3 Hal dalam Pernikahan Ala Jepang yang Mirip dengan Indonesia. Unik!

pernikahan ala jepang mirip Indonesia

Seperti yang kita ketahui, di Indonesia memiliki banyak sekali runtutan kegiatan pernikahan. Ternyata dari deretan proses pernikahan, ada beberapa bagian proses pernikahan Indonesia yang mirip dengan proses pernikahan di Jepang.

Advertisement

見合い Perjodohan

Orang tua mana yang tidak ingin anaknya cepat menikah? Di Indonesia, apabila seorang yang membujang terlalu lama akan dijodohkan oleh teman bahkan sampai orangtua. Begitu pula di Jepang, hal ini dinamakan dengan Miai (見合い) atau Omimai (お見舞い). Perbedaannya dengan di Indonesia, perjodohan menggunakan perantara yang merupakan pemuka agama yang disebut dengan Nakodo (仲人) dan kebanyakan dilakukan secara formal (Mia, 2020). Nakodo berperan sebagai jembatan antara pihak laki-laki dan pihak perempuan beserta keluarga. Perjodohan ini diatur agar kedua belah pihak dapat mengenali pasangan untuk mencapai tujuan masing-masing yaitu penikahan. Perjodohan Jepang jaman dahulu dan jaman sekarang berbeda. Semenjak seusai perang dunia ke 2 dan masuknya kebudayaan barat, pandangan masyarakat Jepang mengenai cinta mulai berubah. masyarakat Jepang mulai mempercayai arti dan kekuatan cinta. Karena sebelum itu, masyarakat Jepang mempercayai bahwa kekuatan cinta itu lemah dan tidak bertahan lama.

Perjodohan di Jepang pada zaman dahulu sangat memperhatikan status sosial sama seperti di Indonesia. Orang yang memiliki status tinggi hanya diperkenankan untuk menikah dengan seseorang yang memiliki status tinggi sedangkan orang yang bertatus sosial rendah tidak diperkenankan untuk menikah dengan orang yang berstatus sosial tinggi. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan dan mengangkat harkat dan martabat keluarga. Perjodohan di Jepang jaman sekarang kurang lebih hanya seperti janji pertemuan yang diatur agar lebih mudah mencari pasangan.

Advertisement

Alur perjodohan miai atau omimai di Jepang jaman sekarang adalah, pertama-tama mendaftarkan diri ke Agen Miai. Masukkan data diri lengkap dengan data keluarga, setelah itu menuliskan deskripsi permintaan khusus apapun tentang pasangan, jangan lupa melampirkan foto diri berwarna. Setelah itu pelanggan akan diberikan album foto dan informasi lawan jenis dari Nakodo yang berisikan data sama yang pernah diisi sebelumnya. Pelanggan dan keluarga akan memilih orang untuk ditemui dan dikenal lebih dalam. Setelah pasangan terpilih, sesama Nakodo akan mendiskusikan dan menanyakan kepada pelanggan satunya apakah berkenan untuk melakukan pertemuan. Jika tidak, maka akan diinfomasikan kepada pelanggan satunya. Apabila iya, Nakodo akan mengatur waktu dan tempat pertemuan. Pada pertemuan pertama, sesama calon pasti akan gugup. Di sinilah waktunya Nakodo berperan sebagai penjembatan agar pertemuan berjalan dengan lancar. Nakodo dapat digantikan dengan salah satu atau kedua belahpihak orangtua. Pertemuan yang baik dan mengesankan biasanya akan berlansung hingga beberapa bulan. Apabila kedua calon pasangan merasa cocok, hal ini akan berlanjut ke jenjang pernikahan (Siregar, 2019).

結納 Hadiah Pertunangan

Advertisement

Masyarakat Indonesia maupun Jepang ternyata sama-sama memiliki tradisi untuk menukar hadiah saat melakukan pertunangan. Yuinou (結納) ini dalam Bahasa Indonesia biasa disebut dengan mas kawin pertunangan. Cincin pertunangan merupakan barang yang ditukar satu sama lain saat petunangan di Indonesia. Dalam Bahasa Jawa biasa disebut Penyingset. Calon mempelai wanita mendapatkan cincin dengan nama calon pria di dalamnya, begitu juga sebaliknya. Apabila pertunangan digabung dengan lamaran, barang yang ditukar dan diberikan jauh lebih banyak. Seperti Sak Pengadek, barang-barang yang dipakai calon perempuan mulai dari ujung kaki sampai ujung rambut dalam bahasa Jawa. Kemudian bebagai makanan tradisional dan buah yang masing-masing barangnya memiliki arti agar pasangan dapat bertahan lama dan bahagia. Di Jepang, pada saat pertunangan terjadi juga hal semacam ini. Namun yang ditukar berbeda. Barang yang diberikan atau ditukar antara lain cincin, minuman alkohol/sake/wine, ikan, baju, mochi, kipas angin, rumput laut, sushi, katsuobushi, benang rami, cumi kering hingga uang (Rice, 2018). Menurut buku Nihonjin to Ishou (1981), kebiasaan ini berawal dari kebiasaan Tiongkok yang masuk ke Jepang. Setelah itu pada saat pertunangan, memperlai pria menginap sebentar di rumah mempelai wanita.

Tempat pelaksanaan resepsi

Acara resepsi pernikahan adalah pilihan. Ada pernikahan yang menggunakan resepsi dan ada yang memilih hanya mendaftarakan pernikahan saja agar lebih sederhana dan praktis. Sama seperti di Indoensia dan banyak negara lain, tempat pelaksanaan resepsi pernikahan Jepang dilakukan di rumah atau di hall gedung. Apabila acara resepsi dilakukan dirumah, pasangan berharap acara pernikahan dapat lebih dekat dengan tempat kehidupan sehari-hari dan lebih sederhana. Pelaksanaan resepsi di rumah biasanya dilakukan apabila rumah calon mempelai cukup besar untuk menampung para tamu undangan. Setelah itu resepsi di rumah dapat menghemat pengeluaran biaya pernikahan. Pada jaman dulu resepsi kerap dilakukan di rumah, baik di Indonesia maupun di Jepang. Namun seiring berjalannya waktu, gedung-gendung besar mulai menyewakan ruangan untuk dapat dijadikan tempat berlangsungnya resepsi pernikahan. Resepsi di gedung menghabiskan lebih banyak uang. Namun fasilitas yang didapat juga berbeda. Karena pernikahan sekali sumur hidup, biasanya para pasangan lebih memilih untuk menghabiskan uang lebih banyak agar resepsi pernikahan dapat berlangsung dengan spesial sebagai kenangan di hari tua.

References:

Mia, P. N. (2020, Mei 28). Shinju dalam Cerpen Sonezaki Shinju dan Xerpen Shinju Ten No Amijima Karya Chikamatsu Monzaemon. Humanis, p. Vol 24 No. 2 hlm. 118.

Rice. (2018, November 3). Japan Daily Life.com. Retrieved from Road to Marriage in Japan: https://www.japanesedailylife.com/culture-custom/road-to-marriage3/

Siregar, R. (2019). Kebudayaan Miai pada Masyarakat Jepang. Skripsi Sarjana, 12.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE