Pedoman Lengkap A-Z Tentang ASI Perah. Mulai dari Cara Memompa Hingga Menyimpan

Banyak hal baru yang harus dipelajari saat akan menjadi seorang ibu, salah satunya adalah mengenai proses menyusui. Meski menjadi ibu merupakan sesuatu hal naluriah, namun kita juga perlu menggali banyak ilmu dari sana-sini, termasuk soal ASI perah.

Advertisement

Kebanyakan, ASI perah atau yang biasa disingkat ASIP disiapkan bagi mereka para ibu yang akan meninggalkan bayinya bekerja usai masa cuti habis. Namun, jangan dikira kalau ibu rumah tangga tak perlu sedia ASIP. Sesekali, bolehlah meninggalkan si kecil untuk ke salon, belanja bulanan, kondangan atau pergi berdua sama suami. Meski begitu, di balik alasan receh ini, ASIP sangat dibutuhkan jika ibu atau bayi sedang sakit yang membuat tidak bisa menyusui secara langsung dalam beberapa waktu.

Pada dasarnya, ASI memang sebaiknya rutin untuk dikeluarkan (diperah). ASI bukanlah seperti air pada gelas yang jika diminum akan cepat habis, namun ASI memiliki konsep on demand, yaitu semakin sering dikeluarkan, akan semakin banyak ASI yang diproduksi.

Lalu, bagaimana cara memerah ASI?

Cara perah ASI dengan tangan via nakita.grid.id

ASI dapat diperah menggunakan tangan maupun dengan bantuan alat. Semua tergantung dengan kenyamanan masing-masing ibu. Alat perah ASI pun ada yang manual dan juga elektrik. Semakin canggih dan lengkap fitur pada alat tersebut, semakin mahal pula harganya.

Advertisement

Cara memerah ASI dengan tangan;

  1. Cuci tangan sebelum memerah ASI
  2. Siapkan wadah ASIP. Jika belum mahir, gunakan wadah yang lebar seperti mangkuk
  3. Duduk dengan posisi badan sedikit maju ke depan (sedikit membungkuk) agar gaya gravitasi membantu ASI menjadi lebih mudah mengalir
  4. Carilah titik terbaik pada payudara di mana ASI mengalir paling deras ketika payudara diperah (ditekan). Bentuk jempol dan keempat jari sisanya dengan posisi C Hold. Letakkan jari-tangan kira-kira 4 cm dari dasar puting
  5. Tekan payudara dengan cukup kuat, tapi tidak menyakitkan, ke arah dalam payudara menuju dinding dada. ASI bisa saja tak langsung keluar walau sudah diperah beberapa kali. Memang perlu waktu untuk itu.
  6. Pastikan menekan payudara ke dalam dinding dada, bukan ke arah puting. Hindari menggesek jari di payudara karena dapat menyebabkan payudara terluka. Pastikan memerah pada titik yang sama, bukan dengan menggesek payudara
  7. Temukan ritme yang nyaman dengan siklus: press-compress-relax/release, meniru cara bayi mengisap payudara
  8. Kamu bisa melakukan rotasi posisi jari-tangan. Rasakan bagian payudara yang lebih keras atau terdapat gumpalan. Proses memerah dapat dilakukan selama 20 menit atau hingga ASI tidak ada yang keluar lagi. Teruslah memerah sekitar 2-5 menit paska tetesan ASI yang terakhir

Alat pompa ASI via hipwee.com

Jika ingin menggunakan alat bantu untuk memerah ASI, kamu dihadapkan pada dua pilihan yaitu alat pompa ASI manual atau elektrik. Kerja alat pompa ASI manual adalah menggerakkan tuas secara manual dengan tangan sampai air susu keluar. Tentu ini cukup melelahkan karena tangan harus bergerak terus sampai proses perah selesai. Sedangkan untuk alat pompa ASI elektrik, kamu cukup menekan tombol power dan alat akan bekerja dengan sendirinya. Selain itu, kecepatan proses memerah juga bisa diatur dan bisa dilakukan pada dua payudara sekaligus.

Alat pompa ASI manual dijual pada kisaran harga Rp. 100.000 sampai Rp. 400.000, sedangkan alat pompa elektrik dibandrol dengan harga Rp. 200.000 sampai Rp. 2.000.000 rupiah. Selain melihat cara kerja, tentu kamu juga perlu memperhatikan budget untuk membeli alat perah ini.

Advertisement

Perhatikan cara penyimpanan ASI perah. Salah-salah, ASI-mu hanya akan terbuang sia-sia

Manajemen penyimpanan ASIP via www.susuibumenyusui.com

Dilansir dari laman Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) , hasil perah sebaiknya disimpan dalam suhu rendah agar tahan lama dan terjaga kualitas nutrisinya. Untuk itu kamu perlu memperhatikan daya tahan ASI perah pada tempat penyimpanan. Karena ASI yang disimpan pada suhu ruangan, berbeda daya tahannya jika disimpan dalam keadaan beku pada freezer. Untuk itulah tabel manajemen penyimpanan ASIP ini dibuat.

Selain itu, ada beberapa hal yang perlu kamu ketahuti tentang ASI perah, diantaranya;

  1. Media penyimpanan ASIP adalah botol kaca atau plastik khusus untuk penyimpanan ASI (banyak dijual di toko bayi maupun secara online)
  2. Wajib hukumnya untuk memberi label tanggal dan waktu kapan dilakukan pemerahan ASI. Hal ini tentunya membantu untuk mengetahui apakah ASIP sudah kadaluwarsa atau masih bisa dikonsumsi
  3. Untuk menghangatkan ASI, cukup merendam botol pada air hangat atau menggunakan mesin penghangat ASI (warmer) yang banyak dijual di pasaran
  4. Tidak boleh langsung mencairkan ASI beku dari dalam freezer dengan cara merendam botol pada air hangat atau menggunakan warmer, karena ASI tidak boleh mengalami perubahan susu yang sangat mendadak
  5. Cara paling tepat untuk menyiapkan ASIP beku pada freezer agar siap dikonsumsi adalah menurunkannya pada kulkas bagian bawah, dan menunggunya hingga cair. Setelah itu, baru bisa dihangatkan. Untuk itu, jika akan menyiapkan ASIP untuk diminum esok hari, turunkan beberapa botol ASIP beku pada malam harinya

Pada intinya, semakin kamu sering memerah ASI, akan semakin banyak ASI yang dikeluarkan. Kemungkinan besar, saat masa awal memulai memerah, ASI yang keluar akan sedikit. Tapi, jika rutin dan telaten, hasilnya akan banyak dan ada kepuasan tersendiri jika melihat satu botol penuh terisi ASI.

Untukmu ibu bekerja, jangan tunggu waktu cuti habis baru memulai memerah, tapi lakukan sesegera mungkin beberapa hari pasca melahirkan. Hal ini agar stok ASI yang kamu punya cukup dan tidak ‘kejar-tayang’ saat sudah mulai aktif bekerja kembali.

Diakui atau tidak, proses menyiapkan stok ASIP memang tidak mudah, tapi perjuangan memberikan nutrisi terbaik untuk anak tentu tak sebanding dengan gizi yang akan didapatan. Jadi, semangat menyusui, ibu-ibu!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

a young mother of two

CLOSE