Wayang : Bayangan Penuh Cerita

Wayang kesenian khas indonesia yang sering menjadi perebutan antar negara ternyata mengandung banyak makna budaya. Wayang dalam bahasa jawa  berarti bayangan, Pertunjukan boneka ini ternyata memiliki arti filosofis yang sangat dalam dimana ‘Wayang’ diibaratkan sebagai bayangan atau cerminan sifat manusia. Tak heran jika setiap kisahnya selalu tersimpan banyak pesan makna hidup. 

Banyak sekali kisah-kisah wayang yang sederhana namun mengandung pesan cukup dalam. Salah satu kisah legendarisnya adalah kisah Cinta terlarang Rahwana kepada Dewi Sinta hingga populer dengan kalimat Rahwana Tuhan jika cintaku kepada Sinta terlarang mengapa kau bangun megah. Tidak hanya kisah ini masih banyak kisah lain pewayangan yang sarat akan makna dan kisah kehidupan manusia. Kisah Dewi Kunti yang harus menanggung penyesalan karena termakan janjinya sendiri dan masih banyak lagi.

Pagelaran Wayang adalah pertunjukan unik dengan banyak aspek pendukung yang membuat pertunjukan ini semakin estetis. Dalam sebuah pagelaran wayang banyak sekali peralatan yang dibutuhkan. Antara lain adalah wayang, kotak, cempala tangan, cempala kali, keprak, kelir atau layar, debog atau batang pohon pisang blencong atau pelita, dan gamelan. 

Blencong adalah benda unik berupa lampu minyak sebagai penerangan dalam pagelaran wayang agar bayangan pada pagelaran wayang terlihat cantik. Wayang memiliki warna dasar kuning emas yang semakin estetis dipadukan dengan cahaya blencong. Dalam penggunaannya dalang harus telaten mengecek sumbu blencong agar api tidak padam. Namun seiring berjalannya waktu blencong geni sudah sangat jarang digunakan dalam pagelaran wayang. 

Aspek utama lainnya adalah Dalang. Kata dalang diartikan sebagai orang yang ahli ‘ngundal piwulang’. Maksudnya seseorang yang bisa menjelaskan dan menguraikan bermacam-macam ilmu. Sesuai dengan maknanya dalam pagelaran Wayang dalang bertugas untuk menceritakan kisah pewayangan dan menyampaikan pesan moral dalam kisah tersebut. Dalam menyampaikan kisah pewayangan biasanya dalang juga menyanyikan suluk yang merupakan lagu yang diucapkan pada waktu gamelan suwuk dan saat dalang menceritakan sesuatu dan saat nyandra para peraga. 

Dalam menjalankan aksinya dalang memegang dua alat yakni Cempala dan Kepyak. Cempala selalu dipegang di tangan kiri dan berfungsi sebagai alat pemukul berupa kayu yang dipukulkan kepada kotak sesuai dengan irama. Kepyak terbuat dari beberapa keping logam yang digantungkan pada bagian luar kotak dekat telapak kaki kanan dalang saat bersila. Sedangkan Wayang merupakan aspek penting berupa gambar pelaku atau tokoh pemain dalam kisah yang dimainkan dalang oleh dalang pada kain yang dibentang yang disebut kelir. Ditengah kelir di samping kanan dan kiri ditancapkan wayang yang disebut gunungan atau kayon. Gunungan berbentuk seperti gunung yang menggambarkan pohon dan hutan. Pakeliran dilengkapi dengan dua perangkat gamelan yakni gamelan slendro dan gamelan pelog serta penabuhnya.

Demikianlah pagelaran wayang dengan berbagai kisah menarik yang penuh pesan kehidupan serta segala aspek-aspek unik yang mendukung keestetisannya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini