Untukmu yang Pernah Aku Cintai Atas Nama Tuhanku, Maafkan Aku Jika Perasaan Itu Tak Sampai Kepadamu

Jika dianggap egois karena memendam perasaan sendiri tanpa memberitahumu hingga saat ini, itu benar mungkin. Jika kau beranggapan aku pengecut karena tak ada keberanian untuk bilang jika aku mencintaimu, itu benar juga sepertinya. Dan Jika kau bilang aku adalah seorang pecundang karena tak ada nyali untuk tampil berani dalam ungkap itu, itu juga benar adanya.

Namun, di balik itu semua aku bukanlah orang yang kau cap seperti itu. Aku memiliki alasan lain yang masih aku pegang saat ini di hatiku, kenapa aku selalu berlaku dingin ketika perasaan itu begitu dahsyat berkecambuk dalam hatiku ingin berkata kepadamu jika aku sangat merindukanmu dan ingin memilikimu dalam hidupku.

Alasan itu memang sulit untuk untuk jalani dan begitu berat untuk aku tanggung. Namun, bagiku memiliki cerita sendiri dan itu begitu bermakna bagiku. Mungkin kau tak pernah mendengar dan mengenal siapa yang telah mencintai dan menyayangi saat ini dengan baik dan tulus dan aku rasa itu tak perlu kau mengetahuinya karena aku hanya ingin menceritakan itu semua kepada Tuhanku. Aku mencintaimu karena Tuhanku dan aku mengenal dirimu juga atas izin Tuhanku, maka biarkan semua berjalan seperti itu.

Bukankah Tuhan itu Maha Tahu atas semua yang terjadi dalam dunia ini? Aku ingin seperti cinta yang dimiliki Tuhanku, di mana tanpa kau melihatnya dengan nyata maka kau merasakan cintanya begitu besar dan hadir selalu dalam hati dan waktumu dan tak mampu tergoyahkan dengan alasan apapun.

Apakah hal itu cukup bagiku? Tentu tidak. Namun, itulah yang dapat aku lakukan saat ini untuk bisa memberikan seluruh perasaanku kepadamu atas nama Tuhanku.

Tahukah engkau, jika aku begitu sering bercerita di hadapan-Nya betapa aku sangat ingin hidup bersamamu. Jika saja aku mampu berkata seperti itu di hadapanmu seperti apa yang pernah mereka lakukan kepada pasangan mereka. Mungkin saja sejak aku melihat senyum itu pertama kali mungkin aku telah mengatakan perasaan itu kepadamu. Namun itu tak bisa aku lakukan karena waktu dan keadaan diriku begitu sulit untuk bisa aku melakukannya.

Apakah aku bahagia dengan apa yang aku jalani ini? Tentunya iya, karena aku berada pada jalan yang benar di mana aku menginginkan seseorang atas nama Tuhanku dan apakah aku telah menghabiskan waktu begitu banyak hanya untuk menghiasi hariku dengan ceritamu? Tentunya tidak. Ini hanyalah sebuah cara agar aku dapat belajar dan mengerti tentang cinta yang tulus dan sesungguhnya atas kehendak Tuhanku dan aku menjalani semua atas dasar keberadaan Tuhanku yang selalu ada di denyut nadi mengawasiku.

Membiarkan aku terluka dengan memendam perasaan itu sendirian, itu tak akan terjadi. Aku pastikan tak ada yang terluka dalam hal ini dan mengenai kehadiranmu dalam waktumu tak ada alasan untuk aku salahkan. Aku melakukan ini dengan baik dan jikapun itu tak membuahkan hasil apapun dan kau menghilang dan pergi jauh bersama seseorang yang memang pantas berada disampingmu itu doaku yang selalu aku panjatkan kepada tuhanku. Lalu bagaimana dengan perasaanku sendiri? Apakah aku membiarkannya begitu saja berkembang dan tumbuh dengan subur atas dirimu? Tentu tidak karena aku sangat bahagia pernah bertemu dan mengenal cinta yang indah dari yang terindah sepertimu.

Jikapun aku gagal melakukannya dan kau tak pernah mengetahuinya dengan baik tentang semua cerita yang pernah aku ciptakan untukmu, percayalah aku tak akan menuntutmu dan tak akan pernah menyalahkan Tuhanku karena aku menciptakan jalanku sendiri. Aku sangat memahami apa yang terjadi nantinya dan apa yang harus aku rasakan jika sebuah kejadian akan datang menimpaku nanti.

Saat ini, di mana senyum bayang hadirmu selalu ada dalam waktuku dan aku tak akan melewati masa-masa ini begitu saja, tulisan ini dan deretan puisiatau cerita lainnya yang pernah aku sebarkan tentangmu akan menjadi bukti jika aku pernah melakukannya dengan baik. Aku merasa jika kau tak saja hadir hanya dalam dunia khayalku namun sebaliknya kau pernah aku temui nyata dalam hidupku walaupun hanya sebatas seseorang yang tak mengenalmu dengan baik.

Untukmu yang pernah aku cintai atas nama Tuhanku, untukmu yang selalu aku dalam semuku dan untukmu yang pernah aku tuliskan namamu dalam sebuah ceritaku setiap hari. Terima kasih kau telah hadir menemani perjalanan waktuku itu dan aku berharap kau tak merasa risih dengan keberadaanku. Kata harap untuk kau mengetahui semua yang aku lakukan kepadamu itu tak ingin aku katakan. Aku juga tak ingin kau merasa sedih dan iba karena aku begitu merasakan jika kau begitu indah di mataku hingga aku begitu ingin memilikimu.

Perlu kau tahu, aku tak berharap itu semua. Walaupun kau harus pergi dan dimiliki orang lain, aku akan tetap memiliki dirimu dengan indah yaitu cerita yang pernah aku tuliskan atas namamu dalam sebuah karyaku yang tak pernah lekang oleh waktu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

"Jejak Rindu Di Telaga Nurani"

4 Comments