The Love Case – Chapter 8

The Love Case Anothermissjo

Selama ini Muara hanya tahu kisah cinta Joval dan Amini dari gosip-gosip di kantor. Namun, setelah tahu apa yang sebenarnya terjadi dari bibir Joval sediri, masihkah Muara berniat melanjutkann misinya?
***

“Pak, maaf. Boleh saya izin pulang? Om saya meninggal.” Detak jantung Muara nyaris berhenti saat mengetahui kabar mengejutkan. 

Joval mendapati raut wajah sedih diikuti bulir bening yang menumpuk di pelupuk mata Muara. Selama mengenal Muara, dia baru sekali melihat pegawainya itu menangis–saat gagal mendapatkan hak asuh untuk klien mereka. Sisanya dia melihat senyum cerah dan keceriaan Muara. Kali ini dia melihatnya lagi–bisa dibilang lebih hancur.

“Boleh, Pak? Seandainya gaji saya dipotong juga nggak apa-apa. Saya pengin lihat Om saya, Pak,” mohon Muara. Air matanya tertahan.

“Boleh. Saya antar kamu ke rumah sakit.”

“Nggak usah, Pak. Biar saya naik taksi aja,” tolak Muara.

“Nggak apa-apa. Saya perwakilan kantor.” 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Jo si pecinta cerita Misteri dan Thriller yang senang menulis Romcom. Hobinya menonton drakor dan lakorn Thailand. Jo telah menerbitkan beberapa buku di antaranya My Boss's Baby dan Main Squeeze. Karyanya yang lain bisa dilihat di IG @anothermissjo

Editor

Penikmat kopi dan aktivis imajinasi