Viral Antrean Orang Cerai di Pengadilan Agama, ini 4 Faktor Meningkatnya Angka Saat Pandemi

cerai karena corona

Banyak hal yang berubah karena pandemi saat ini, salah satunya dalam berhubungan dengan orang lain. Ada yang jadi makin sulit untuk bertemu, ada yang justru setiap hari harus bertatap muka. Dua-duanya ternyata memiliki efek yang bisa jadi sama buruknya. Bahkan karena pandemi ini kasus perceraian sampai naik di beberapa wilayah. Salah satunya yang viral melalui sebuah video dari akun @bandung.update adalah antrean panjang orang-orang yang akan bercerai di Pengadilan Agama Soreang.

Advertisement

Video ini sudah dikonfirmasi dan ternyata benar adanya lo. Dilansir dari Kompas , dalam sehari Pengadilan Agama ini menangani lebih dari 150 kasus gugatan cerai. Biasanya rata-rata sehari juga selalu penuh karena ruang sidang terbatas sementara orang yang datang ada banyak. Hal ini membuktikan bahwa kasus perceraian makin naik selama pandemi. Lalu apa saja penyebabnya? Simak yuk penjelasannya berikut ini!

1. Menyalahkan pandemi untuk sebuah perceraian kini kian terdengar wajar dilakukan, tetapi sebenarnya ada juga faktor ‘fondasi yang kurang kuat’

Pandemi ini bisa saja menjadi pemicu untuk pasangan makin mantap melakukan perceraian, namun ternyata berdasarkan seorang pakar neuropsikologis asal New York banyak kliennya yang sudah sadar bahwa mereka mengetahui bahwa ada masalah dalam pernikahannya namun semakin memburuk karena lockdown. Hal ini disebabkan oleh kurangnya komitmen, tidak kompatibel satu sama lain, ketidaksetiaan, dan konflik yang terjadi secara terus menerus sebagai alasan untuk berpisah.

2. Bertemu pasangan setiap hari dengan rasa kebosanan yang semakin hari semakin bertambah juga mampu menyebabkan perpisahan. Lagi-lagi ini terkait sama alasan di poin pertama ya

Seperti yang sama-sama kita tahu bahwa pandemi Covid-19 ini membuat kita lebih sering di rumah dan tak bisa sembarangan bepergian untuk sekadar refreshing, sehingga kebosanan hingga stres sangat mungkin muncul. Menurut seorang coach hubungan bernama Lee Wilson , kebosanan akan merampas banyak hal dari sebuah hubungan. Rutinitas yang sama dari hari ke hari dapat menyebabkan orang-orang semakin depresi sehingga para pasangan ini akan berkubang di situasi negatif sampai akan tiba saatnya ingin berpisah.

Advertisement

3. Kehidupan rumah tangga tak bisa dipisahkan dari keadaan ekonomi, dengan ekonomi yang terus menurun akhirnya cerai jadi pilihan

Salah satu lini yang terkena imbas paling besar dari pandemi Covid-19 adalah sektor ekonomi padahal sebelum adanya pandemi saja, ekonomi sudah menjadi salah satu faktor utama menyebab adanya perceraian. Banyak bisnis yang harus gulung tikar karena penjualan yang terus menurun, banyak pula yang terkena pemutusan hubungan kerja karena hal ini. Dampaknya, sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yang menyebabkan munculnya konflik baru berupa pertengkaran-pertengkaran. Akhirnya perceraian tak dapat dihindarkan.

4. Kekerasan domestik ternyata juga menjadi semakin meningkat karena adanya pandemi lo, akibatnya cerai jadi pilihan yang realistis

Kekerasan semakin meningkat selama pandemi, hal ini dibuktikan dengan adanya adanya peningkatan panggilan terkait adanya kekerasan domestik sebanyak 18% di Spanyol dalam dua minggu pertama ketika lockdown, begitupun di Beijing yang mengalami lonjakan panggilan terkait hal ini seperti yang dilaporkan oleh The New York Times . Seorang ahli jiwa bernama Nova Riyanti Yusuf menyatakan bahwa terjadinya kekerasan ini masih dipicu oleh adanya ketakutan dan kecemasan yang akhirnya menyebabkan ketegangan hingga memicu kekerasan tersebut. Apalagi kalau sebelumnya keluarga tersebut memang dalam kondisi kurang stabil.

Di masa seperti ini rasanya semua pasangan sedang diuji, sehingga ego masing-masing harus benar-benar saling dikontrol. Banyak memahami kondisi masing-masing hingga saling meluangkan waktu untuk me time walau di rumah akan penting untuk dilakukan. Jika mampu melewati masa sulit ini justru hubunganmu akan jadi makin kuat ke depannya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Editor

An avid reader and bookshop lover.

CLOSE