Menulis Atau Mengetik? Dua-Duanya Sama Asiknya!

Menulis atau Mengetik?

Menulis atau Mengetik?

Advertisement

Dua pertanyaan yang terlewatkan, namun masih saja jadi bahan pembincangan atau julid-julid kekinian. “Eh kamu itu penulis lagi nulis apa ngetik sih?,” begitu pertanyaannya. Kita sendiri kadang suka bingung, nulis sih, tapi di depan laptop. Nulis sih, tapi matanya lagi mandangin layar ponsel sembari jempolnya ketik-ketik. Itu ngetik atau nulis?

Nah sekarang lebih baik kita telisik lebih dalam, nggak perlu dalam sedalam lautan ya. Biar saja cintanya yang sedalam lautan. Ahay. Karena saya hanya mau bahas dikit saja mengenai istilah ini. Menulis : Menulis adalah kegiatan yang biasa dilakukan pada kertas dengan menggunakan alat-alat seperti pena atau pensil.

Dan menjadi sebuah catatan. Mengetik : Mengetik adalah sebuah proses di mana teks atau angka dimasukan ke alat seperti mesin ketik komputer atau kalkulator dengan menekan tombol pada papan ketik. Atau bisa juga mengetik kegiatan yang dilakukan pada media seperti laptop atau ponsel dengan menggunakan jari-jari kita. Itulah kurang lebih artinya.

Advertisement

Nah sekarang pasti kita sudah sedikit paham bukan jika sudah dijabarkan? Seorang penulis jika hendak mengerjakan pekerjaan menulisnya, pasti akan berkata, “Saya hendak menulis dahulu.” Jarang sekali ada yang bilang, “Saya hendak mengetik dahulu.” Terdengar janggal memang, tetapi seharusnya konsisten ya.

Jika memang penulis hendak membuat tulisan dan dia melakukannya melalui ponselnya atau laptopnya seharusnya dia akan berkata, “Saya mengetik dahulu ya.” Itu baru benar. Kecuali memang benar ia hendak menulis dan ia benar-benar sudah mempersiapkan buku tulis, pena, atau pensilnya. Dan itu kita akan menarik nafas lega melihatnya. “Dia benar-benar menulis dengan bukunya.”

Advertisement

Di zaman teknologi maju seperti sekarang ini, hampir semua fasilitas seorang penulis sudah di depan mata, seperti diantaranya: laptop, ponsel, tablet. Dan lain-lain. Yang sekarang ponsel pun sudah canggih, internet dengan jaringan wifi nya. Sehingga dapat dengan leluasa mengerjakan pekerjaan dengan mudah dan tidak akan terbengkalai, kecuali memang manusianya yang tidak mempergunakan segala fasilitas yang ada dengan sebaik-baiknya. Di jalan, kita bisa mengetik ponsel atau banyak orang bilang, menulis.

Menulis di ponsel. Atau juga kita sering melihat banyak di kafe-kafe favorit banyak mereka yang mengetik di laptop. Sepertinya mereka sedang menulis. Padahal mengetik. Banyak sekali kegunaan dari teknologi sekarang yang hanya dengan kedipan mata saja sudah tersedia fasilitas itu. Semua serba canggih. Dari semua itu sebenarnya menulis di buku sangatlah sudah ditinggalkan. Padahal seperti kita menengok ke zaman dahulu, para penulis kita yang mendunia sekarang, justru mereka masih memakai buku didalam menulis karyanya.

Atau paling banter ya memakai mesin tik. Yang mesin tik sekarang sepertinya sudah punah. Tidak bagi saya, saya masih menyimpannya loh. Dahulu saya pun di bangku sekolah masih merasakan memakai mesin ketik punya ayah saya (almarhum), pertama sekali saya tulis di buku kemudian saya ketik memakai mesin ketik dengan kertas kuarto seadanya waktu itu, buku pun masih saya beli di warung depan rumah yang dulu masih seharga seribu rupiah. Baiklah ini bukan menceritakan tentang saya dulu ya.

Kembali pada penulis terkenal yang sekarang masih kita ingat namanya. Siapapun mereka, pasti masih menggunakan buku catatan atau mesin tik manual yang mereka pergunakan untuk membuat karya sastra mereka, baik dalam bentuk fiksi maupun non fiksi. Tetapi mereka bisa kok jadi terkenal di penjuru dunia. Dengan karya-karya mereka yang mendunia. Apa kabar dengan kita yang hidup di zaman sekarang? Zaman modern? Semua fasilitas memadai, semua serba terpenuhi.

Kemudian menulis, seperti dikatakan di atas bahwa menulis adalah kegiatan yang dilakukan menggunakan buku dan pena atau pensil dan menjadi catatan sebuah karya tulis. Kita pun kebanyakan sudah menyepelekan hal ini. Karena tidak mau cape-cape menulis di kertas, selain menulis nomor HP seorang kenalan. Itu biasa sekarang, kan ada ponsel, ada laptop. Ponsel bisa di bawa ke mana-mana, di kantongin disaku pula. Bisa mendowload applikasi yang kita pun bisa menyimpan catatan kita dengan baik di situ, kemudian di lock. Simple kan? Padahal kalau mau sama faedahnya, bisa saja, buku seperti noted kecil juga bisa kan di bawa ke mana-mana? Dikantongin di saku juga bisa.

Nah sebenarnya kalau kita mau menulis pada buku, sebenarnya lebih membuat otak kita bekerja nyata, kenapa begitu? Karena seperti kita ketahui jika kita menulis pada buku segenap pemikiran kita akan ikut bekerja, menulis kan butuh konsentrasi, salah sedikit, hapus. Menulis dibuku perlu keseriusan, bagaimana kita melenggak-lenggokkan pena sesuai dengan huruf-huruf agar terlihat indah. Kemudian kepala kita pun ikut berpikir dengan apa yang hendak kita tulis. Entah fiksi atau non fiksi.

Beda dengan memakai media elektronik, sekali tekan delete sudah hilang dan tekan undo sudah balik kembali. Lebih cepat dan praktis. Canggih tentunya. Jangan salah, menulis dengan menggunakan buku itu sebenarnya membuat kita menjadi lebih cerdas, dari situ kita bisa berpikir dulu sebelum menulis, jangan sampai salah, apalagi kalau kita tidak mempersiapkan hapusannya, seperti tip-ex atau correction tape.

Makanya kenapa membuat kita cerdas? Kita di situ harus menyediakan buku, pena, pensil, hapusan, dan sebagainya yang dapat mendukung pekerjaan kita dalam menulis. Atribut-atribut yang harus dipersiapkan. Belum juga kita juga melatih tangan kita untuk bekerja memegang pena. Yang katanya pegel itu. (Percaya deh kamu yang jarang memegang pena akan sedikit kaku bukan jika disuruh memakai pena dan menulis teramat banyak lembar-perlembar?) Kemudian barulah kita menulis sembari berpikir banyak untuk di tuangkan. Dengan begitu otak kita akan ikut bekerja bukan? Itulah yang membuat kita bisa cerdas. Demikian sedikit tentang jabaran ‘Menulis’ dan ‘Mengetik’.

Sederhana memang,, namun kenapa tidak kita lakukan? Supaya kita tahu bagaimana membedakan menulis dengan mengetik. Jika kamu bisa sempatkan membawa noted kecil, namun sedikit agak tebal, agar bisa kita bawa-bawa ke manapun kita pergi, agar kita bisa menulis inspirasi yang tiba-tiba tertangkap dan takut kita nanti lupa.

Terutama buat para penulis, ini baik sekali untuk para pemula. Seperti saya. Saya biasa membawa catatan berupa noted kecil yang sedikit tebal, agar bisa saya isi banyak di situ, apa saja. Kemudian biasanya sampai rumah, kata inspirasi itu akan saya perluas menjadi tulisan. Takut lupa, makanya saya tulis. Beda jika saya ketik di ponsel. Kenapa saya bilang beda? Karena saya seringnya lupa memindahkan atau membuka kembali ketikan yang saya ketik di ponsel. Pada akhirnya cuma jadi Draft dalam memori ponsel saya.

Duh, ngacung deh yang pengalaman sama seperti ini. Draftnya numpuk, lalu malah tulisannya banyak banget, maksudnya draft-nya yang banyak banget, hehehe. Nah buat kamu yang hobby nulis, suka bikin tulisan yang seringnya dapat inspirasi ketika di jalan. Bingung luapinnya gimana, takut lupa dan buyar kata-katanya. Tulis saja di noted kecil yang suka kamu bawa-bawa itu. Jangan tergantung dengan ponsel terus ya. Mulai sekarang luangin beli noted kecil buat pegangan kamu (selain duit).

Karena kamu akan punya kenangan di situ. Sekarang biar kamu gak bosen banyak kok notes-notes lucu yang dijual-jual di toko buku, yang buat penyemangat kamu menulis. Sekian ya ulasan saya kalau ada sedikit nyeleneh mohon maaf, sekiranya saya hanya ingin memberi saran yang positip buat kamu-kamu yang suka banget sama dunia menulis, agar semakin semangat menulisnya dengan di temani buku-buku tulis juga. Teruslah menulis jangan menyerah, tidak apa kita yang masih pemula. Kita akan terus belajar dan belajar sampai pintar. Lalu belajar lagi. belajar dari senior terdahulu. Kemudian belajar terus.

Terakhir, menulis atau mengetik? Dua-duanya sama asiknya.

Terima kasih Salam Literasi

@ari_widiyastuti

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pencinta sastra, penulis amatir, suka bikin puisi. suka berandai-andai, pemimpi berat. suka baca novel romance, penyuka fiksi. Bermimpi bisa ke Negeri Sakura, menyentuh bunga Sakura.

CLOSE