The Silent Romeo #4 – Nash the Almighty

The Silent Romeo Mooseboo

Nash sudah menyetujui permintaan wawancara, Luna juga sudah datang ke rumah mewah Nash untuk interview secara langsung dalam bentuk video. Namun, dengan kondisi spesial Nash, bagaimana cara Luna untuk membuat Nash “bersuara”?
***

Tepat pukul 10 pagi Luna turun dari taksi online di depan sebuah rumah bertingkat dua di daerah Kemang. Agak ragu, dia mengamati rumah berpagar tinggi itu dan memastikannya sudah sesuai dengan alamat yang tertera pada layarnya.

Ucapan Dimas kemarin masih terngiang-ngiang di telinganya, interview tidak lebih dari satu jam dan hanya dengan Luna tanpa ada orang lain. Benar-benar merepotkan Luna yang harus membawa kamera, perangkat microphone, dan lighting seorang diri. Apalagi tubuh Luna yang mungil, membuat dia tampak seperti anak SMP yang baru kabur dari rumah.

Getaran ponsel di kantung celananya, membuyarkan lamunan Luna. Nama Shafa muncul di layar.

Mas Shafa_Produser :
Tetap fokus dan hati-hati.
Gue tunggu rahasia besar Nash yang lo janjiin kemarin.
Inget NO PIC HOAX

Luna mengerucutkan bibirnya. Dia memang belum membocorkan rahasia Nash kepada Shafa. Sebab Luna paham betul arti bukti rekaman dalam sebuah berita.

Sambil membawa lighting di bahu kanan, tas kamera di punggung, dan tripod serta barang printilan lainnya di bahu kiri, Luna berjalan tertatih menuju pintu gerbang dan mencari bel di pintu.

Setelah menekan bel beberapa kali, seorang wanita paruh baya muncul dari dalam rumah dan membukakan pintu gerbang rumah itu.

“Mbak Luna, ya? Mas Dimas sama Mas Nash udah nunggu di dalam. Ayo, masuk!”

Luna mengangguk kemudian mengekori asisten rumah tangga itu sampai ke dalam rumah. 

***

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Mooseboo atau yang biasa dipanggil Acuy. Penggiat media digital yang menjadikan kegiatan menulis sebagai pelarian diri dari ganasnya deadline kantor dan berisiknya isi kepala. Untuk tahu lebih banyak karya-karya dari Mooseboo, kunjungi instagramnya di @Mooseboo_

Editor

Penikmat kopi dan aktivis imajinasi