Bekal Menyongsong Usia 30 Tahun dari Drama Korea. Yuk Belajar Jadi Dewasa!

terselip pesan-pesan untuk menjalani hidup ketika udah berkepala tiga

Lima tahun lalu, untuk pertama kalinya, obrolan tentang umur 25 tahun tidak menjadi “menu” makan malam kami. Sebagai gantinya, kami membicarakan umur 30 tahun yang konon menjadi usia yang paling mapan. Setelah babak-belur dihantam quarter life crisis yang umumnya terjadi di umur 20 tahunan, seseorang mulai menemukan ritme hidup menjelang umur 30 tahun.

Katanya sih, umur 30 tahun merupakan gerbang hidup seseorang menuju kedewasaan dan kemapanan dalam banyak hal, dari segi ekonomi sampai emosional. Di usia ini, idealnya semua keresahan di masa quarter life crisis udah terjawab. Kami yang mulai mencicipi pahitnya hidup, berandai-andai bisa melompati usia 20 tahunan dan langsung menjadi seseorang berusia 30 tahun.

Namun… bayangan itu pudar. Samar-samar tergantikan dengan pertanyaan, “Bagaimana bila di umur 30 tahun nanti, kami ternyata tetap belum mapan dan dewasa?”

Seorang teman, sudah menjalani kehidupan orang usia 30 tahun selama setahun belakangan, mengatakan bahwa nggak ada jaminan kalau di umur itu, kami akan baik-baik aja. Katanya, krisis-krisis hidup akan tetap muncul, tak peduli berapa pun umur kami nanti.

Lantas, detik-detik menuju 30 tahun sebenarnya tinggal menghitung tahun. Ketakutan dan keresahan menyusup begitu aja hingga membuat kami ingin berhenti menua. Apakah SoHip juga merasakan hal yang sama?

Nah, di tengah kekhawatiran, kami justru ‘bertemu’ dengan drama-drama Korea yang di luar dugaan ternyata menjadi penenang. Ketika menontonnya, drama-drama ini seolah mengatakan, “Aku akan menemanimu menghadapi usia 30 tahun. Tenang, ya.” Rasanya, seperti mendapatkan teman sekaligus bekal menyongsong umur tahun 30 tahun yang masih abu-abu.

Simak yuk, ulasan 5 drama ini! Pesan kehidupan bertebaran di dalam drama-drama yang bisa bikin kamu tenang sekaligus nggak menduganya.

Be Melodramatic menunjukkan kehidupan di umur 30 tahun yang biasa-biasa aja, tapi justru itulah gambaran paling realistis

Usia 30 Tahun

Apa yang terjadi di umur 30 tahun? | Illustration by Hipwee

Drama ini sangat jujur dan berani. Alih-alih menunjukkan kehidupan umur tahun 30 tahun dengan beragam kesuksesan, kita disuguhkan tiga orang cewek yang baru mulai menata hidup lagi dengan cara yang simpel, tapi sebenarnya sangat berat. Daripada menyuguhkan ekspektasi-ekspektasi yang nggak realistis soal umur 30 tahun, kita justru diajak untuk mengakui, di umur itu, bisa jadi kita masih berjuang menghadapi masa lalu.

Setiap orang melewati masa-masa umur 20 tahun dengan beragam cerita. Nggak sedikit juga, cerita itu meninggalkan luka yang terus terbawa hingga mereka menua, sama seperti ketiga pemeran utama Be Melodramatic. Di masa awal umur 30 tahun, mereka  membawa luka masa lalu masing-masing, mulai dari trauma berkepanjangan usai ditinggal kekasih selamanya, menjadi ibu tunggal setelah mengalami kehamilan tak direncanakan, sampai ketakutan menjalani relasi romantis usai kandasnya hubungan yang dibangun selama bertahun-tahun.

Ketika orang-orang seumuran meraih pencapaian-pencapaian fantastis, mereka menjalani hari-hari yang bisa dikatakan nggak spesial, mirip dengan keseharian kita bahkan.

Ya, titik balik hidup ketiga pemainnya dimulai ketika mereka menyapa kembali luka masa silam. Interaksi-interaksi kecil dengan orang sekitar nyatanya membantu mereka untuk berdamai dengan diri sendiri. Perlahan, mereka berani meraih impian lagi, memaknai apa yang terjadi hari ini, dan berhenti menyesali kesalahan di masa lalu. Ternyata, di usia 30 tahun, kita bukan berarti telah menjadi dewasa sepenuhnya. Dari drama ini, kita justru belajar caranya menemukan jalan untuk membaik di umur 30 tahun.

Work Later, Drink Now mengingatkan kita untuk tetap mengandalkan diri sendiri meski memiliki support system yang kuat di umur 30 tahun

Ada ungkapan kalau makin tua, lingkar pertemanan kita makin menyempit. Bisa jadi hanya tertinggal dua-tiga teman aja, tapi teman yang segelintir itu adalah teman terbaik dalam suka dan duka. Hal ini juga yang terjadi pada para pemain Work Later, Drink Now. Mereka menjalin pertemanan yang akrab dan saling mendukung satu sama lain. Ketika mendapatkan kebahagiaan atau suntuk karena pekerjaan, mereka akan bertemu untuk saling berbagi. Premis yang sederhana, tapi bikin hati kita merasa hangat.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini