Kupasrahkan Semua Pada Sang Khalik. Karena Kuasa-Nya Aku Kuat Berdiri di Atas Letihku

Pasrah pada Sang Khalik

Kuserahkan semua pada-Nya, karena aku sangat yakin kuasa-Nyalah yang berkuasa di atas segalanya. Kupercayakan takdirku pada Tuhan. Aku berserah diri dan sungguh tak berdaya. Sungguh aku hanya bisa berserah diri, karena saat ini aku merasa sudah lemah dan sangat butuh bantuan-Nya.

Advertisement

Aku berpikir tentang pekerjaanku. Rasa jenuh, lelah, dan sebagainya sedang dirasa di satu titik yang sama. Letih merusak segalanya dan menghapus aku dari kewarasan, sehingga aku lupa bersyukur karena sungguh pekerjaan yang aku punya dan kujalani hari ini adalah mungkin impian pengangguran di luar sana, atau impian dari ibu-ibu rumah tangga yang ingin bekerja lagi untuk membantu perekonomian keluarga mereka.

Aku berpikir tentang hubungan percintaanku. Rasa jenuh, lelah, dan sebagainya kurasa di satu titik yang sama. Membuat aku semakin berpikir, mungkin kebebasan yang aku punya adalah impian dari mereka yang menjalani hubungan yang rumit. Terlebih jika hubungan itu menimbulkan kekerasan verbal maupun non-verbal, atau mungkin yang sedang aku jalani impian dari orang yang di posisi sama sepertiku, tetapi tidak bisa sedikit lebih bebas seperti aku. 

Aku berpikir tentang pendidikan yang sudah aku enyam. Rasa jenuh dan sebagainya kurasa di satu titik yang sama. Mungkin karena aku merasa seperti terus ingin belajar tetapi lelah, atau merasa sudah cukup tetapi masih ada keinginan untuk lebih. Entah di bidang yang sama atau bukan. Tapi aku ingin terus belajar, terutama yang berkaitan dengan agama, karena aku bukan orang baik.

Advertisement

Aku berpikir tentang rupa tubuhku. Dengan semua treatment yang sudah kucoba, rasa jenuh dan sebagainya kurasa di satu titik yang sama. Terlalu khawatir, sehingga sering kulupa bahwa yang terpenting adalah kesehatan dan aura positif dari dalam tubuh.

Aku berpikir tentang keluarga dan perekonomiannya. Rasa jenuh dan sebagainya kurasa di satu titik yang sama. Ingin kupenuhi semua apa yang dibutuhkan tanpa kupikirkan dompetnya. Membuat keluargaku bahagia tapi kulupakan. Justru mereka bahagia ketika melihat aku bisa hidup lebih bahagia.

Advertisement

Sering dijumpai kita memikirkan banyak hal, ketakutan, atau terlalu mengikuti cara- cara yang tertulis di buku sehingga lupa bahwa hidup sebenarnya hanya perlu kita jalani dengan terus berdoa dan bertawakal. Syukur bukan hanya mendekatkan diri kepada-Nya, tetapi syukur menambah nikmat dari-Nya untuk kita.

Banyak rencana yang sudah tersusun rapi menjadi tak sesuai ekspetasi, karena yang menurut kita baik belum tentu baik menurut Tuhan. Sering kukesampingkan nikmat yang kupunya, dan terus mengeluh meminta apa yang kupinta. Menjadi seseorang yang kufur nikmat, iri, dan dengki. Kini kusadar, seharusnya aku upgrade diri. Melawan rasa malas dan bertawakal, merayu Tuhan karena aku ingin mengubah takdir. 

Seperti sebuah kata mujarab, ikhlas. Kini kuikhlaskan diri dan seluruh hidupku pada sang Khalik. Dengan terus kuberdoa, aku pinta semoga Tuhan terus jaga mereka yang aku sayang dan membimbing aku untuk segalanya yang sedang aku lalui. Kupasrahkan diriku dan hatiku penuh kepada-Mu, aku ridho, dan berserah diri. Berharap Yang Kuasa berbaik hati untuk memberi yang terbaik dari semua doa yang kuucap.

Dear Sang Empunya Waktu, aku berserah diri pada-Mu. Mohon atur jalanku…

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Menghayal itu menyenangkan karena bisa jadi hiburan dan motivasi dan aku suka itu : )

Editor

Not that millennial in digital era.

CLOSE