Merapat Moms! Metode Time Out untuk Anak

Para orang tua pasti berpikir saat anak melakukan perbuatan nakal atau saat anak sedang tantrum ingin memarahinya bukan? Tapi suka merasa bimbang bagaimana cara memarahinya dengan cara yang baik bukan? Karena jika tidak dimarahi nantinya anak akan mengulanginya terus, sedangkan jika memarahi anak khawatir menjadi berlebihan. Supaya tidak bimbang lagi, yuk simak penjelasan berikut ini.

Advertisement

Ada salah satu metode dimana kamu sebagai orang tua bisa menerapkan ke anak untuk mengelola amarah dan mencegah anak berperilaku buruk dengan memberi mereka kesempatan untuk tenang dan memikirkan apa yang telah mereka lakukan(Susanti, 2018). Metode ini disebut dengan Time Out. Sesuai masa perkembangan anak, mereka senang mengeksplor segala hal dan tidak suka dikekang sehingga kamu menjadi kewalahan. Dengan metode Time Out ini dapat meminimalisir kenakalan si anak. Karena metode ini memenuhi lima inti pengasuhan dan mendidik anak, yaitu kelembutan, kebenaran, ketegasan, empati dan kasih sayang(Susanti, 2018).

Nah, sekarang bagaimana sih tahapan Time Out untuk sang anak? Menurut Alberto dan Troutman (2009) berikut tahapan penerapan Time Out pada anak(Lestari, 2020):


  1. Informasikan dan peringatkan kepada sang anak sikap atau perilaku apa saja yang akan diberikan hukuman.

  2. Ketika anak melakukan perilaku tersebut, bawa anak ke zona Time Out, yaitu tempat yang membosankan dan tidak bisa mengalihkan perhatian anak. Misalnya di sudut ruangan tanpa ada barang-barang yang disukai sang anak. Saat membawa anak ke area tersebut bawalah dengan lembut tetapi tegas. Jangan lupa juga untuk mengabaikan segala cara anak untuk menarik perhatian, seperti merengek.

  3. Hitunglah waktu anak untuk di Time Out, biasanya sekitar 5-15 menit.

  4. Jika waktu sudah selesai, izinkan anak untuk melakukan aktivitasnya kembali.

Advertisement

Setelah penerapan Time Out selesai, kamu bisa memberitahu alasan kamu menghukum sang anak. Time out ini cara untuk memodifikasi perilaku yang berkaitan dengan Operant Conditioning milik B.F. Skinner (Papalia & Martorell, 2021). Dalam Operant Conditioning, metode ini adalah penerapan dalam kehidupan sehari-hari dari positive punishment. Positive punishment itu hukuman yang diberikan untuk mengurangi perilaku yang tidak diinginkan (Papalia & Martorell, 2021). Karena jika anak tidak diberi hukuman, maka mereka akan mengulangi perilaku buruknya. Nah, sebaliknya jika anak diberi hukuman maka mereka akan menghindari perilaku tersebut.

Tetapi, jangan lupa setelah sang anak berperilaku baik berilah mereka penguatan positif atau positive reinforcement yang juga bagian dari Operant Conditioning (Lestari, 2020). Penguatan positif itu memberikan pujian atau hadiah kepada anak. 

Advertisement

Mengapa harus memberi pujian atau hadiah kepada anak? Karena dengan reward mereka akan merasakan kasih sayang orangtua, bukan hanya merasakan kesengsaraan terhadap orang tua karena memberikan hukuman. Meskipun metode Time Out ini juga ada manfaatnya bagi sang anak(Susanti, 2018), seperti mereka merasa bahwa lingkungannya menerima dia, menjadi lebih bahagia karena sudah bisa mengendalikan amarahnya.

Sekarang sudah tidak bimbang lagi bukan apa yang dapat dilakukan ketika anak sedang tantrum atau berperilaku buruk? Dengan metode Time Out ini kamu sebagai orang tua tidak butuh menghabiskan tenaga yang banyak untuk memarahi anak bukan? Karena metode ini yang juga penerapan dari Positive Punishment memberi anak waktu untuk intropeksi diri dan mengabaikan anak sejenak di tempat yang membosankan. Tetapi harus diseimbangkan juga dengan pemberian penguatan positif, seperti pujian atau hadiah ketika sang anak berperilaku baik.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Mahasiswa Psikologi Universitas Pembangunan Jaya

CLOSE