Umur 25 Hanya Perlu Dijalani. Segala Naik Turunnya, Tenang! Bisa kok Satu per Satu Dilewati

Menghadapi umur 25

Katanya usia dua puluh lima tahun adalah puncak kematangan masa muda. Usia emas di mana seseorang telah matang dari segi finansial, cita-cita dan emosi. Hingga banyak masyarakat yang menggantungkan level tinggi dalam hidup pada usia ini. Hidup dalam culture masyarakat yang memandang usia duapuluhlima tahun ‘harus’ sudah menikah, punya anak, karir cemerlang punya jabatan memang nggak semudah ekspektasi sebab kenyataannya tidak semudah itu. Sebab apa yang diharapkan seringnya tidak sependapat.

Eits, buat kamu yang sedang berada di fase ketegangan emosional berisi kekhawatiran, ketakutan dan kegelisahan hidup di masa depan jangan panik, tetap tenang. Kamu nggak sendiri kok.

Advertisement

1. Hadapi apapun bentuk kegundahanmu dengan tenang

photo on pinterest by weheartit.com

photo on pinterest by weheartit.com via https://id.pinterest.com

Kita lewati satu-satu ‘tekanan’ diusia duapuluhlima tahun dengan tenang. Kamu tidak sendiri sayang. Banyak anak manusia diluar sana yang juga merasakan apa yang kamu khawatirkan saat ini. Jangan menganggap dirimu yang paling ‘tidak beruntung’ apalagi membandingkan pencapaianmu dengan oranglain. Tidak perlu mencak-mencak dengan banyaknya nyinyiran dan sindiran. Hadapi proses yang dijalani penuh fokus pada tujuan hidup daripada pusing mikirin omongan manusia.

2. Siapkan mentalmu melalui fase penuh tekanan ini

photo on pinterest

photo on pinterest via https://pin.it

Jangan panik. Kita lewati satu per satu dengan elegan. Latih emosimu untuk tetap santuy disaat banyak manusia yang menertawakan kesendirian pun kegagalanmu. Disaat banyak rekan atau teman sebayamu atau yang umurnya dibawahmu telah berbahagia dengan hidupnya lalu kamu jadi objek dari lelucon yang menyebalkan.

Advertisement

3. Hadapi ketakutan dan kebingungan itu dengan penuh percaya diri

Photo on Pinterest by @tamafi21

Photo on Pinterest by @tamafi21 via https://id.pinterest.com

Ingatlah bahwa media sosial bukanlah realitas. Kehidupan indah ‘teman-teman’ disosial media yang kau pertontonkan hanya sebagian bukan keseluruhan cerita. Tidak perlu uringan-uringan dengan kebahagian, kemesraan dan hal-hal lain yang dipamerkan oleh orang-orang disosial media sebab idealnya kehidupan tidak seindah ungahan di sosial media.

4. Sibukkan waktumu dengan hal-hal yang positif

Photo on Pinterest

Photo on Pinterest via https://id.pinterest.com

Berhenti mengeluh. Berhentilah menilai komentar manusia adalah keharusan yang ‘harus’ kau penuhi. Sebab mereka tidak mengetahui alasan dibalik kesendirianmu, kegagalanmu dan hal-hal lain yang kau sembunyikan. Merugilah kamu jika memilih menghabiskan waktu untuk merutuki diri. Sebab disaat kamu disibukkan dengan mengasingkan diri sebab kegagalanmu, teman-temanmu sudah beranjak mewujudkan tujuan hidupnya. Kamu benar-benar tertinggal.

5. Latihlah diri untuk selalu bersyukur

Advertisement
Photo on Instagram by @merveaticifotografciniz

Photo on Instagram by @merveaticifotografciniz via https://www.instagram.com

Setiap manusia pernah berada pada fase ini. Tak perlu baper dan menghakimi diri sendiri. Bila yang kau khawatirkan adalah kesuksesan maka latihlah dirimu untuk lebih keras berjuang. Jika itu perkara jodoh maka pantaskan dirimu sebelum Tuhan mempertemukanmu dengan seseorang itu.

Sebagaimana kematian, tidak ada yang bisa mempercepat, memperlambat ataupun menukarnya.  Begitu pula dengan kesuksesan, jodoh dan segala pencapaian yang kau inginkan. Tanamkan pada dirimu, setelahnya masih banyak yang harus kau perjuangkan. Dan terkadang kau harus menerima kenyataan tanpa perlu banyak bertanya. Cukup jalani dengan sebaik-baiknya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penyuka Arunika - Penikmat Swastamita

Editor

Not that millennial in digital era.

CLOSE