6 Kalimat yang Sering Didengar Orang Belum Nikah Tapi ‘Udah Waktunya’ Plus Trik Halus Menjawabnya

nyinyir belum nikah

Menjadi orang yang belum menikah ketika usia sudah pertengahan menuju akhir 20an merupakan sebuah ujian, bukan karena kondisi belum menikah itu sendiri namun justru pertanyaan yang konstan diajukan oleh orang-orang di sekitar. Mungkin kita biasa saja tapi justru mereka yang rewel entah bertujuan meledek atau sebagai cara menunjukkan basa-basi. Awalnya mungkin kamu familiar dengan pertanyaan sederhana tersusun dari dua kata “Kapan nikah?” Kini pertanyaan tersebut berevolusi jadi makin bervariasi.

Advertisement

Beberapa orang mungkin bisa cuek saja dalam menanggapinya, namun banyak juga tipe orang yang perasa. Nah, beberapa pertanyaan berikut ini jadi yang paling sering diajukan ke seseorang yang belum menikah dan kadang bikin overthinking. Simak yuk apa saja dan bagaimana cara menanggapinya!

1. Kita mulai dari pertanyaan yang paling umum ditanyakan dan masih seringkali bikin kita bingung menjawabnya

Kapan ya?/ Credit: Kyle Broad on Unsplash via unsplash.com

Kapan nikah?

Pertanyaan ini sering muncul ketika kita bertemu dengan saudara atau teman sebagai kalimat untuk basa-basi dan akan berubah jadi “Kapan nyusul?” jika bertemu di sebuah acara kondangan. Padahal kita juga belum mendapatkan spoiler kapan hal itu terjadi.

Advertisement

2. Menjadi sosok yang pemilih itu nggak apa-apa, namanya juga mencari jodoh yang akan ditemui sehari-hari untuk selamanya

Pemilih/ Credit: Priscilla Du Preez on Freepik via unsplash.com

Kamu sih terlalu pemilih, makanya nggak nikah-nikah.

Kamu mungkin akan sering mendengarkan kalimat ini baik karena jomlo menaun atau justru berkali-kali putus dengan alasan tidak cocok. Memilih yang terbaik boleh saja kok dilakukan, wong nyari skincare saja harus cocok biar nggak break out apalagi urusan jodoh. Akan tetapi, tak bisa asal memilih dengan standar yang tinggi kita juga tetap harus memperbaiki diri supaya dapat meraih jodoh pilihan tersebut.

3. Banyak orang yang mengira bahwa menikah adalah sebuah tujuan akhir dari definisi kehidupan yang sempurna, padahal kan tujuan orang berbeda-beda

Advertisement

Apa yang dikejar?/ Credit: saaedd mhmdi on Unsplash via unsplash.com

Memangnya apa lagi sih yang dikejar?

Mereka akan menanyakan pertanyaan ini ketika sudah melihatmu bekerja dengan gaji yang cukup, tidak punya tanggungan, dan terlihat santai menjalani hidup. Padahal menikah bukan tujuan ‘akhir’ dari semua orang. Kenyataannya banyak mimpi yang harus direlakan ketika sudah menikah walau beberapa orang tetap bisa meraihnya.

4. Bukannya mendukung, banyak juga yang malah menakut-nakutimu bahwa semakin tua kamu bisa semakin nggak laku

Hadeh/ Credit: Joshua Rawson on Unsplash via unsplash.com

Cowok itu nyari yang lebih muda, makin tua kamu makin nggak laku lo.

Selain diterima oleh para perempuan, para laki-laki juga mungkin sering ditakut-takuti dengan embel-embel makin tua makin tidak laku. Padahal jika value yang kamu miliki juga ikut naik sepanjang usia, kamu bisa kok tetap mendapatkan jodohmu jika sudah tepat pada waktunya.

5. Orang-orang juga mungkin melihatmu seolah hanya mengejar karier tanpa memikirkan jodoh, padahal tak perlu disuruh kita sudah memikirkannya

Sampai overthinking/ Credit: Kinga Cichewics on Unsplash via unsplash.com

Boleh sih mengejar karier tapi jodoh jangan lupa dipikirin lo.

Tak perlu diberi tahu mungkin kamu sudah memiliki target sendiri dan cara untuk meraihnya satu demi satu. Malahan ucapan tersebut bisa bikin overthinking terhadap rencanamu.

6. Membanding-bandingkan merupakan sebuah cara instan untuk bikin orang jadi kesal, termasuk membandingkan ‘pencapaian’

Pusing/ Credit: Nic Suliahin on Unsplash via unsplash.com

Si A seumuran kamu kan? Lihat deh, dia udah punya anak tuh.

Lagi-lagi setiap orang punya masanya sendiri, apa yang dilalui setiap orang hingga yang mendasari dalam membuat keputusan akan membawa ke jalan yang berbeda sehingga tak perlu terbawa ikut membanding-bandingkan diri dengan yang lain.

Apapun intensinya, kalimat-kalimat tersebut memang terdengar menyebalkan namun jika ingin menjawabnya tetap dengan kalem dan elegan kamu bisa mengatakan “Doakan saja,” atau menjelaskan kondisimu dan apa yang ingin kamu raih dalam waktu dekat jika yang menanyai adalah orang yang cukup dekat. Menanggapi sambil balas bercanda juga bisa jadi trik halus supaya kamu nggak malah jadi gontok-gontokan sama yang nanya. Kita emang nggak akan bisa mengontrol mulut orang, tapi kita punya power mengendalikan reaksi kita.

Yang paling penting jangan malah ikut memikirkan apa yang dikatakan orang-orang tersebut dan menganggap rendah value yang dimiliki hanya karena belum menikah. Ingat, setiap orang itu ada masanya sendiri-sendiri! 🙂

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Editor

An avid reader and bookshop lover.

CLOSE