Hobi Makan Keripik Kentang Bertaun-taun, Remaja di Inggris Divonis Buta & Alami Gangguan Pendengaran

Remaja buta karena keripik kentang

Sejak masih duduk di bangku sekolah dasar, kita sudah sering mendengar imbauan untuk makan 4 sehat 5 sempurna. Paket komplit yang terdiri dari nasi, lauk pauk, buah, sayur, dan susu itu mengandung banyak sekali nutrisi dan vitamin yang diperlukan tubuh. Nggak heran kalau di fasilitas-fasilitas kesehatan, kita sering melihat poster yang menjelaskan pentingnya sajian 4 sehat 5 sempurna.

Advertisement

Namun, pada kenyataannya, nggak semua orang mau menyantap paket komplit itu. Seperti yang kebanyakan dialami para orangtua, kalau soal makanan, entah kenapa anak-anak mereka jadi sangat pilih-pilih. Memang nggak sedikit sih anak-anak yang menolak makan sayur atau buah. Atau hanya mau makan lauk saja, bahkan nasi pun nggak mau. Hati-hati lo kalau ada anak yang dari kecil dibiasakan pilih-pilih makanan, karena di Inggris, ada seorang remaja yang divonis buta gara-gara cuma mau makan keripik kentang, kentang goreng, dan sedikit roti dan daging.

Remaja lelaki yang tidak disebutkan namanya ini mengalami kebutaan dan gangguan pendengaran setelah sejak SD cuma mau makan segelintir jenis makanan, tanpa sayur dan buah

Pilih-pilih makan via arstechnica.com

Seperti yang diwartakan Vice , seorang remaja lelaki di Inggris jadi subjek penelitian setelah dokter menemukan dirinya mengalami kebutaan dan gangguan pendengaran setelah bertaun-taun pilih-pilih makanan. Dalam studi yang diterbitkan dalam Annals of Internal Medicine itu disebutkan kalau remaja 19 tahun ini menolak semua makanan –termasuk buah dan sayur– kecuali keripik kentang Pringles, kentang goreng, roti, dan sedikit daging atau sosis.

Semua itu bermula dari dirinya yang mengeluh capek terus-menerus sepanjang hari saat usianya masih 14 tahun. Setelah dibawa ke dokter, ternyata remaja itu divonis kekurangan vitamin dan anemia makrositik. Dokter pun memberinya suplemen vitamin B12 untuk diminum setiap hari. Tapi ternyata, ia nggak disiplin mengikuti saran dokter dan tetap melanjutkan dietnya yang nggak sehat itu.

Advertisement

Tiga tahun kemudian, remaja ini kembali lagi ke dokter karena merasa ada yang nggak beres sama penglihatan dan pendengarannya

Ternyata divonis buta via www.dailymail.co.uk

Tiga tahun setelahnya, remaja ini mendatangi Rumah Sakit Mata Bristol karena merasakan kesulitan melihat, ditambah kemampuan mendengarnya juga berkurang. Ternyata ditemukan fakta bahwa tubuhnya kekurangan gizi parah. Ia kekurangan vitamin B12, serta vitamin dan mineral lainnya seperti tembaga, selenium, dan vitamin D. Padahal berat badannya normal lo, tapi ternyata ia kehilangan mineral-mineral penting pada tubuh dan tulangnya. Huhu.. Sedih ya..

Setelah mendapat perawatan medis berupa doping suplemen dan vitamin, kemampuannya melihat warna sudah mulai membaik. Tapi matanya sudah nggak bisa kembali sempurna seperti sediakala

Meski sudah minum vitamin, penglihatannya nggak bisa kembali normal via www.ilovebicycling.com

Remaja yang kini sudah berusia 19 tahun itu, sudah menunjukkan adanya kemajuan setelah mengonsumsi berbagai suplemen dan vitamin serta memperbaiki pola makannya. Penglihatannya yang semula kabur, sekarang sudah mulai bisa merespons warna. Tapi kata ibunya, anak remajanya itu nggak bisa melihat dengan sempurna lagi seperti semula, dengan kata lain ia akan buta seumur hidup.

Dr. Denize Atan mengatakan kalau remaja itu nggak akan bisa mengemudi, dan akan mengalami kesulitan membaca, menonton TV, bahkan melihat wajah orang lain.

Advertisement

Dokter yang menangani bocah itu juga menambahkan kalau menjadi vegan ternyata juga berisiko mengalami kekurangan vitamin yang berujung pada kebutaan

Hati-hati buat kalian yang vegan via www.bbc.com

Orang-orang yang memutuskan jadi vegan, sebaiknya juga berhati-hati jika mereka nggak mengganti nutrisi yang terdapat dalam daging dengan makanan lain. Ini karena mereka bisa berisiko tinggi mengalami gangguan penglihatan terkait kekurangan B12. Para vegan diminta lebih jeli memerhatikan asupan nutrisinya dengan mengganti sumber vitamin B12 lewat asupan lain.

Kasus yang menimpa remaja malang di Inggris itu seharusnya bisa jadi pembelajaran bersama. Menjalani pola makan “sehat” dengan tujuan menurunkan berat badan atau biar hidup lebih sehat aja, tentu tidak bisa dilakukan sembarangan, apalagi cuma mau ikut-ikutan tren aja. Sebaiknya keputusan itu dibarengi dengan arahan dari dokter atau ahli nutrisi yang tahu gimana diet yang pas untuk tubuh kita.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

An amateur writer.

Editor

An amateur writer.

CLOSE