Dear Ayah, Hidup Bertahun-tahun Tanpa Dirimu Bukanlah Sebuah Pilihan dan Keinginan

hidup tanpa ayah

Hidup memang tentang pilihan. Setiap lelaki pun berhak menentukan dan mengambil pilihannya sendiri dalam hidup. Meski kadang membuat sebuah pilihan itu tak mudah, hidup justru bisa terasa lebih bermakna karenanya.

Advertisement

Aku tidak ingin berkata bahwa hidupku benar-benar berat karena aku yakin setiap insan mempunyai ujian yang berbeda. Tingkat ujian yang diberikan oleh Tuhan kepada makhluk-Nya disesuaikan dengan kemampuan mereka masing-masing. Sehingga, dari teori itulah aku berusaha untuk tidak meremehkan kesusahan yang dihadapi oleh orang lain dan tentu saja aku berharap, orang di sekitarku tidak memperkeruh suasana dengan menambah beban pikiranku dengan berbicara hal yang menyakitkan dengan kejadian yang aku alami saat ini.

Jika berbicara tentang sebuah pilihan berarti akan ada beberapa pertimbangan sebelum kita menentukan pilihan yang kita ambil. Permasalahan dari pilihan yang aku ambil sangatlah sederhana.


Memang benar, terkadang kita merasa bahwa kita mempunyai sesuatu yang sebenarnya sangat berharga justru pada saat kita telah kehilangan.


Advertisement

Ayah… Apa kabarmu di sana? Ayah, apakah engkau tau anakmu sudah sebesar ini? Ayah, aku rindu. Ayah, sebuah kata yang berharga untuk sebuah panggilan. Sebuah untaian huruf yang sampai detik ini tak bisa aku lupakan. Lebih dari itu? Ayah, lelaki hebat yang kurindukan.

Lebih dari separuh hidupku kau telah pergi. Pergi ke sebuah tempat, yang ku yakini engkau pasti bahagia disana. Aku punya beberapa memori yang melekat tentangmu untuk teman ketika rindu, tapi ku tau itu terlalu sedikit. Karena di saat kita berpisah, aku masih terlalu kecil untuk mengingat semua memori yang pernah kita lewati.

Advertisement

Ayah, dalam keterbatasanku untuk menemuimu, aku yakin Allah selalu menjagamu di manapun dirimu berada. Terima kasih karena telah mengantarkan diriku mengenal dunia ini. Mungkin aku tak pernah tahu, bahwa ada doamu dalam setiap jejak langkahku. Mungkin akan selalu ada harapmu dalam setiap desah napasku.

Ayah, aku tahu keadaan ini tak akan mungkin membuat kita bisa bersama. Aku pun juga tidak banyak mengharapkan hal itu. Tapi aku selalu berdoa semoga kita bisa bahagia dengan jalan hidup kita masing-masing.

Ayah, hidup bertahun-tahun tanpa dirimu bukanlah hal yang mudah untuk kujalani. Kepergianmu telah menyisakan luka yang mendalam di hatiku. Luka yang teramat dalam hingga aku sendiri tak tahu lagi bagaimana cara mengobatinya. Kepergianmu meninggalkanku dan ibu telah menciptakan ruang traumatis tersendiri dalam jiwaku. Aku, hampir selalu takut untuk jatuh cinta karena aku takut perempuan yang kucintai kelak akan pergi meninggalkanku juga.


Ayah, doa dan harapanmu akan senantiasa menjadi pengiring langkah hidupku, karena aku adalah anakmu


Namun Ayah, bagaimanapun keadaanmu, tetap ingatlah aku dalam hidupmu. Selalu doakanlah yang terbaik untuk buah hatimu ini. Aku pun juga akan selalu mendoakan kesehatanmu. Di mana pun engkau berada, semoga Tuhan senantiasa menjagamu. Meskipun aku tak pernah merasakan kasih sayang darimu, meskipun tak pernah ada rasa sayang yang teramat dalam di hatiku untukmu, tapi engkau adalah satu-satunya sosok yang mampu membuatku menangis bila aku mengingat tentangmu.

Ayah, maafkan aku yang tak pernah merindukanmu. Tapi apa kau tahu, Ayah? Aku begitu membutuhkanmu…”

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Nikmati lezatnya rasa dan peristiwa yang terbalut kata-kata

Editor

Not that millennial in digital era.

CLOSE