Jangan Sampai Salah Pilih Benih Tanaman. Berikut 4 Alasan Kenapa Kamu Harus Memakai Benih Bersertifikat!

Memilih benih penting banget buat hasil tanaman kamu!

Semua orang ingin mendapatkan hasil optimum dalam usaha budidaya tanaman. Tidak hanya uang yang kita investasikan, melainkan juga waktu. Pemilihan benih berkualitas mutlak dilakukan untuk mendapatkan hasil panen terbaik. Benih berkualitas dapat diketahui melalui informasi pada label benih, yang tentu saja sebelumnya telah melalui proses sertifikasi benih. Proses sertifikasi benih tersebut dilakukan oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi di masing-masing provinsi. Apa saja keunggulan menggunakan benih bersertifikat?

1. Benih bersertifikat sudah tentu varietas yang dilepas oleh pemerintah

Beberapa benih yang beredar di masyarakat ada yang masih dalam bentuk galur. Galur adalah tanaman hasil pemuliaan yang telah diseleksi dan diuji, serta memiliki sifat-sifat unggul, namun belum dilepas oleh pemerintah, sehingga kestabilan dan keseragamannya masih perlu dikaji. Benih yang bersertifikat merupakan jaminan bahwa varietas tanaman tersebut sudah dilepas oleh pemerintah.

Benih yang telah dilepas sebagai varietas memiliki deskripsi tanaman yang jelas. Deskripsi tersebut memuat ciri keragaan tanaman, potensi panen, hingga kerentanan terhadap hama penyakit. Kalau deskripsi tanaman jelas, kamu bisa merencanakan budidaya tanaman dengan lebih baik. Apakah suatu varietas cocok ditanam di lingkunganmu atau tidak. Tentu ini jadi pertimbangan yang penting dong.

2. Benih bersertifikat memberikan jaminan mutu

Benih bersertifikat memberikan jaminan mutu pada konsumen, yaitu benih terjamin kebersihannya (mutu fisik), terjamin kebenaran varietasnya (mutu genetik), dan mudah dilacak apabila terdapat masalah pada benih. Apalagi sekarang label benih telah dilengkapi dengan barcode. Kamu bisa tahu identitas produsen bahkan sampai lokasi penangkaran benih

Benih bersertifikat juga mengurangi resiko gagal panen dan menekan biaya usaha tani. Dengan demikian, kamu tidak perlu risau terhadap kualitas benih yang kamu tanam. Tinggal fokus pada usaha pemeliharaan tanaman sampai dengan panen.

3. Benih bersertifikat telah melalui proses sertifikasi

Sebelum benih diedarkan melalui kios-kios toko atau diterima masyarakat sebagai benih bantuan, benih melalui tahapan proses sertifikasi benih. Proses sertifikasi tersebut mulai dari pemeriksaan lapangan sampai dengan laboratorium, sehingga benih yang dinyatakan lulus telah memenuhi standar mutu.

Kriteria benih bermutu dapat diketahui melalui ciri-ciri fisik maupun fisiologi. Secara kasat mata, benih bermutu (1) bebas dari kotoran, (2) benih murni tanpa tercampur varietas lain, (3) warna benih terang dan tidak kusam, dan (4) benih mulus, tidak bercak, tidak terkelupas, tidak keriput, ukuran normal serta seragam. Sementara secara fisiologi, informasi benih bermutu dapat diketahui melalui informasi daya berkecambah dan kadar air pada label benih. Standar minimal daya berkecambah dan kadar air setiap benih berbeda-beda bergantung jenis benihnya, apakah termasuk benih rekalsitran atau benih ortodoks.

4. Benih bersertifikat memuat informasi penting yang wajib kamu tahu

Label pada benih bersertifikat memuat informasi-informasi penting yang wajib kamu pertimbangkan sebelum membeli benih. Informasi-informasi tersebut meliputi jenis/varietas benih, kelas benih, tanggal selesai uji, tanggal akhir masa edar, dan standar mutu benih benih seperti daya berkecambah, kadar air, persentase benih murni dan kotoran benih, dan lain-lain.

Apabila kamu tidak ingin menggunakan benih dalam waktu dekat, pilih benih yang masa kadaluarsanya masih lama. Benih yang masa edarnya sudah berakhir biasanya cepat mengalami kemunduran fisiologis. Hal ini dicirikan dengan benih lama berkecambah bahkan bisa jadi benih telah mati. Masa berlaku benih umumnya 6 – 12 bulan.

Nah, sudah tahu alasan-alasan mengapa harus menggunakan benih bersertifikat, kan? Lebih banyak manfaat menggunakan benih bersertifikat daripada benih bodong loh. Benih tanpa identitas jelas tidak memberikan jaminan mutu, tidak jelas asal-usul induk tanaman, tidak memuat informasi kualitas benih, dan kalau gagal panen, ya resiko tanggung sendiri. Buntung nggak tuh? Sudah investasi waktu berbulan-bulan, eh hasilnya nggak ada. Sedih deh!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Hobi random talk. So, Hi Stranger!