Hidup Tak Selamanya Semanis Gudeg

Kisahku dan kota Yogyakarta

Ketika mendengar Yogyakarta aku langsung teringat "Istimewa dan Kota Pendidikan". Aku tak pernah menduga akan bersekolah di kota istimewa ini. Awal aku di Jogja hanya berfikir untuk cepat menyelesaikan kuliah dan lulus bisa kerja. Aku bahagia bisa kuliah di jogja, walaupun jurusan tak sesuai keinginan, tapi harus tetap bersyukur.

Hari minggu sore, setelah mengurus persyatan mahasiswa baru (kalau tidak salah) aku masih sibuk mencari kos, dalam hatiku "udahlah pasrah aja". Tiba-tiba teman yang aku kenal tadi pagi mengirim pesan, ia bernama ayu, memberikan kabar kalau di kos temannya dia masih ada kamar kosong. Alhamdulilah Allah masih baik, langsung aku menuju ke kos sesuai alamat dari teman aku. Aku satu kamar dengan Dwi temannya ayu, dia satu fakultas denganku. Keesokan hari nya aku OSPEK, kegiatan ini dilakukan selama tiga hari berturut-turut. Tak ada yang spesial menurutku, ada tugas, kaka kelas awalnya membentak-bentak kemudian di hari terakhr jadi baik. Setelah Ospek di lanjutkan dengan sosialisasi pembelajaran oleh dosen selama tiga hari berturut-turut.

Saat semester satu aku mengikuti kegiatan mahasiswa seperti KSR (Korps Sukarela) dan salah satu pergerakan mahasiswa (tapi hanya sampai dikukuhkan/resmi jadi anggota). Aku hanya aktif di KSR, yaitu lanjutan PMR di SMA, selain dibawah naungan kampus juga di bawah PMI Kota Yogyakarta bersama anggota dari 9 kampus lain di Yogyakarta. Alasanku masuk KSR adalah karena aku tak berhasil masuk di jurusan kesehatan. 

Hari demi hari aku melewati sebagai mahasiswa sibuk dengan tugas dari jurusan dan KSR. Aku malah sering merasa lebih nyaman di KSR daripada di jurusan, dalam batin sering bertanya "apakah karena aku salah jurusan, jadi tak nyaman?". Aku jurusan Manajemen Dakwah di Uin Yogyakarta, beberapa orang sering bilang " jurusan Manajemen Dakwah, lulusnya jadi Ustadzah ya?", aku hanya tersenyum. Hampir setiap hari aku mengeluh pada ibuku, karena tugas kuliahnya terasa berat, apalagi banyak belajar seperti hadist, aqidah, ilmu baru bagiku yang dari SD, SMP dan SMA di umum. Sebagai hiburannya aku selalu hampir mengikuti kegiatan KSR, dari menjadi panitia kegiatan, pengurus bidang, dan kegiatan wajib dari PMI Kota. Kegiatan seperti penjagaan kesehatan di beberapa event (di dampingi oleh perawat dan dokter), selain membantu di kegiatan donor darah. 

Semester lima, ternyata udah hampir dua tahun lebih aku kuliah di jurusan ini, waktu memang secepat itu berganti. Aku pernah berfikir untuk pindah, tapi udah setengah jalan jadi jalani aja. Waktu semester 5 atau 6 ada matakuliah wajib tak ber sks yaitu tahfidz(hafalan al-qur'an) juz 30 dan minimal nilai B. Tetap saja aku masih selalu berat dan terus mengeluh,"apakah aku bisa lulus di mata kuliah Tahfidz?". Alhamdulilah aku lulus di mata kuliah tersebut, dengan nilai minimal B. Pergantian semester 6 ke 7, aku melakukan kegiatan KKN selama 2 bulan, dan dapat di daerah Gunung Kidul. Selama KKN aku sering merasa tak nyaman,mungkin seperti konflik batin, aku merasa ada teman ku yang tak menyukai ku. Ada teman yang dekat dengan ku yaitu Amel dan Ima, dari 9 anggota hanya mereka berdua yang menganggap aku. Akhirnya aku bisa melewati kegiatan KKN ini. 

Semeter tujuh, ada kegiatan magang, aku mengambil kosentrasidi lembaga keuangan islam (LKUI), disini banyak pembelajaran. Pernah waktu awal-awal akan magang, saat mencari tempat, aku pernah berselisih faham dengan teman akrab ku. Kecewa, sudah pasti tapi mungkin ini cobaan, setelah masalah dengan teman ku selesai, saat magang aku pernah memecahkan barang ditempat magang. Alhamdulilah disana memaafkan, ada lagi masalah dengan dosen pembimbing skripsi ku. Aku terlambat mengabarin bahwa aku akan datang terlambat untuk bimbingan karena jauhnya tempat magang dengan kampus. Dosen ku mengatakan "percuma kamu pinter kalau kamu tak punya attitude". Aku memang salah, dan jadi belajar menjadi lebih baik lagi. 

Setelah kegiatan magang selesai aku memasuki semeter delapan, satu persatu temanku seminar proposal, penelitian, ada juga yang sidang skripsi. Aku masih sibuk dengan revisi proposal, hampir setiap setelah bimbingan aku menangis, merasa bodoh, karena dosen pembimbing ku seperti kecewa terus dengan proposalku. Tetapi alhamdulilah akhirnya aku seminar dan melakukan penelitian, dan lembaganya sangat menyenangkan. Akhirnya aku bisa sidang, walaupun dosen pembimbing berkata "nilai sidang mu paling A/B". Aku merasa tak excited untuk sidang, tapi teman-teman ku selalu menyemangati, dan sidang pun terlewati. Terimakasih untuk dosen-dosen dan jajaran di jurusanku.

Kegiatanku di KSR masih tetap berjalan sebelum aku di wisuda, disini selain aku mendapat ilmu, juga teman-teman yang menyenangkan bahkan seperti keluarga. Awalnya aku tidak yakin bisa lolos di KSR, tapi alhamdulilah aku lolos dan bisa mengikuti kegiatan di dalamnya. Saat penjagaan di event, selain bertugas juga bisa mengunjungi tempat wisata di Yogyakarta seperti Malioboro, lereng Gunung Merapi, dan penjagaan di kampus-kampus seperti STTNAS, dan Atmajaya. Pengalaman mengunjungi tempat dan bertemu dengan orang baru. Pengalaman yang tidak di dapatkan di bangku kuliah.

Setelah wisuda, aku berfikir rencanaku akan terjadi, yaitu bekerja sebelum S2. Tetapi Allah belum mengabulkannya, aku memutuskan untuk les Toefl sambil mencari lowongan pekerjaan baik online maupun datang langsung. Hingga akhirnya di bulan november aku di fitnah dan di usir oleh bapa kos, kaget waktu itu dan mencoba mencari-cari kos baru. Tapi akhirnya aku memutuskan untuk pulang. Berat rasanya, apalagi banyak kenangan di kos yang menjadi saksi perjalananku selama 4 tahun di Yogyakarta, teman-teman yang seperti keluarga, walaupun pernah berselisih, tapi kalian juga memberikan warna dihidupku.

Terimakasih dan maaf buat kalian yang aku kenal di Yogyakarta dan banyak pembelajaran yang aku dapatkan dari kalian. Banyak hal pula yang aku temukan di kota romantis dan berhati nyaman ini. Lampu-lampu jalan, angkringannya, orang-orangnya, semua elemen di Yogyakarta itu romantis.

Kejutan dalam hidup itu selalu ada, awalnya aku merasa tak nyaman di Yogyakarta, tetapi lama-lama aku nyaman bahkan jatuh cinta dengannya. Kadang aku merasa menyesal dengan jurusan yang pernah ku ambil, tapi dari hal tersebut aku belajar banyak hal, Allah tau apa yang di butuhkan hambanya.Pengalaman, cerita2nya, semuanya yang aku rindukan, memang tak selamanya manis, tetapi itulah kehidupan. Seperti museum Jogja Kembali, akupun ingin kembali. Merangkai mimpi dan mengukir cerita kembali disana.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

saya fresh graduated dari uin sunan kalijaga yogyakarta dan lulus dengan gelar S.Sos. Hobi saya membaca dan mendengarkan musik, saat ini saya sedang mencari pekerjaan dan mendaftar s2.