Jangan Koar-koar dan Sok Jadi SJW Anti-Bullying Kalau Masih Ikut-ikutan Bully Lagu Kekeyi. Malu!

Warganet bully lagu Kekeyi

Kekeyi.. oh.. Kekeyi..

Advertisement

Rahmawati Kekeyi Putri Cantika atau yang lebih akrab dikenal Kekeyi ini nggak henti-hentinya mencuri perhatian publik. Dikenal karena bikin video tutorial makeup pakai balon berisi air, Kekeyi sukses bikin warganet tergelitik sekaligus iba. Video viral pertamanya itu bahkan sampai bikin Kekeyi diajak banyak seleb ternama buat kolaborasi bikin konten, mulai Tasya Farasya sampai Nagita Slavina!

Nggak berhenti sampai disitu, Kekeyi kembali berhasil membuat dirinya ‘stand out‘ dengan drama percintaannya sama cowok bernama Rio. Entah cuma setingan atau emang beneran saling jatuh cinta, tapi yang jelas kisah uwu mereka bikin publik nano-nano, ada yang ketawa, heran, kesel, sampai marah-marah. Setelah kisah cintanya agak meredup, –mungkin karena publik juga lebih banyak menaruh perhatian ke wabah Covid-19 ini– Kekeyi muncul lagi tapi dengan sebuah prestasi(?). Cewek imut 25 tahun itu baru aja merilis lagu berjudul “Keke Bukan Boneka”. Video klip sederhananya di YouTube mampu mendulang pageview hingga 14 juta hanya dalam waktu seminggu! Saat artikel ini ditulis, video Kekeyi masih jadi trending nomor 1 di YouTube Indonesia, mengalahkan duet kombo Lady Gaga dan Blackpink yang juga rilis baru-baru ini! Wow~

Dan seperti “episode-episode” Kekeyi sebelumnya, lagu barunya ini pun juga mengundang cacian dan hinaan warganet yang kalau dipikir-pikir, duh, jahat banget. Saya pribadi pun sebenarnya sependapat kalau kelakuan Kekeyi ini aneh dan cringe abis. Tapi bukan berarti itu bisa jadi alasan kita seenak jidat ngata-ngatain Kekeyi. Ya walaupun mungkin Kekeyi bodo amat, tapi asli, bacain komentar di video klip YouTube-nya aja bikin elus dada.

Advertisement

Memangnya apa sih salah Kekeyi sampai dia pantas dapet cacian dan hinaan yang sebegitu parahnya??

Apa salah Kekeyi? via surabaya.tribunnews.com

Kekeyi is just being Kekeyi. And that’s ok.

Iya, Kekeyi cuma berusaha jadi Kekeyi, yang unik, out of the box, kocak, —you name it. Nggak ada yang salah dengan menjadi diri sendiri, bukannya itu yang selalu lantang disuarakan saat ada kampanye soal self love? Kalau semua orang berhak jadi diri sendiri, harusnya hal yang sama juga berlaku buat Kekeyi. Toh, apa yang ia lakukan selama ini nggak merugikan orang lain, nggak menghilangkan nyawa, merugikan finansial, atau menyakiti hati kita. Atau jangan-jangan ada di antara kalian yang merasa sakit hati sama kelakuan Kekeyi yang guling-guling cuma gara-gara minta pentol? Atau jadi demam berhari-hari dan miskin mendadak setelah nonton mukbang pentolnya di YouTube? Nggak, kan?

Membenci Kekeyi nggak membuat kita otomatis jadi lebih baik dari dia. Malah mereka yang mencaci maki Kekeyi itu sebenarnya udah “kalah” duluan

Please stop bully Kekeyi via wowkeren.com

Di saat kita sibuk merangkai kalimat hinaan dan cacian buat ditulis di kolom komentar konten Kekeyi, bisa jadi si Kekeyi sendiri lagi gegoleran di rumah sambil makan pentol, atau lagi merawat ayam-ayamnya dengan riangnya, atau nonton TV sama kedua orangtuanya. Yang jelas, semua hinaan dan cacian warganet itu nggak mampu menghalangi rupiah yang terus bergulir dari video klipnya yang bertahan jadi trending YouTube karena dilihat jutaan orang. Malah capek lo ngata-ngatain orang tuh, jadi berasa vibe-nya negatif terus nggak sih…

Advertisement

Kalau memang nggak suka sama konten Kekeyi atau kelakuannya yang absurd itu, ya udah, cukup dengan nggak follow, nggak nonton videonya, dan tutup telinga sama semua tentangnya. Nggak perlu mencaci-maki

Tinggal nggak follow atau nonton videonya aja~ via www.kompas.com

Sebenarnya lucu aja gitu liat fenomena Kekeyi ini, yang kalau dipikir-pikir 11-12 lah sama fenomena Mimi Peri. Orang yang nonton atau mampir di akun medsos mereka ya cuma buat menyumbang hinaan. Istilahnya love to hate. Padahal dengan kita berkunjung ke IG dan nonton video-video YouTube-nya, sama aja kita menambah engagement, yang dengan kata lain bikin mereka justru diuntungkan secara materi. Kalau udah begini, branding dan marketing mereka justru berhasil dong? Bukannya engagement adalah salah satu tolak ukur keberhasilan proses pemasaran ya? Anak marketing atau periklanan mestinya tahu sih..

Gitu deh, sebenarnya gemes juga sih sama Kekeyi 😀 tapi kasihan juga lihat dia jadi bahan bercandaa dan hinaan di mana-mana. Kayak nggak ada yang bener gitu di mata netizen. Terus jadi mikir, gimana coba rasanya kalau kita jadi Kekeyi, di-bully satu Indonesia. Kalau saya sih, jujur, nggak bakal kuat 😀

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

An amateur writer.

Editor

An amateur writer.

CLOSE