juga bau menyengat, anyir bercampur bau terbakar.

Ernest terbangun di tempat asing I Ilustrasi oleh Hipwee

Ini bukan mimpi. Terlalu nyata untuk disebut sebagai mimpi. Kuhirup udara berbau tak sedap ini, lalu kuembuskan perlahan. Aku masih bernapas. Kucoba lagi mengangkat kepala, tapi rasanya sulit dilakukan. Aku merasa lemas lunglai. Kugerakkan tangan kiriku meraba sekeliling tempatku terbaring. Kurasakan tanah basah, berpadu tetumbuhan dan serpihan-serpihan tak jelas barang apa. 

Terakhir yang kuingat … Aah, kepalaku nyeri lagi. Ingatanku samar-samar. Oh, jangan sampai aku hilang ingatan. Aku memejamkan mata erat, sambil seolah memeras otakku berusaha mengingat apa yang sudah terjadi.

“Pe … sawat,” desisku.

Perlahan ingatan itu muncul, bagai pecahan puzzle yang satu per satu menyatu.

“Aku … di pesawat. Orang di sebelahku … agak menyebalkan,” ucapku lirih.

Ingatanku bertambah pelan-pelan dan samar-samar. Aku dalam pesawat, penumpang di sebelahku seorang gadis yang mengenali aku. 

Sebentar, aku siapa? Aku memeras otakku lagi. Rasa nyeri mencengkeram belakang kepalaku.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penulis yang telah menerbitkan lebih dari 30 novel, di antaranya adalah "Aku Tahu Kapan Kamu Mati" dan "Merindu Cahaya de Amstel"

Editor

Penyuka buku dan pecinta kucing.