#PuisiHipwee: Sedihku dan Senjaku

Aku Tersenyum Untuk Membuatmu Bahagia Sekaligus Membunuh Hatiku

Sedihku

Advertisement

Aku seperti terperangkap dalam ruang gelap

Sendirian dengan keheningan

Biasanya kusuka sunyi

Tapi kali ini tidak

Tubuhku menggigil, pikiranku kemana mana

Tak tentu arah, penuh kebuntuan

Ini semua karena tuan

Menanam cinta terlalu dalam lalu melupakannya begitu saja

Atau jangan-jangan aku yang salah mengartikan

Kebaikan tuan yang kuanggap perhatian

Nyatanya hanya kebiasaan tuan semata

Tuan, ku anggap istimewa dan bermakna

Tapi aku hanya tuan anggap teman biasa

Pada akhirnya aku harus tertawa sambil memendam luka

Takut kehilangan ikatan sahabat diantara kita

Sementara tuan sedang memadu asmara 

Advertisement


Bahkan tergila – gila dengan puan yang kuanggap saudara

Padahal Aku sendiri sedang rindu tak berkesudahan padamu tuan


Advertisement

 

Senjaku

Dalam senjaku, langit berubah gelap

Ia tidak jingga seperti biasa

Bukan karena kumerundung dosa

Hanya saja suara hatiku hilang

Pergi bersama dia yang tak mau membagi hatinya

Kini senjaku yang indah tinggal kenangan

Aku sakit dalam diam

Lirih kumenangis terisak

Menyangkal diri bahwa Kusuka padanya

Kuharap angin malam menghapus jejaknya dalam ingatan

Sudah cukup ku terluka karena penolakannya

Sudah cukup ku menerima kenyataan bahwa ia milik wanita lain

Sudah cukup ku harus menipu sedihku dengan tawa

Aku sakit

Bukan hanya karena senjaku yang indah sudah tiada

Namun karena ku kehilangan akal pikiran 

Haus rindu akan dia yang tidak bisa dirindukan

Lelah berucap namanya diatas sajadah

Wahai penciptaku

Hentikanlah asmara sepihak yang ku derita

Hiasi senjaku seperti dulu lagi


Walau bukan jingga, aku akan menyukai senjaku asal ia tak pernah nampak gelap


Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Malu menujukkan paras Berani menjual kata-kata Tak ingin alay sendiri Akhirnya membagi rasa dalam puisi

CLOSE