5 Nilai Kehidupan yang Dapat Dipetik dari Buku Sebuah Seni Bersikap Bodo Amat. Kamu Udah Baca Belum?

nilai kehidupan seni bersikap bodo amat

Dalam bukunya kali ini Mark Manson selaku penulis mulai menelusuk kehidupan manusia sehari-hari dalam rangka mengembangkan nilai-nilai yang bermanfaat untuk kita. Mark Manson sendiri merupakan blogger yang punya berjuta-juta pembaca. Buku yang menjadi best-seller ini diawali dengan kisah hidup Charles Bukowsky, seorang penulis novel dan ratusan puisi yang karyanya sudah tersebar luas.

Dari sepintas judul buku sendiri kita sudah bisa menerawang isi dari buku tersebut. Kali ini akan dibahas beberapa poin penting yang bisa digunakan sebagai dasar nilai-nilai kehidupan. Tentunya dari kalian akan mengerti apa yang dimaksud oleh penulis dari judul bukunya.

Berikut ini 5 nilai yang dapat dipetik dari buku Sebuah Seni Bersikap Bodo Amat. Cekidot!

Advertisement

1. Tidak peduli terhadap hal yang menghalangi tujuan kita

Photo de Jonas Svidras provenant de Pexels

Photo de Jonas Svidras provenant de Pexels via https://www.pexels.com

Orang-orang tidak dilahirkan dalam keadaan tanpa kepedulian. Tidak peduli di sini bukan berarti acuh tak acuh terhadap semua hal. Dalam hidup pasti kita mempunyai tujuan tertentu, maka kita harus selalu memusatkan perhatian pada tujuan tersebut meskipun banyak hal akan mendobrak kita dari berbagai sisi.

Pasti kita akan berada di fase berjuang untuk menggapai tujuan meski terkadang kita jatuh di lubang kegagalan. Kita harus kembali bangkit meski diterpa berbagai hal-hal yang sungguh mengganggu. Kita harus bisa memutuskan hal mana yang harus kita peduli yang mempunyai manfaat besar untuk membangun kekuatan kita di kala gagal.

Advertisement

Jika kita konsisten memberi porsi perhatian pada hal-hal yang dirasa tak penting,maka energi kita habis hanya untuk mempedulikan hal sepele yang membuat kalian gusar.

“Masalah hidup sesungguhnya hanya efek samping dari tidak adanya sesuatu yang lebih penting untuk dipedulikan”.

Kita harus memilih sebuah tujuan penting di hidup, dan jika kita tertuju pada pilihan diambil, itu sudah cukup membuat bahagia.

Advertisement

2. Nikmati masalahmu, seberat apapun itu

Photo de Just Name provenant de Pexels

Photo de Just Name provenant de Pexels via https://www.pexels.com

Dalam hidup kita sering diterpa masalah-masalah yang datang secara bergantian.akhirnya kita kewalahan dan dibuat strees. Dari sini orang akan mencari setiap solusi untuk memecahkan masalah agar bisa hidup kembali nyaman dan bahagia,”Tapi disisi lain solusi terhadap suatu masalah hanya akan menghasilkan masalah lain,” ujar Manson.

Kita selalu bermimpi untuk hidup yang terbebas dari segala masalah entah itu dari segi finansial, ekonomi hingga pendidikan. Namun terkadang penderitaan akibat masalah itu justru ada manfaatnya dia bisa saja menjadi guru terbaik dalam hidup.

Masalah dalam segala bentuk mampu bermutasi menjadi kekuatan untuk menciptakan aksi.Kita tidak boleh mengelak dari berbagai proses kehidupan dengan menolak penderitaan demi sebuah kebahagiaan.

Menurut Manson, kebahagiaan merupakan proses kerja yang konstan. Karena memecahkan masalah juga adalah proses kerja yang konstan.

”Solusi terhadap masalah kita hari ini akan meletakan fondasi untuk masalah di esok hari dan seterusnya, ” ujar Manson.

Pandangi hidupmu dari penderitaanmu jangan dari kebahagiaanmu,karena kebahagiaan justru didapat dalam penderitaan.

3. Hindari nilai-nilai yang membawa pengaruh buruk bagi kehidupan

Photo de Alexander Mils provenant de Pexels

Photo de Alexander Mils provenant de Pexels via https://www.pexels.com

Dalam kehidupan setiap orang sering mengejar sesuatu yang membuat ia bahagia meski sementara. Meski demikian hal yang kita cari itu dapat menimbulkan suatu ketidakpuasan dalam hidup, bahkan nilai-nilai yang dikejar itupun akan menciptakan problem yang sangat buruk bagi kehidupan banyak orang.

Orang yang sudah terpikat oleh nilai tersebut cenderung berbalik arah dari kehidupan yang sebenarnya,dia akan selalu mengistimewakan dirinya dan selalu taat dengan nilai yang ia pegang meskipun nilai itu selalu menjerumuskan dia di lingkaran setan yang memaksa untuk terus terbawa arus ketidakpuasan.

Menurut Manson ada 4 nilai sampah yang maksudnya nilai yang harus kita buang. Yang pertama adalah nilai kenikmatan. Kenikmatan itu memang menyenangkan, namun ini adalah satu nilai menakutkan jika dijadikan prioritas dalam kehidupan.

Yang kedua kesuksesan material. Banyak orang mengukur martabat mereka berdasarkan seberapa besar penghasilan atau mobil jenis apa yang mereka kendarai atau apakah rumput di halaman mereka lebih hijau dan indah daripada milik tetangga sebelah.

Yang ketiga selalu benar. Otak kita adalah mesin yang efektif. Secara konsisten kita membuat asumsi yang buruk, peluang yang keliru, ingatan yang salah terhadap suatu fakta, bias kognitif dan keputusan berdasarkan gejolak emosi.

Yang terakhir adalah tetap positif. Ada beberapa orang yang mengukur dari sejauh mana mereka mampu untuk selalu menjadi positif dalam berbagai hal.

Kita hidup di dunia yang dijadikan ajang perlombaan mencari hakikat hidup sesungguhnya,dan tanpa sadar kita telah membangun asumsi bahwa setiap hal yang dijalankan berdasarkan nafsu itu merupakan hal yang positif. Nafsu dan ego menjadi raja yang menguasai pikiran kita sehingga apapun harus dilakukan demi memuaskan kehendaknya.

Kita sebagai manusia harus dapat memilah mana nilai yang harus dianut berdasarkan pikiran yang matang dan konsisten. Kita harus berpikir terbuka,memandang berdasarkan kenyataan dan keluar dari pola hidup yang selama ini dirasa nyaman. Ketika mengikuti nilai-nilai yang buruk tanpa kita sadar kita sudah peduli terhadap hal-hal yang tidak penting.

”Nilai yang baik dan sehat ialah kejujuran, inovasi, peka, membela diri sendiri maupun orang lain, penghargaan diri, rasa ingin tahu, amal, kerendahan hati, kreativitas,” ujar Manson.

4. Jadikan kegagalan sebagai pembelajaran

Ketika kita menentukan sebuah pilhan, kita harus bisa menerima semua resiko yang akan terjadi entah itu baik ataupun buruk.

Kegagalan sering dikait-kaitan sebagai akhir dari segala usaha,kegagalan menjelma menjadi hantu di setiap langkah kita, dia bisa saja menerkam ketika kita salah arah, memaklumi kegagalan, dan mengambil hikmah penting dari itu semua menjadi sebuah antibiotik bagi jiwa agar lebih tegar mengatasi keputusasaan.

Di satu sisi kita sering merasa di obrak-abrik oleh kecaman, dan cemoohan dari orang di sekitar akibat kita gagal. Kita menjadi terasingkan di antara sebagian masyarakat yang lebih mementingkan materi ketimbang nurani. Hal tersebut yang membuat kita down dan tak bergairah lagi untuk mencapai pilihan kita.Suksesnya seseorang bukan dilihat dari puncak tetapi dari prosesnya yang berliku-liku dan tajam, dari beribu-ribu tumpukan kecil kegagalan yang dipupuk menjadi sebuah kesuksesan yang menawan.

”Pada titik tertentu, sebagian besar dari kita berhasil meraih sebuah posisi yang mengondisikan kita untuk takut gagal,untuk menghindari kegagalan secara naluriah, dan hanya terpaku pada apa yang ada di depan kita atau hanya pada bidang yang dikuasai,” ujar Manson.

Ketakutan akan gagal biasa datang dari salah memilih nilai. Nilai yang memaksa kita ntuk mencapai target tetapi dipenuhi oleh kegelisahan yang amat besar. Karena apa yang kita capai seringkali membuat kita merasa hampa karena setelah mencampai target. Tidak ada pengalaman apa-apa dari proses karena kita memilih menghindari kegagalan daripada menyelesaikannya.

Belajarlah untuk suatu bentuk kegagalan. Karena proses itu alami semua orang pasti merasakannya. Tidak ada yang instan untuk mencapai tujuan jika kita hanya akan terbelit di paradoks kegagalan yang akan terus mengitari kita dengan berbagai bentuk kegagalan yang bervariasi dan tak berpihak.

Kita harus menerima itu semua.

5. Harus bisa menolak godaan yang datang menghampiri

Photo by Priscilla Du Preez on Unsplash

Photo by Priscilla Du Preez on Unsplash via https://unsplash.com

Penolakan di sini berarti kita harus bisa mengendalikan diri kita ke arah yang lebih baik. Jangan mudah terbawa arus kehidupan yang berisi hedonisme dan konsumerisme. Yang bergantung pada kita adalah nilai-nilai yang sudah kita seleksi dalam pengalaman kehidupan.

Penolakan itu alami semua orang pernah merasakan tidak ada yang salah. Hanya saja kita harus menolak hal apa yang akan membuntuti kita secara perlahan.Dari situ kita pasti melihat mana yang harus diperhatikan dan mana yang tidak perlu. Kita juga diharuskan sadar dan bebas untuk berkomitmen terhadap suatu hal, pada satu keyakinan.

Kebebasan juga diperlukan agar kita bisa memberi atau menerima sebuah penolakan. Intinya kejujuran dan kebebasan memilah nilai kehidupan yang diyakini merupakan hal yang terpenting dalam membina dan membangun nilai-nilai yang ada agar tidak termakan oleh godaan duniawi sesaat.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Mahasiswa yang menempuh pendidikan di kota Yogyakarta

Editor

une femme libre

CLOSE