Surat Terbuka untuk Kalian, Terima Kasih Telah Membersamaiku Selama 9 Tahun

Semoga kalian membacanya ya...

Awalnya aku tak pernah membayangkan bahwa aku akan memiliki kalian yang hingga kini masih membersamaiku. Tapi Allah mempertemukan dan menyatukan kita begitu saja. Dimulai satu kelompok ospek dengan Hime, satu kelompok LMK (Latihan Menengah Kepemimpinan) dengan Ririn, dan beberapa kali dari kita sering dijadikan satu kelompok saat pelajaran.

Advertisement

Bagaimana kita dahulu, masih terekam jelas diingatanku. Berawal dari seringnya kita satu kelompok, hingga kita menyukai beberapa hal yang sama. Dimulai dari Komik, Anime, Kpop dan Novel. Kala itu Korean Wave sedang menyerang Indonesia. Karena kita selalu Bersama dan membicarakannya, orang-orang sekelas menyebut kita “Geng Korea”, kekeke.

Dan di tahun kedua pertemanan kita, kita memutuskan untuk memiliki sebuah nama dan Hime menyarankan Eien Tomodachi. Dari sana kita memutuskan untuk menyebut kita sebagai “Eien Tomodachi” yang dalam Bahasa Jepang memiliki arti Teman Selamanya dengan harapan bahwa kita akan berteman selamanya, bahkan hingga kita tua nanti.

Ingatkah kalian? Kita selalu duduk di paling belakang. Di jam istirahat kita akan membaca komik yang telah kita sewa. Terkadang kita membicarakan Variety Show Korea bahkan dramanya. Saat pulang kita akan pergi ke Alun-alun, entah untuk jalan-jalan, membeli pernak-pernik, ataupun membeli kaset. Di lain waktu kita pergi ke toko komik, mengembalikan komik yang kita sewa dan menyewa yang baru. Terkadang kita pergi ke Citylink hanya untuk melihat Cover Dance Kpop. Kalian bahkan pergi ke Metro Indah Mall untuk melihat cosplayer. Aku mengingatnya seperti baru terjadi kemarin.

Advertisement

Orang bilang, sebuah hubungan dengan pertengkaran adalah hal biasa, tandanya bahwa kita saling peduli. Kita pernah bertengar hebat dan pernah saling tak peduli satu sama lain. Pernah mengabaikan satu sama lain. Namun lihatlah, Allah masih menyatukan kita dalam persahabatan. Bahkan di usia persahabatan kita yang ke Sembilan, kita masih sering mendebatkan hal-hal kecil yang bahkan tidak perlu didebatkan.

Seiring persahabatan kita yang menua, usia kita pun mengikuti. Kita semakin dihadapkan dengan permasalahan hidup dan tetek-bengek tentang menjadi orang dewasa. Tentang insecure, rasa tak percaya diri, ekonomi, relationship yang semakin menghantui kita. Bahkan bibit-bibit mimpi yang dulu mati sebelum bertunas pun ikut menghantui. Hal-hal itu sering membuat kita ingin kembali menjadi anak-anak, masa di mana kita tidak perlu memikirkan semuanya.

Namun disinilah kita. Menjadi orang dewasa memang tidak mudah namun kita harus melaluinya sebagai sebuah fase kehidupan. Meski mudah mengatakannya namun pada praktiknya kita selalu kesulitan. Karena itu, mari bertemu setelah pandemik ini berakhir dan menertawakan kesulitan ini bersama.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE