Mengapa Masakan Bapak Lebih Enak dari Masakan Ibu?

Masakan spesial bapak

Umumnya urusan dapur keluarga pasti urusan ibu, mulai dari menyiapkan bahan makanan hingga pengolahan makanan. Lalu, apa jadinya jika dibalik, kali ini seorang bapak-bapak yang akan berkecimpung di dunia perdapuran. Hal ini pernah terjadi di keluarga saya, dimana bapak saya yang memasak untuk beberapa hari kedepan karena ibu saya yang sedang ke luar kota. Mungkin bagi para anak di rumah akan merasa tidak yakin untuk makan masakan beberapa hari kedepan itu.

Advertisement

Tapi siapa sangka jika hari itu ternyata telah melahirkan chef yang tersembunyi bertahun-tahun dan telah ditemukan pada hari itu juga. Memang benar salah satu idiom yang mengatakan "Dont judge a book by its cover" alias kita memang tidak boleh menilai dari luarnya saja. Nyatanya masakan bapak saya yang sebenarnya tidak terlalu menarik dipandang itu memiliki cita rasa yang sangat enak. Menurut saya lebih enak dari masakan ibu saya, mungkin ibu saya akan marah jika tahu kalimat ini. Hal ini membuat saya berpikir tentang bagaimana bisa seorang laki-laki yang jarang ke dapur kecuali untuk mengambil nasi itu ternyata jago masak. Hal ini menarik untuk diulas.

Sadar atau tidak, nyatanya dalam sehari-hari kita pasti menjumpai pedagang makanan yang sebagian besar dilakukan oleh laki-laki. Tak heran jika di suatu restoran atau warung di pinggir jalan, kita menemui koki di tempat tersebut seorang laki-laki. Bahkan makanan sejuta umat seperti martabak juga kebanyakan dimasak oleh laki-laki loh. Meskipun tidak semua, tapi penjual laki-laki hampir mendominasi jajanan kaki lima. Hal ini membuktikan bahwa laki-laki sangat berpengaruh dalam dunia kuliner jalanan.

Lalu, siapa sangka peraih gelar chef terbaik di dunia saat ini merupakan laki-laki kelahiran Prancis bernama Alain Ducasse. Julukan chef terbaik di dunia ini dilihat dari prestasi Alain Ducasse yang mendapatkan Michelin Star terbanyak sejumlah 19 Michelin Star dan memiliki restoran terkenal di beberapa negara. Ducasse dikenal dengan masakan Prancis yang berkelas dunia dan beliau merupakan orang yang berpengaruh cukup besar pada kuliner internasional.

Advertisement

Dari fakta-fakta tersebut, dapat disimpulkan bahwa laki-laki sebenarnya jago dalam hal masak-memasak tidak kalah dengan perempuan. Mungkin ada beberapa hal yang membuat masakan laki-laki itu mempunyai ciri khas dan tentunya sangat enak. Seperti bapak saya yang mempunyai inisiatif tinggi saat memasak, hal ini dibuktikan dari ragam bumbu yang dimasukkan dalam panci. Saya tidak tahu pasti apa saja yang dimasukkan karena saya melihat bapak saya cenderung memasukkan bumbu yang ada di depan mata, mungkin bapak saya memasukkan bumbu yang menurutnya cocok dengan pancinya.

Selain itu laki-laki juga memiliki insting yang tinggi, seperti bapak saya saat menambahkan jumlah bumbu, beliau hanya memakai kira-kira saja, sungguh berbeda dengan ibu saya yang selalu sama persis dengan takaran yang ada di buku resep. Bahkan sangat memungkinkan bagi ibu saya untuk menimbang tiap gram bumbu yang akan dipakainya. Kemungkinan lain yaitu laki-laki cenderung suka tantangan. Dari ragam bumbu yang dipakai, takaran bumbu yang nyaris tidak sesuai buku resep, membuktikan bahwa laki-laki menyukai tantangan bahkan dalam hal memasak loh.

Advertisement

Mungkin ada kepuasan tersendiri bagi laki-laki jika melakukan percobaan memasak dan ternyata berhasil dengan masakannya yang dinyatakan enak. Kemungkinan terakhir yaitu karena laki-laki jarang memasak maka setiap masakannya akan dianggap spesial. Kapan lagi bisa merasakan hasil olahan tangan bapak sendiri jika bukan karena hal kepepet seperti itu. Jarangnya bapak memasak, membuat saya menghargai setiap suapan masakannya.

Sungguh, itu merupakan nikmat yang luar biasa. Jika bisa, mungkin saya akan mengajukan permohonan kepada bapak saya untuk memegang tahta memasak di dapur seterusnya, tapi seorang bapak tetaplah seorang bapak yang lebih memilih istrinya yang berperang dengan panci dapur.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Nama saya Jamilatun Nisa, orang-orang di sekitar saya memanggil saya Mila, beberapa orang juga memanggil saya dengan sebutan Milo sebagai panggilan kesayangan. Saya lahir di pesisir utara Pulau Jawa tepatnya di Kabupaten Pati, kota kecil yang menyimpan banyak kenangan bagi saya. Sejak kecil saya menyukai karya sastra seperti novel dan itu menggugah minat saya untuk menulis. Saat ini saya sedang mendalami menulis artikel ringan untukm selanjutnya saya bagikan kepada khalayak umum. Bagi saya menulis itu sebuah hal yang menenangkan pikiran, karena dengan menulis saya dapat mencurahkan sebagian kecil isi pikiran saya. Ya begitulah biografi singkat tentang saya. Senang berkenalan denganmu.

CLOSE