Untukmu Lelakiku: Janji yang Kau Ucap Bukan Hanya Padaku, Tapi Pada-Nya Sang Pemilik Waktu

Untuku lelakiku

Masih segar dalam ingatan cara mu mengajukan ide pernikahan. Bukan dengan setangkai bunga ataupun ditengah remang lilin temaram santap malam, tapi di teras induk semang saat kamu mengantarkanku pulang. Satu kalimat yang singkat cukup membuatku tercengang, “Jadi, mari kita menikah,” dan diikuti tatapan tajam menanti jawaban. Tak butuh waktu lama, kiranya Tuhan memang telah menyiapkan, mantapku jawab, “Baiklah,” lalu semua mulai berjalan.

Advertisement

Sesuai waktunya, sesuai saatnya. Hai! kamu, lelaki yang mencinta. Nyatanya menikah denganmu memang tak pernah masuk dalam rencanaku. Bahkan ketika mantap menerimamu sebagai kekasih hati, pun ku ucap diawal bahwa aku tak ada rencana menikah dalam 2-3 tahun ke depan dan kamu pun mengiyakan. Tapi Tuhan punya rencana-Nya, Tuhan Yang Maha membolak balikkan hati hamba-Nya, semua tiba-tiba terasa sudah pada jalanNya dan genap setahun setelah kau nyatakan cinta, kedua keluarga telah sepakat untuk bersua.


Hai kamu, lelaki yang keras kepala.


Kita sama pernah terluka, tapi pada akhirnya kita berjumpa setelah kita melalui semua tangis dan tawa. Kita berjumpa saat kita telah menjadi lebih dewasa, ketika kita memahami bahwa sebelum mencinta baiklah kiranya kita menghujani kasih untuk diri. Kamu pun cukup keras kepala, percaya bahwa akulah orangnya, yang Tuhan cipta sebagai belahan jiwa.

Advertisement


Hai kamu, lelaki yang tak pernah kata menyerah.


Kamu tak pernah menjanjikan dunia, tapi kamu janjikan akan selalu ada dalam suka dan duka. Kita sama tidak sempurna, tapi ketika bersama semua terasa lebih nyata. Pun hidup mungkin tak semanis yang kita harapkan, akan ada masanya di mana kita enggan saling menatap, ataupun ragu untuk sekedar bertegur sapa karena ada luka yang tak sengaja. Tapi yang ku tahu kamu akan tetap menggenggam tanganku bahkan saat dunia tak lagi bersahabat. Mengatakan semua akan baik-baik saja, walau untuk itu kamu harus jatuh, terluka dan berdarah. Nyatanya kamu pun tahu, bahkan bila langit ini runtuh, kamu akan menemukanku teguh berada tepat di sampingmu.

Advertisement


Hai kamu, lelaki yang selalu ada di sisiku.


Bukan hal mudah untuk kita bersatu, jatuh bangunnya penuh liku. Tak banyak orang mengerti, pun mereka tak perlu tahu, karena seluruh cerita milikku dan juga milikmu. Dari semua itu satu yang ku tahu, janjimu teguh tak akan pernah meninggalkanku. Janji yang kau ucap bukan padaku, tapi pada-Nya Sang Pemilik Waktu. Begitu pula janjiku padamu, sesulit apapun itu.


Hai kamu, lelaki belahan jiwa. 


Setelah ini masih akan ada banyak cerita, masih akan ada banyak suka dan duka. Hidup mungkin memang tidak pernah mudah, tapi ku tahu kita akan melalui bersama. Jadi sebelumnya, biarkanku ucap maaf bila nantinya ada saat di mana aku menjelma menjadi sosok yang berbeda. Maaf, bila aku tak sengaja menggores luka. Lalu, biarkan pula aku terima kasih. Terima kasih telah hadir dalam hidupku, menggenapiku dengan caramu.

Terima kasih untuk akan selalu bertahan denganku. Terima kasih untuk memegang teguh janjimu. Sebab, hidup kadang se-sederhana itu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat segala macam teh yang tak bisa lagi meneguk kopi.

Editor

Not that millennial in digital era.

CLOSE