Yogyakarta Memanggil atau Klitih Memanggil? Sisi Lain Jogja Berhati Nyaman

Kota pelajar yang penuh cerita

Siapa yang tidak ingin pergi berlibur ke Jogja? Suatu daerah yang di gadang-gadangkan sebagai daerah yang ramah dan penuh senyuman kesopanan warganya. Selain itu Jogja juga terkenal dengan makanannya yang murah dan enak. Jogja juga dikenal dengan keromantisannya  yang identik dengan tempat wisatnya yaitu Malioboro, salah satu destinasi wajib bagi para wisatawan yang tidak boleh luput dari daftar list kunjungan wisata. 

Malioboro yang selalu ramai dengan pengunjung dan hiruk-pikuk pedagang menambah kesan menarik akan Malioboro. Biasanya para wisatawan yang berkunjung ke Malioboro juga mampir ke Pasar Bringharjo untuk sekedar jalan-jalan atau berbelanja baju batik khas Jogja. Tak lupa juga membeli oleh-oleh khasnya yaitu Bakpia Pathuk.

Selain di Malioboro, Jogja juga banyak sekali destinasi wisata yang harus dikunjungi seperti pegunungan di daerah Kaliurang atau pantai di daerah Bantul yaitu Pantai Parangtritis yang membuat para wisatawan nyaman dan ingin kembali kesana lagi, ya itulah Jogja Kota dengan 1001 kenangan didalamnya.

Tapi ditengah keramaiannya terdapat ancaman serius bagi warganya, yaitu klitih. Mungkin terdengar asing di telinga kalian semua apa itu klitih? Bagi warga Jogja klitih itu adalah segerombolan remaja yang berbuat rusuh dijalanan saat malam hari. Mereka tak sekedar membuat kerusuhan saja bahkan sampai berani menyakiti para pengendara yang tak sengaja berpapasan dengan mereka, mereka juga tidak segan-segan untuk menyiksa atau membunuh korbannya. Biasanya klitih ini sering ditemui di jam 00.00-03.00 waktu dini hari di beberapa lokasi di Daerah Yogyakarta khususnya di daerah Ringroad yang memang terkenal sepi di jam-jam itu.

Mayoritas pelaku klitih adalah para siswa yang bersekolah di daerah Yogyakarta dan sekitarnya yang rata-rata masih dibawah umur, alasan dari kebanyakan pelaku melakukan aksi ini adalah untuk melampiaskan emosi, tekanan lingkungan sosial, atau bahkan hanya sekedar bersenang-senang saja. Anak dibawah umur yang seharusnya menikmati masa mudanya dengan kegiatan positif justru digunakan untuk menyakiti orang lain yang tak bersalah.

Polisi daerah Yogyakarta pun telah melakukan sikap tegas untuk menggurangi aksi klitih yang terus terjadi beberapa tahun belakangan ini, melakukan patroli malam dan melakukan sosialisasi-sosialisasi terhadap para pelajar di wilayah Yogyakarta adalah salah satu cara yang dilakukan polisi untuk mengurangi pelaku kejahatan klitih. Akan tetapi upaya tersebut juga tidak membuat para pelajar sadar atas tindakan yang mereka lakukan. Sehingga kejahatan seperti ini sebaiknya di usut hingga ke akar-akarnya karena dapat menyebabkan korban jiwa.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini