5 Hal Yang Harus Kita Persiapkan untuk Menghadapi Ancaman Resesi Tahun 2023

Kenaikan suku bunga, hindari pinjaman serta cicilan

Menjelang akhir tahun kita dihadapkan pada isu besar perekonomian dunia yang sedang merosot. Melansir Forbes , dalam salah satu artikelnya disampaikan bahwa kemungkinan resesi akan terjadi selama 12 bulan ke depan karena kemungkinan harga barang akan terus melonjak. The World Bank dalam siaran pers terkait kenaikan suku bunga menyampaikan bahwa ketika bank sentral di seluruh dunia menaikan suku bunga terhadap respon inflasi, dunia mungkin bergerak menuju resesi global di tahun 2023. Akan ada serangkaian krisis keuangan di pasar negara berkembang. Hal tersebut disampaikan dari studi bank dunia atau World Bank. Perlu diketahui bahwa jika suku bunga naik maka diperdiksi akan ada kenaikan terhadap bahan baku di berbagai industri. Sebagaimana kita tahu bahwa kondisi perekonomian dunia belum berubah seiring dengan adanya konflik antara Ukraina dan Rusia. Berikut ini 5 hal yang harus kita persiapkan menghadapi prediksi resesi global tahun 2023.

1. Memprediksi pengeluaran tetap dalam jangka panjang

Foto oleh Rodnae Production dari Pexels

Foto oleh Rodnae Production dari Pexels via https://www.pexels.com

Adanya kenaikan suku bunga global berdampak pada pelemahan nilai Rupiah terhadap Dollar. Hal ini pun menyebabkan kenaikan suku bunga di Indonesia. Melansir siaran pers Bank Indonesia   pada 17 November 2022, suku bunga deposit naik menjadi 4,5% dan suku bunga pinjaman menjadi 6%. Dengan adanya kenaikan suku bunga di Indonesia, maka kita perlu memperhatikan beberapa hal termasuk pengelolaan keuangan. Hal pertama yang perlu kita persiapkan adalah membuat perkiraan pengeluaran pokok jangka panjang. Buatlah daftar apa saja kebutuhan barang pokok dalam 30 hari. Kemudian buatlah perkiraan kenaikan harga produk sekitar lebih dari 20%. Buatlah dalam dua versi sesuai harga real time maupun harga prediksi. Hal tersebut akan memudahkan kita dalam menentukan estimasi anggaran kebutuhan tetap selama sebulan. Selanjutnya, buatlah rincian anggaran darurat.

2. Menjaga kestabilan keuangan

Foto oleh Rodnae Production dari Pexels

Foto oleh Rodnae Production dari Pexels via https://www.pexels.com

Setelah kita membuat daftar pengeluaran tetap dan anggaran darurat. Maka kita pun perlu menjaga kestabilan keuangan. Salah satunya dengan menghindari pembelanjaan kebutuhan non pokok atau barang yang tidak urgent. Pembelian produk tersier secara berlebihan akan menaikkan angka pengeluaran. Hindari pembelian barang atau produk luar negeri karena tentu saja pajaknya akan naik seiring dengan adanya kenaikan suku bunga global. Selain itu, jika kita bisa mencari sumber penghasilan lain yang tidak beresiko maka akan lebih baik. Namun sebaliknya jika beresiko tinggi sebaiknya dipertimbangkan kembali segala resiko dan tentunya harus direncanakan secara matang untuk menghindari resiko kerugian lebih besar.

3. Mempersiapkan dan memilah produk jangka panjang

Foto oleh Christian Naccarato dari Pexels

Foto oleh Christian Naccarato dari Pexels via https://www.pexels.com

Hal selanjutnya yang perlu kita lakukan adalah mempersiapkan konsumsi produk dalam jangka panjang. Kita dapat memilah produk apa saja yang sekiranya dapat digunakan maupun disimpan dalam jangka panjang. Selain itu kita perlu membatasi penggunaan produk atau menggunakannya secara lebih hemat. Hal lainnya yang mungkin adalah memilih produk secara selektif. Kita harus memperhatikan harga, resiko kerusakan, tanggal kadaluarsa dan kualitasnya. Kita pun perlu mempertimbangkan pembelian dalam jangka panjang. Penggunaan produk secara efektif tentu akan meminimalkan pengeluaran.

4. Menghindari pinjaman, cicilan atau kredit bunga bank

Foto oleh Monstera dari Pexels

Foto oleh Monstera dari Pexels via https://www.pexels.com

Adanya kenaikan suku bunga di berbagai bank sentral tentunya akan berimbas pada berbagai kenaikan harga. Inflasi yang terjadi memang sulit dihindari dan hal ini mengakibatkan adanya kenaikan suku bunga baik deposit maupun pinjaman. Adapun beberapa jenis cicilan yang terdampak beberapa diantaranya seperti cicilan properti, pinjaman online, kendaraan dan sebgainya. Oleh karena itu, akan lebih baik jika kita menghindari pinjaman dan cicilan. Sebagaimana kita tahu suku bunganya naik. Jika kita memiliki rencana untuk peminjaman dana, maka sebaiknya dipertimbangkan dengan berbagai kemungkinan. Apakah peminjaman tersebut untuk deposit bisnis ataupun tidak sama sekali. Jika untuk deposit bisnis, pertimbangkanlah seberapa besar dan seberapa cepat pinjaman tersebut akan kembali menjadi keuntungan. Perkiraan terhadap balik modal menjadi salah satu hal yang penting untuk mengurangi resiko kerugian.

5. Menyimpan dana atau menabung

Foto oleh Maitree Rimthong dari Pexels

Foto oleh Maitree Rimthong dari Pexels via https://www.pexels.com

Hal terakhir yang dapat kita lakukan saat suku bunga mengalami kenaikan adalah deposit dana. Ketika suku bunga bank sentral naik, tentunya diikuti dengan suku bunga deposit naik. Hal ini tentunya menguntungkan nasabah bank karena bunga simpanan naik. Akan lebih baik jika kita menabung atau menyimpan dana deposit. Adanya kenaikan di berbagai industri tentunya akan menaikkan angka pinjaman untuk pemodal bisnis. Kelangkaan barang akan meningkatkan harga sehingga investor maupun pemilik usaha diperkirakan membutuhkan anggaran lebih untuk mepertahankan bisnisnya dalam kondisi stabil.

Ancaman resesi di tahun 2023 akan memberikan dampak perubahan besar pada perekonomian  global. Tentunya kita harus tahu dan mengerti bagaimana hal tersebut terjadi agar kita dapat bertahan menghadapi ancaman tersebut. Itulah kelima hal sebagai langkah awal mempersiapkan diri untuk menghadapi krisis global.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Shot the moments on frame (Photograph), Edit with heart and Share it on content (Writing).