Dear Calon Bapak Mertua: Meski Freelancer, Saya Yakin Bisa Bertanggung Jawab Atas Putrimu

Surat terbuka untuk calon bapak mertua

Dear calon bapak mertua,

Advertisement

Sebelumnya perkenalkan. Saya adalah laki-laki sederhana yang saat ini punya niat tulus pada putri Bapak. Perkenalan kami amat singkat dan ketidaksengajaanlah yang mempertemukan. Singkat cerita saya tertarik dan ingin mengikat puteri bapak dengan cara yang direstui Allah.

Saya ingin menjaga kehormatannya seperti Bapak yang telah menjaganya hingga menjadi wanita yang menggagumkan. Saya ingin melindunginya dari fitnah dunia yang semakin keji dengan cara yang halal.

Semoga Bapak tidak berubah pikiran setelah mengetahui profesi saya.

Advertisement

Terima kasih telah mengizinkan saya bertamu kerumah bapak. Terima kasih menerima saya dengan kehangatan yang ada. Sejujurnya dibalik senyum yang terpasang ada debar jantung yang berdegup kencang selain kekhawatiran akan restu yang tidak dterima saya sangat gugup menyiapkan jawaban atas nanti pertanyaan-pertanyaan yang mungkin akan bapak beri, untuk bahan pertimbangan menjadi menantu potensial.

Dari semua perkiraan pertanyaan-pertanyaan yang akan terlontar. Saya sangat cemas jika ditanya perihal pekerjaan. Saya takut profesi saya membuat bapak meragu untuk menyerahkan tanggung jawab atas puteri bapak pada saya.

Advertisement

Profesi saya halal pak, tapi?

Pak, Dibalik kesederhanaan dan penampilan yang biasa-biasa ini saya adalah seorang freelancer. mungkin sedikit asing di telinga bapak. Izinkan saya menjelaskannya perihal pekerjaan yang saya geluti. Biar bapak merasa yakin dan tidak ragu.

Saya pekerja dunia lepas, tidak berjas pun berdasi. Bukan pegawai kantor apalagi duduk diinstitusi pemerintah. Saya tidak punya jabatan, tapi saya adalah ‘bos’ untuk diri saya sendiri. Pekerjaan saya tidak terikat waktu. Saya kerap dikira penggaguran karena lebih banyak berdiam dirumah padahal itu casing-nya saja.

Soal penghasilan saya dapati tak perlu dirisaukan, Pak

Perihal penghasilan,  Boleh saya sedikit menyombongkan diri pak, pendapatan saya lebih tinggi dari mereka yang duduk 8 jam dikantor. Namun kadang kala saya juga akan ada pada fase surut-nya. Saya paham kecemasan Bapak. Saya bisa memaklumi kebinggungan yang terpatri di wajah bapak. 

Jika yang bapak takutkan adalah soal sambungan hidup yang akan saya beri pada anak bapak, saya katakan saya sanggup menafkahi puteri dan calon cucu-cucu bapak nanti.

Mungkin saya tidak bisa menawarkan kemewahan namun kehidupan yang layak adalah prioritas saya untuk istri dan anak-anak saya kelak.

Beri saya kepercayaan dan saya akan buktikan jika saya mampu

Tenang pak, tidak hanya sekedar mampu menghidupi keluarga kecil saya nanti dengan berkecukupan tapi saya juga mampu memberi banyak waktu untuk mereka.

Pak, saya mohon izin bapak untuk merestui niat saya dan melepaskan tanggung jawab bapak pada saya. Saya akan mengayomi puteri bapak sebaik yang diharapkan.

Insyaallah.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penyuka Arunika - Penikmat Swastamita

Editor

Not that millennial in digital era.

CLOSE