Mengagumimu Dalam Diamku

Aku yakin semua orang butuh posisi aman. Mungkin hanya untuk sementara atau ada yang menginginkan untuk selamanya. Dan aku rasa ini posisi amanku. MENGAGUMIMU DALAM DIAMKU. Aku mengagumimu tidak seperti aku menggagumi Lee min Ho, dan bukan juga seperti aku mengagumi atlet di Istora. Kamu pasti mengerti maksudku. Tapi aku tidak akan mengatakannya. Karena aku ingin bermain teka-teki denganmu walau aku bingung bagaimana cara mengajakmu untuk turut bergabung.

Kamu! Iya kamu. Kamu terlalu sesak untuk dapat kutemukan celah memasuki hatimu. Terlau banyak keindahan-keindahan di sekelilingmu. Dan aku yang berencana ingin membuat puisi “Aku cinta kita berdua” mungkin hanya jadi pajangan lusuh dalam hidupmu. Atau tidak ada sama sekali?

Maka dari itu, berjuta ketakutan, kecemasan, dan kekhawatiran selalu menggelayuti pikiranku bersamaan dengan hati yang selalu memberontak ingin mengungkapkan. Dan aku mengerti dengan sangat jelas bahwa perihal mengungkapkan kepadamu, tidaklah sama saat aku mengungkapkan kepada guru SD-ku bahwa aku tidak mengerjakan PR.

Lalu lantas aku bertanya kepada siapapun? Apa semua perasaan harus diungkapkan? Apa rasa cinta, rasa sayang, dan kagum diutarakan? Bagaiaman dengan benci, iri, dan cemburu? Apa mereka perlu ditenggelamkan? Maka dari itu, jika dalam diamku akan selalu membuatku dengat denganmu, aku akan bertahan. Jika dengan diamku membuat aku dengan lelausa memperhatikanmu, aku akan terus melakukannya dan apabila dengan diamku aku bisa memilikimu, akan terus kuperjuangkan walau aku hanya memiliki dalam hatiku tanpa pernah tahu.

Mengagumimu dalam diamku. aku tahu persis segala risiko yang bisa saja aku dapatkan. Mungkin juga kau akan bersama yang lain dan mungkin kau tidak pernah merasakan apa yang aku rasa. Namun nyatanya sesakit apapun itu, Mengagumimu dalam diamku masih menjadi favoritku di Pagi, siang, senja, dan malamku. Dan aku telah memilikimu, jauh sebelum kau tahu meski hanya dalam hatiku, meski hanya terasa indah dalam anganku