Nusantara sebagai Poros Maritim Dunia, loh!

5 Fakta sejarah keagungan Nusantara

SoHip, tahukah fakta sejarah yang membuat Nusantara disebut sebagai poros maritim dunia? Nusantara adalah gabungan dari berbagai wilayah kepulauan Indonesia yang dulunya memiliki sistem pemerintahan mandiri berbentuk monarki absolut atau kerajaan. Kerajaan di Nusantara telah memiliki peradaban yang sangat maju. Hal ini bisa kita lihat dengan adanya kekuasaan politik kerajaan, manajemen perdagangan yang maju dan sistem pemerintahannya sendiri. Peradaban sebelum masa kolonialisme memberikan gambaran bahwa Nusantara sejak dahulu memiliki kekayaan intelektual tinggi dan budaya yang luhur. Kemampuan membuat kapal besar, transaksi perdagangan hingga mengontrol jalur perdagangan di selat Malaka dan selat Sunda. Kepiawaian dalam sistem navigasi membuat nenek moyang memiliki tradisi maritim. Sebagian besar kapal besar Nusantara mendominasi kawasan Asia Tenggara. Begitu pula kerajaan di Nusantara memiliki pengaruh politik kuat dalam perdagangan sehingga menjadi pusat peradaban maritim terbesar. Berikut ini 5 fakta keagungan Nusantara yang terlupakan.

Advertisement

1. Nusantara sebagai pusat peradaban maritim terbesar

Foto oleh Henrik Tuvesson dari Pexels

Foto oleh Henrik Tuvesson dari Pexels via https://www.pexels.com

Indonesia sebagai negara yang memiliki 17.024 pulau memiliki budaya maritim luhur yang tidak dimiliki negara lain. Sejak 700 tahun yang lalu kerajaan di Nusantara telah memiliki kecakapan navigasi, pengetahuan laut bahkan ilmu pemetaan. Tradisi ini berawal dari pelayaran kecil dari jalur sungai yang membentuk jalur air untuk menjelajah dan berlayar ke wilayah yang lebih luas. Nenek moyang di Nusantara berlayar untuk berdagang dan bertukar hasil panen. Tradisi ini memberikan beragam keahlian seperti mengambil hasil laut dan berdagang ke wilayah yang lain. Nusantara sebagai penghasil rempah satu satunya menjadikan wilayah Asia Tenggara menjadi pusat perdagangan terbesar. Kerajaan maritim Nusantara menguasai perdagangan hingga ke Cina dan India. Tradisi maritim ini semakin berkembang pesat dan memiliki peranan penting untuk penyebaran bahasa, budaya, agama, kesenian, hingga menguasai jalur perdagangan utama di selat Malaka dan selat Sunda. Tradisi maritim menjadi kekuatan bagi Nusantara kala itu. Nusantara pun dikenal sebagai poros maritim dunia karena memiliki sejarah peradaban maritim terbesar pada masanya.

2. Nusantara memiliki armada perang dan kapal besar

Foto oleh Serg Alesenko dari Pexels

Foto oleh Serg Alesenko dari Pexels via https://www.pexels.com

Sejak jaman kerajaan para raja telah mampu membuat kapal kapal besar karena struktur pemerintahannya memiliki konsep maritim. Kerajaan Majapahit memiliki sistem perekonomian yang maju karena memanfaatkan jalur pelayaran di Nusantara hingga mengontrol sistem perdagangan di selat Malaka dan selat Sunda. Kerajaan besar seperti Majapahit, Demak dan Kesultanan Kalinyamat membuat kapal besar seperti Malangbang, Kelulus dan Jung. Malangbang adalah sebuah jenis kapal layar yang menjadi kapal perang utama kerajaan Majapahit selain Jung dan Kelulus. Pada awal tahun 1500-an Portugis menemukan kapal kapal besar seperti Jung Jawa di kawasan Asia Tenggara. Kapal Jung Jawa memiliki ukuran 5 kali lipat lebih besar dari kapal terbesar Portugis tahun 1511. Kapal Jung diperkiran memiliki panjang 312 – 391 meter sementar kapal Portugis 69 – 78 meter. Kapal Jung terkecil memiliki kapasitas muatan hingga 1000 orang atau sekitar 2000 ton. Kapal Nusantara terbiasa berlayar di laut lepas mencapai Samudra Atlantik. Pada zaman kuno tercatat bahwa kapal besar Jawa berlayar hingga Tasmania. Kerajaan di Nusantara kemudian dikenal untuk produksi kapal besar hingga ke dataran Cina.

Advertisement

3. Teknologi dan kemajuan intelektual nenek moyang Nusantara

Foto oleh Lara Jameson dari Pexels

Foto oleh Lara Jameson dari Pexels via https://www.pexels.com

Teknologi dan kemajuan intelektual nenek moyang Nusantara jaman dahulu ternyata sangatlah canggih. Pada era kerajaan Majapahit kompas dan magnet telah digunakan hingga ilmu pemetaan. Alfonso de Albuquerque dalam suratnya menuliskan bahwa orang Jawa memiliki kecakapan seni navigasi dan berpengalaman dalam jejak pelayaran. Bangsa Portugis menyebutkan peta orang Jawa merupakan peta terbaik di awal tahun 1500-an. Hal ini tidak terlepas dari kecakapan para ahli pembuat kapal kapal besar, terdapat banyak tukang kayu Jawa terampil membangun galangan kapal di kota pelabuhan. Kapal perang telah dibuat dengan canggih hingga tidak bisa ditebus oleh artileri bangsa Portugis karena dilapisi oleh pelat baja dan lapisan kayu Jati kokoh yang diperkirakan dapat bertahan hingga 200 tahun. Teknologi kapal Nusantara dapat dikatakan yang tercanggih, terbesar yang diakui keagungannya oleh bangsa di Asia maupun Eropa.

4. Pelayaran para nenek moyang pelaut Nusantara

Foto oleh Enrique Maluku @enriquemaluku via Instagram

Foto oleh Enrique Maluku @enriquemaluku via Instagram via https://www.instagram.com

Pada tahun 1511 Portugis berhasil menaklukan kerajaan Nusantara dan menemukan sebuah peta. Peta tersebut menunjukan wilayah seperti Tanjung Harapan, Portugal, Brazil, Laut Merah hingga Laut Persia. Hal ini menunjukan nenek moyang di Nusantara telah berlayar sangat jauh. Alfonso de Albuquerque menuliskan bahwa jejak pelayaran orang Jawa telah mencapai Madagaskar. Selain itu adapula pelaut  yang diperkirakan berasal dari Maluku yaitu Enrique del Negro. Dalam novel Clavis Mundi diceritakan bahwa Enrique adalah seorang penerjemah yang dulunya budak perang di Malaka. Enrique diangkat menjadi awak Ferdinand Magellans dan ikut ke Eropa meyakinkan raja Carlos dari Spanyol untuk membiayai ekspedisi kepulauan rempah. Pada akhirnya ekspedisi tersebut membuka jalur pelayaran baru dengan mengelilingi bumi. Namun, pada perang di Filipina Magellans terbunuh dan tidak bisa menyelesaikan ekspedisi, tetapi Enrique selamat. Enrique diklaim sebagai pelaut pertama yang telah mengelilingi bumi karena jejak pelayarannya dimulai dari tanah kelahirannya Maluku. Enrique tercatat berasal dari Maluku bukan dari Malaka. Jejak pelayarannya dimulai dari Maluku, Demak, Palembang, Malaka, Madagaskar, Spanyol, Samudra Atlantik, Chile, Peru, Samudra Pasifik, Hawai, terakhir Filipina. Inilah dasar klaim bahwa Enrique Maluku termasuk orang yang lebih dahulu mengelilingi bumi sebelum awak kapal Magellans yang selamat kembali ke Eropa.

5. Masa Kolonialisme menghancurkan kekayaan intelektual, mengubur sejarah Nusantara

Foto oleh Irgi Nur Fadil dari Pexels

Foto oleh Irgi Nur Fadil dari Pexels via https://www.pexels.com

Pada awal tahun 1500 bangsa di seluruh dunia mencari rempah yang bisa mengawetkan bahan baku pangan di musim dingin. Pedagang Persia menyebutkan rempah sangat sulit didapatkan bahkan harganya bisa mencapai 1 kilogram emas. Pelaut dari seluruh dunia mengadu kecakapan untuk menemukan pulau Maluku. Saat itulah bangsa Eropa datang. Tahun 1574 ratu Kalinyamat mengerahkan 15.000 prajurit dengan kapal Jung besar yang diperkirakan berukuran hingga 400 meter. Kapal Jung tersebut tidak tertembus martir bangsa Eropa. Namun kapal Jung tidak terlalu cepat dibanding kapal bangsa Eropa hingga akhirnya kalah. Dengan kekalahan ini kapal Jung tidak lagi dibuat besar. Kerajaan Nusantara pun mengalami kemunduran. Semua kapal besar dimusnahkan oleh penjajah karena tidak ingin Nusantara bangkit dan memiliki budaya maritim, akses perdagangan pun dibatasi. Seluruh kekayaan intelektual nenek moyang di Nusantara terkubur habis pada era kolonialisme. Kebudayaan maritim tidak lagi menjadi tradisi bahkan dilupakan. Nusantara menjadi negara agraris yang mengelola lahan pertanian dan perkebunan. Nusantara meninggalkan budaya leluhurnya yang justru memperkaya penjajah. Padahal Nusantara mampu menyaingi bangsa Eropa dan menjadi penguasa di Asia Tenggara selama ratusan tahun. Jika dahulu bangsa kita tidak dijajah bukan tidak mungkin Indonesia saat ini menjadi negara super power.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Shot the moments on frame (Photograph), Edit with heart and Share it on content (Writing).

CLOSE